keluarga. Sehingga total biaya pada usahaternak sapi perah tipe I untuk setiap satuan ternak sebesar Rp 1 371 625 per bulan.
Tabel 17 Rata-rata Biaya Usahaternak Sapi Perah Tipe I RpbulanST
Sumber : Data Primer diolah 2014
Berbeda dengan biaya usahaternak sapi perah tipe I, komponen biaya input terbesar pada usahaternak sapi perah tipe II adalah biaya tenaga kerja dalam
keluarga yaitu Rp 642 782 atau sebesar 46.81. Nilai biaya tenaga kerja yang besar tidak sebanding dengan jumlah sapi yang dimiliki oleh peternak. Rata-rata
jumlah sapi perah yang dimiliki peternak terbilang sedikit, sedangkan berdasarkan nilai HKP yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah satuan ternak yang dapat
tertangani seharusnya lebih banyak daripada jumlah satuan ternak sapi perah yang dimiliki oleh peternak saat ini. Dengan demikian terdapat ketidakefisienan tenaga
kerja karena terdapat HKP yang tidak termanfaatkan. Biaya input produksi terbesar selanjutnya adalah biaya pakan yaitu sebesar Rp 642 782 per bulan untuk
setiap satuan ternak atau 45.14.
Komponen Penggunaan
Harga Nilai
Persentase
A. Biaya Tunai
Konsentrat KgST 176.27
2 000 352 540
25,70 Ampas singkong
KgST 209.96
540 113 378
8.27
Ampas tahu KgST 163.71
580 94 952
6.92
Pakan hijauan 37 263
37 263 2.72
Penerangan kandang 9 516
9 516 0.69
Air 18 871
18 871 1.38
Sub total 626 520
45.68 Biaya Non Tunai
Tenaga kerja
dalam
keluarga HKPST
a.
Laki-laki
11.04 35 000
386 400 28.17
b.
Perempuan
8.09 25 000
202 250 14.75
Biaya Penyusutan Kandang
52 876 52 876
3.83 Instalasi biogas
33 333 33 333
2.43
Peralatan 60 246
60 246 4.39
Iuran anggota 10 000
10 000 0.73
Sub total 745 105
54.32 Total
1 371 625 100
Tabel 18 Rata-rata Biaya Usahaternak Sapi Perah Tipe II RpbulanST
Komponen Penggunaan
Harga Nilai Persentase
A. Biaya Tunai
Konsentrat KgST
184.10 2 000
368 200 25.86
Ampas singkong 252.79
540 136 507
9.59
Ampas tahu 209.26
580 121 371
8.52
Pakan hijauan 16 704
16 704 1.17
Penerangan kandang
5 741 5 741
0.40
Air 9 630
9 630 0.68
Sub total 658 152
46.23 B.
Biaya Non Tunai
Tenaga kerja dalam keluarga
HKPST
c.
Laki-laki
12.40 35 000
433 929 30.48
d.
Perempuan
9.30 25 000
232 462 16.33
Biaya Penyusutan Kandang
41 852 2.94
Peralatan 47 339
3.32 Iuran anggota
10 000 0.70
Sub total 765 582
53.77 Total
1 423 734 100
Sumber : Data Primer diolah 2014
6.1.3 Analisis pendapatan usahaternak sapi perah tipe I dan II
Menurut Soekartawi et.al 1986, pendapatan usahatani dibagi menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Berdasarkan hasil
perhitungan, dalam semua komponen pendapatan, baik pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total, nilai yang dihasilkan pada usahaternak
sapi perah tipe I lebih besar dibandingkan usahaternak sapi perah tipe II, salah satu alasannya karena terdapat nilai penghematan energi pada penerimaan
usahaternak sapi perah tipe I, sehingga meningkatkan pendapatan peternak yang memanfaatkan limbah ternak sapi perahnya untuk dijadikan biogas. Nilai
pendapatan yang diperoleh merupakan nilai rata-rata yang diperoleh petani selama satu bulan. Di bawah ini merupakan tabel pendapatan usahaternak sapi perah tipe
I dan II serta selisih yang dihasilkan diantara kedua usahaternak tersebut.
Tabel 19 Analisis Pendapatan Usahaternak Sapi Perah RpbulanST
No Komponen Usahaternak sapi perah
tipe I Usahaternak sapi
perah tipe II 1
Penerimaan 1 716 781
1 622 617 2
Biaya Tunai 626 520
658 152 3
Biaya Non Tunai 745 105
765 582 4
Total Biaya 1 371 625
1 423 734 5
Pendapatan Atas Biaya Tunai 1 090 261
964 465 6
Pendapatan Atas Biaya Total 345 156
198 883
Sumber : Data Primer diolah 2014
Penelitian mengenai pendapatan usahaternak sapi perah dengan pemanfaatan biogas juga dilakukan oleh Hermawati 2012 di Desa
Haurngombong, Kecamatan
Pamulihan, Kabupaten
Sumedang. Pada
penelitiannya, Hermawati membedakan jenis usahaternak menjadi usahaternak sapi perah biogas dan non biogas Hasil analisis terhadap komponen penerimaan
pada kedua usahaternak di Desa Haurngombong menunjukkan hasil yang sama dengan kegiatan usahaternak yang dijalankan oleh peternak di Kampung Areng,
bahwa penerimaan usahaternak biogas lebih besar dibandingkan non biogas. Hermawati 2012 dalam penelitiannya membedakan jenis usahaternak menjadi
usahaternak sapi perah biogas dan non biogas. Rata-rata penerimaan tunai pada usahaternak biogas di Desa Haurngombong sebesar Rp 1 675 570 per bulan, atau
sebesar 83.73 dari total penerimaan usahaternak sapi perah, dan sisanya yaitu 16.27 atau sebesar Rp 325 561 per bulan dihasilkan dari penerimaan non tunai,
sehingga rata-rata penerimaan total usahaternak sapi biogas sebesar Rp 2 001 131
per bulan. Pada usahaternak non biogas, penerimaan tunai yang diperoleh sebesar Rp 1 391 280 per bulan atau menyumbang sebesar 88 dari total penerimaan,
sedangkan penerimaan non tunainya sebesar Rp 185 610 per bulan yang setara dengan 11.77, sehingga total penerimaan usahaternak non biogas sebesar Rp 1
576 890 per bulan. Perbandingan penerimaan usahaternak biogas dan non biogas dapat
dihitung dari selisih penerimaan yang diperoleh. Apabila dilihat dari nilai persentasenya selisih rata-rata yang paling tinggi terdapat pada penerimaan non
tunai yaitu 42.95, dimana penerimaan non tunai pada usahaternak biogas
hampir dua kali lipat lebih besar dibandingkan usahaternak non biogas.
Tabel 20 Selisih Penerimaan Usahaternak per Bulan di Desa Haurngombong
Keterangan Usahaternak
biogas Rpbulan
Usahateernak Non Biogas
Rpbulan Selisih
Rpbulan Persentase
Penerimaan Tunai 1 675 570
1 391 280 284 290
16.97 Penerimaan Non Tunai
325 561 185 610
139 951 42.99
Total Penerimaan 2 001 131
1 576 890 424 241
21.20
Sumber : Hermawati 2012
Komposisi biaya tunai yang dikeluarkan peternak di Desa Haurngombong, baik biogas maupun non biogas lebih tinggi dibandingkan biaya non tunainya
dikarenakan besarnya ongkos tenaga kerja. Berdasarkan nilai total penerimaan, total biaya produksi, dan keuntungan, maka diperoleh selisih pendapatan atas
biaya tunai usahaternak biogas dan non biogas di Desa Haurngombong sebesar Rp 143 191 per bulan.
Tabel 21 Analisis Ekonomi Pendapatan Usahaternak di Desa Haurngombong
Keterangan Peternak Sapi
Perah Biogas Peternak Sapi Perah
Non Biogas Selisih
Penerimaan 2 001 131
1 576 890 424 241
Biaya Tunai 709 757
640 552 69 206
Biaya Non Tunai 981 700
769 856 211 844
Total Biaya 1 691 457
1 410 407 281 050
Pendapatan atas Biaya Tunai
1 291 134 936 339
355 036 Pendapatan atas Biaya
Total 309 674
166 483 143 191
Sumber : Hermawati 2012
6.1.4 Analisis RC rasio usahaternak sapi perah tipe I dan II di Kampung
Areng
Salah satu metode untuk menentukan keberhasilan suatu usaha adalah menggunakan analisis RC rasio. Analisis ini menggunakan komponen
penerimaan dan biaya untuk melihat tingkat efisiensi suatu usaha. Analisis RC rasio dibagi menjadi analisis RC rasio atas biaya tunai dan biaya total. Komponen
analisis RC rasio pada usaha peternakan di antaranya total penerimaan usahaternak sapi perah yang dihasilkan dari penjumlahan penerimaan tunai dan
non tunai, total biaya tunai, total biaya non tunai, dan total biaya usahaternak sapi perah secara keseluruhan. Nilai RC rasio pada usahaternak sapi perah tipe I dan II
dapat dilihat pada Tabel 22.