Analisis RC rasio usahaternak sapi perah tipe I dan II di Kampung

Sumber energi yang digunakan oleh responden untuk memasak di antaranya kayu bakar, minyak tanah, dan gas elpiji. Seluruh peternak pengguna biogas menggunakan gas yang dihasilkan dari pengolahan kotoran ternak untuk keperluan memasak. Berdasarkan data yang diperoleh, sekitar 77 peternak biogas masih menggunakan gas elpiji untuk memasak, namun gas elpiji tersebut hanya dijadikan cadangan jika gas yang dihasilkan dari biogas habis ketika malam hari. Selain itu, gas elpiji yang digunakan hanya sebagai tambahan jika responden mengadakan syukuran yang membutuhkan gas lebih banyak untuk memasak. Meskipun masih ada peternak biogas yang menggunakan gas elpiji untuk keperluan memasak sehari-hari, namun penggunaannya tidak sebanyak ketika belum menggunakan biogas. Jika sebelum ada biogas, responden pengguna biogas menghabiskan 2 hingga 4 tabung gas elpiji untuk satu bulan, sedangkan saat ini setelah adanya biogas penggunaan gas elpiji berkurang menjadi setengahnya menjadi 1 hingga 2 tabung per bulann, bahkan ada yang sama sekali tidak menggunakan gas elpiji karena sudah tercukupi dari biogas. Untuk kebutuhan penerangan, seluruh peternak baik peternak biogas maupun non biogas masih menggunakan listrik dari PLN karena pemanfaatan biogas menjadi energi listrik masih sangat terbatas. Tabel 23 Penggunaan Sumber Energi Peternak Responden Jenis Energi Peternak Tipe I Peternak Tipe II Total Biogas 31 31 Gas elpiji 24 24 48 Kayu bakar 3 2 5 Minyak tanah 4 4 Listrik PLN 31 27 58 Sumber : Data Primer diolah 2014 Adanya pemanfaatan biogas untuk kebutuhan memasak telah berdampak pada pengurangan konsumsi energi yang bersumber dari gas elpiji, kayu bakar, dan minyak tanah pada responden yang menjalankan usahaternak sapi perah tipe I. Perubahan jumlah konsumsi energi responden dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Perubahan Jumlah Konsumsi Energi Responden Peternak Di kampung Areng Sumber Energi Peternak Tipe I Peternak Tipe II Sebelum Sesudah Gas elpiji tabung 2.36 1.21 2.63 Kayu bakar pikul 4.31 2 7.78 Minyak tanah liter 2 12 Sumber : Data Primer diolah 2014 Berdasarkan tabel di atas, jumlah penggunaan energi untuk masing-masing sumber energi pada peternak yang menjalankan usahaternak sapi perah tipe I mengalami penurunan. Rata-rata pengurangan penggunaan gas elpiji pada peternak yang menjalankan usahaternak sapi perah tipe I sebesar dua kali lipat dari penggunaan awal, begitu pun dengan penggunaan kayu bakar. Dapat dilihat pada tabel di atas, jika dihitung berdasarkan selisih penggunaan sebelum dan sesudah penggunaan biogas, rata-rata penghematan penggunaan kayu bakar per bulan sebanyak 2.31 pikul. Satuan yang dipakai untuk kayu bakar adalah pikul karena peternak mencari sendiri kayu bakar di hutan dan membawanya ke rumah dengan cara dipikul. Pada usahaternak sapi perah tipe II penggunaan gas elpiji dua kali lipat lebih banyak dibandingkan usahaternak sapi perah tipe I. Untuk penggunaan minyak tanah, pada peternak tipe I sudah tidak ada yang menggunakan minyak tanah sebagai sumber energi untuk memasak, namun pada peternak tipe II masih ada peternak yang menggunakannya namun dengan jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan selain karena harga minyak tanah yang tinggi dan penggunaannya yang lebih boros dibandingkan gas elpiji, juga karena sulitnya mendapatkan minyak tanah akibat program konversi minyak ke gas yang diberlakukan pemerintah. Mayoritas peternak baik yang manjalankan usahaternak sapi perah tipe I maupun tipe II menggunakan kayu bakar untuk memasak air untuk mandi sapi, dan hanya beberapa peternak saja yang menggunakan kayu bakar untuk memasak. Jumlah penggunaan kayu bakar pada usahaternak sapi perah tipe II hampir empat kali lipat lebih banyak dibandingkan usahaternak sapi perah tipe I. Secara umum penggunaan energi pada usahaternak sapi perah tipe II lebih besar dibandingkan usahaternak sapi perah tipe I, hal ini dikarenakan pada usahaternak sapi perah tipe II tidak ada penghematan dari penggunaan biogas. Harga konversi