Pemanfaatan Limbah Peternakan untuk Biogas

serasah sisa panen, kotoran ternak, dan sisa sayuran. Proses pembuatan pupuk organik juga sangat sederhana karena bahan bakunya diperoleh secara mudah dan murah. Adanya aktivitas mikroorganisme dan terbentuknya asam organik pada proses dekomposisi menyebabkan daya larut unsur N, P, K, dan Ca menjadi lebih tinggi sehingga memengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman Simamora et.al 2006. Menurut Bintoro 2008 terdapat banyak manfaat yang dihasilkan dari penggunaan pupuk organik di antaranya: a. Menyediakan unsur hara bagi tanaman baik unsur hara makro maupun mikro. b. Menggemburkan tanah. c. Memperbaiki struktur dan tekstur tanah. d. Meningkatkan porositas dan aerasi tanah. e. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan. f. Meningkatkan daya simpan air water holding capacity. g. Meningkatkan kapasitas tukar kation. h. Mengurangi pemakaian pupuk anorganik. i. Memperbaiki kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman.

2.5 Pemanfaatan Biogas

Mulyono 2007 menjelaskan bahwa teknologi biogas memiliki hal yang menarik untuk diaplikasikan, yaitu : a Sebagai sumber bahan bakar yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. b Sebagai sarana penanganan limbah untuk mengatasi masalah pencemaran, sehingga dapat membantu terciptanya sanitasi lingkungan yang sehat. c Menghasilkan pupuk dari sludge yang dihasilkan. d Menghasilkan makanan ternak dari residu yang dihasilkan dalam sistem biogas. Mulyono 2007 juga menambahkan bahwa sistem biogas yang dipadukan dengan sistem produksi lain seperti pupuk, kolam algae atau ikan, peternakan, pertanian, yang merupakan suatu siklus biologi atau daur hayati akan bermanfaat secara nyata, misalnya mengurangi ketergantungan kebutuhan energi, melestarikan sumberdaya energi yang ada maupun mengurangi kerusakan lingkungan. Pemanfaatan bahan-bahan ini masih terbuka, misalnya sludge dari sistem biogas kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bio fertilizer. Hal ini didasarkan atas hasil penelitian bahwa dalam sludge ini ditemukan vitamin B 12 yang cukup banyak, mencapai 3.000 mikro gram vitamin B 12 per kg sludge kering. Sebagai perbandingan, tepung ikan dalam ransum makanan ternak hanya mengandung 200 mikro gram per kg dan tepung tulang sekitar 100 mikro gram per kg. Kenyataan ini membuka peluang kemungkinan pemanfaatan sludge dalam sistem biogas menjadi makanan ternak. Singh 2003 menjelaskan bahwa penggunaan biogas berkorelasi positif terhadap kesejaheraan pengguna biogas itu sendiri. Hasil penelitiannya yang dilakukan di Wilayah Perbukitan Nepal menunjukkan bahwa teknologi biogas yang dihasilkan dari limbah kotoran ternak memberikan manfaat bagi penggunanya, di antaranya : 1. Membantu menghemat waktu pengumpulan kayu bakar dan memasak. Penghematan waktu tersebut digunakan untuk aktivitas pertanian, aktivitas yang meningkatkan pendapatan, dan aktivitas rumah tangga lainnya. 2. Mengurangi konsumsi kayu bakar dan menurunkan pembakaran biomassa yang dapat digunakan dalam pertanian untuk lebih meningkatkan hasil panen dan pendapatan. 3. Memperbaiki tingkat kesehatan individu, rumah tangga, dan komunitas. 4. Berkontribusi dalam penghematan biaya pembelian sabun. 5. Mampu mengurangi penggunaan kayu bakar yang mendorong terjadinya deforestasi hutan dan kerusakan alam. 6. Menyediakan energi ramah lingkungan yang pada akhirnya mengarah pada kesejahteraan masyarakat pedesaan. Hubungan antara teknologi biogas dan kesejahteraan penggunanya terangkum dalam Gambar 1.