Lama usahaternak Karakteristik Responden

plastik, namun tidak berkembang dikarenakan daya tahannya yang rendah dan cepat rusak sehingga masyarakat tidak tertarik untuk menggunakannya. Pada tahun 2009, Hivos dan SNV Stichting Nederlandse Vrijwilligers yang merintis Program Biogas Rumah BIRU bekerja sama dengan KPSBU menawarkan kredit instalasi biogas dengan reaktor jenis kubah fixed dome berukuran 6 m 3 dengan harga Rp 6 200 000. Harga instalasi biogas tersebut mendapatkan subsidi sebesar Rp 2 000 000 sehingga biaya yang dibayar peternak sebesar Rp 4 200 000. Hivos Humanist Institute for Cooperation in full atau dalam Bahasa Belanda : Humanistisch Instituut voor Ontwikkelingssamenwerking adalah organisasi Belanda untuk pembangunan. Hivos memberikan dukungan finansial kepada organisasi di Afrika, Amerika Latin dan Asia, memberikan advokasi dan mendukung berbagi pengetahuan khususnya di bidang perubahan sosial, aktivisme digital dan inovasi pedesaan. Pada akhir tahun 2011, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan bantuan instalasi biogas berukuran 4 m 3 dengan jenis reaktor yang sama. Pemanfaatan biogas di Kampung Areng pada umumnya hanya digunakan untuk gas kompor, sedangkan ampasnya digunakan untuk pupuk organik dan media cacing tanah. Pupuk organik yang sudah dikeringkan dapat digunakan sendiri oleh peternak untuk memupuk kebun rumput dan lahan pertaniannya atau dijual kepada pengumpul atau petani lain dengan harga Rp 8 000 per karung. Ampas biogas juga dapat dijadikan pupuk dengan media cacing tanah. Harga jual pupuk dengan media ini dijual dengan harga yang lebih tinggi yaitu Rp 15 000 per karung, karena teksturnya yang lebih halus dibandingkan pupuk organik biasa. Sampai saat ini, hampir semua responden hanya memanfaatkan biogas untuk gas kompor, sedangkan pemanfaatan biogas untuk penerangan masih sangat sedikit dan belum meluas. Berdasarkan hasil wawancara dan survei langsung kepada responden, hanya 2 orang yang menggunakan biogas sebagai penerangan itupun sebagai penerangan cadangan apabila mati lampu dan belum bisa menggantikan listrik dari PLN.

5.5 Proses Pembuatan Biogas

Bangunan utama dari instalasi biogas adalah digester yang berfungsi untuk menampung gas metana hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan. Lahan yang diperlukan untuk membangun unit instalasi biogas sekitar 16 m 2 . Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa paralon. Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan ke dalam digester. Disamping digester harus dibangun juga penampung sludge lumpur dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Menurut Hermawati 2012, satu unit instalasi biogas terdiri dari tiga bagian, yaitu tabung penampung bahan baku inlet, tabungreaktor digester, dan tabung penampung limbah biogas outlet. Tabung digester merupakan bagian paling utama karena merupakan tempat terjadinya proses fermentasi bakteri anaerob yang kedap udara. Ketiga bagian tersebut dihubungkan dan ditempatkan pada posisi tertentu dimana posisi inlet lebih tinggi dibanding posisi digester dan posisi outlet lebih rendah dari digester untuk mempermudah pengeluaran limbah biogas, sehingga menjadi satu rangkaian atau satu unit instalasi biogas. Tahapan proses produksi biogas meliputi: 1. Tahap penampungan, pengenceran, pengadukan dan pemasukan bahan baku. Bahan baku kotoran ternak dimasukkan ke dalam inlet kemudian diencerkan dengan menambahkan air hingga perbandingan antara bahan padat dan cair 1:1. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan bahan baku ke dalam digester. Alirkan lumpur ke dalam digester melalui lubang pemasukan. Selanjutnya lumpur tersebut diaduk hingga merata homogen serta menyingkirkan bahan-bahan yang diperkirakan mengganggu proses seperti kayu, batu, logam, dan lain-lain, kemudian bahan tersebut dimasukan ke dalam tabung digester. 2. Tahap pemrosesan, pengambilan dan pemanfaatan biogas. Pada pengisian pertama, kran gas yang ada di atas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada di dalam digester terdesak keluar. Udara yang pertama kali terbentuk harus dibuang karena mengandung udara yang jika