digunakan. Penggunaan asumsi ini memiliki ketidakpastian yang sudah diminimalkan berdasarkan nilai aktual yang terjadi dilapangan. Untuk menguji
sensitivitas proyek terhadap peruba han asumsi pendapatan dan biaya operasional, digunakan 2 pola usaha, yaitu:
1. Pola 1 Usaha mengalami peningkatan biaya produksi yang dalam penelitian ini biaya tersebut adalah harga pakan ikan hias yaitu cacing sutera, sedangkan
biaya dan komponen lain te tap. 2. Pola 2 Terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak BBM. Biaya BBM
disini digunakan sebagai operasional kegiatan pengiriman barang, pada kondisi ini diasumsikan komponen lainnya termasuk pendapatan adalah tetap.
4.5 Konsep Pengukuran dan Asumsi-asumsi Dasar
1 Umur proyek ditentukan sepuluh tahun berdasarkan umur ekonomis yang paling lama yaitu akuarium dan kolam.
2 Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama yaitu tahun ke-1 2008, karena dalam hal ini perusahaan ingin m endapatkan
keuntungan dua kali lipat dari sebelumnya. Operasional perusahaan dimulai bersamaan dengan proyek investasi.
3 Nilai penerimaan penjualan diasumsikan mengalami pertumbuhan sebesar 10 setiap tahunnya berdasarkan target perusahaan, dimulai pad a tahun
ke-1 sampai tahun ke-4. Pada tahun ke-5 sampai tahun ke-6 terjadi kenaikan sebesar 20 per tahun, sedangkan pada tahun ke -7 sampai akhir
proyek seluruh potensi pengembangan proyek sudah terpakai sehingga nilai penerimaan menjadi konstan.
4 Harga yang digunakan diasumsikan konstan. Harga yang digunakan dalam penelitian adalah harga yang berlaku pada bulan Agustus 2008, baik harga
input maupun harga output dari kegiatan usaha pada masing -masing skenario.
5 Tingkat suku bunga diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga BRI sebesar 14 persen pada bulan Agustus 2008.
6 Sumber modal investasi berasal dari milik pribadi dan pinjaman dari bank. Kredit investasi yang diberikan sebesar Rp 258.000.000,00 dengan
angsuran pinjaman selama lima tahun, sementara itu kredit modal kerja yang diberikan sebesar Rp 50.000.000,00 dengan angsuran pinjaman
selama tiga tahun. Modal yang berasal dari milik pribadi sebesar Rp 111.000.000,00
7 Penerimaan yang diperoleh berasal dari hasil penjualan ikan hias, nilai sisa, dan penambahan investasi.
8 Biaya total adalah semua biaya yang digunakan untuk menghasilkan produksi yang termasuk biaya tetap dan biaya variabel serta dinyatakan
dalam satuan rupiah. 9 Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabe l. Biaya tetap
dan biaya variable dikeluarkan pada tahun ke -1, dimana dimulai kegiatan produksi.
10 Nillai sisa merupakan nilai dari barang yang tidak habis dipakai selama usaha berjalan dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
11 Pendapatan usaha merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya selama periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan rupiah.
12 Cashflow adalah arus manfaat tambahan yang diperoleh selama proyek atau usaha berjalan dengan mengurangi bia ya-biaya tambahan ke dalam
total penerimaan tambahan pada setiap tahun proyek. Tambahan ini berupa perbedaan antara kegiatan pada saat ada proyek dengan kegiatan pada saat
tanpa proyek dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 13 Analisis kelayakan investasi me rupakan analisis terhadap kegiatan usaha
dengan memperhitungkan biaya dan manfaat dalam suatu usaha dengan alat ukur yang digunakan adalah Net Present Value NPV, Net Benefit
Cost Ratio Net BC, dan Internal Rate of Return IRR.
14 Analisis sensitivitas bertujuan untuk meneliti kembali suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi akibat perubahan
harga, baik harga input maupun harga output.
V. ASPEK KELAYAKAN NON FINANSIAL
5.1 Gambaran Umum Perusahaan
Budi Fish Farm adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang usaha perikanan air tawar sebagai pemasok supplier ikan hias air tawar. Perusahaan ini
beralamat di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Lokasi tersebut telah memenuhi kelayakan untuk persyaratan tempat usaha, yaitu
ketersediaan air yang cukup, keamanan lingkungan, suasana sekitar yang tenang, dekat dengan petani ikan hias . Perusahaan ini berdiri pada bulan Maret 2004 oleh
seorang bapak yang bernama Ir. Budi Widiyanto dengan meng gunakan modal sendiri. Pemilik modal yang dalam hal ini adalah pak Budi bertindak sebagai
manajer perusahaan yang ikut serta secara langsung dalam proses kegiatan usaha . Sejak awal berdiri hingga saat ini, Budi Fish Farm banyak mengalami
peningkatan usaha. Hal ini didukung dengan pengalaman yang dimiliki oleh manajer dan karyawan sehingga manjadikan usaha ini berkembang dan memiliki
pelanggan yang cukup banyak. Pengalaman ini terutama berkaiatan dengan permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan usah a, seperti kematian ikan,
keseragaman ukuran, ketepatan jumlah, dan yang paling penting adalah kualitas ikan hias. Perusahaan memberikan penanganan yang sangat besar di dalam
fasilitasnya terhadap jenis -jenis komoditi yang diperdagangkan untuk memnuhi keinginan konsumen, sehingga presentase kematian dalam perjalanan manjadi
kecil serta ketepatan jumlah dan ukuran ikan dalam pengiriman dengan kualitas yang baik.