Perlakuan Debranching dan Siklus Autoclaving-cooling Zhao dan Kombinasi Perlakuan Hidrolisis Asam, Debranching, dan Siklus

51

3.3.3.2. Perlakuan Hidrolisis Asam dan Siklus Autoclaving-cooling Apari-

cio-Saguilan et al. 2005 Proses modifikasi pati garut dengan perlakuan hidrolisis asam dan siklus autoclaving-cooling dilakukan berdasarkan kondisi terpilih dari tahap 3.3.2. Sam- pel hasil modifikasi dikeringkan dengan menggunakan pengering beku freeze dryer selama 48 jam, digiling dengan menggunakan mortar dan diayak. Sampel kemudian dikemas dan disimpan dalam freezer -18 o C hingga digunakan. Pati garut hasil modifikasi dengan perlakuan hidrolisis asam secara lambat dan siklus autoclaving-cooling kemudian dianalisis sama dengan analisis sampel pati garut yang diberi perlakuan siklus autoclaving-cooling pada tahap 3.3.3.1.

3.3.3.3. Perlakuan Debranching dan Siklus Autoclaving-cooling Zhao dan

Lin 2009 Pati garut sebanyak 20,0 g dibuat menjadi suspensi pati garut 20 bv dan diberi perlakuan pemanasan awal pada suhu terpilih dari tahap 3.3.2.1a. Pasta pati kemudian dipanaskan pada suhu tinggi dengan otoklaf pada kondisi terpilih pada tahap 3.3.2.1b. Setelah didinginkan selama satu jam pada suhu ruang, pasta pati disimpan di dalam refrigerator 4 o C selama 24 jam. Pasta pati yang telah mengalami modifikasi satu siklus ini kemudian dipanaskan kembali hingga suhu 50 o C. Pasta pati garut yang telah mengalami perlakuan autoclaving-cooling seba- nyak satu siklus kemudian dihidrolisis oleh enzim pullulanase dengan dua konsen- trasi yang terpilih pada tahap 3.3.2.3b. Sampel kemudian diinkubasi pada suhu 50 o C dan pH 5,2 dan digoyang pada kecepatan 160 rpm. Untuk menghentikan reaksi enzimatis ini, inaktivasi enzim dilakukan dengan cara memanaskan pasta pati terhidrolisis di dalam otoklaf pada kondisi terpilih pada tahap 3.3.2.1b. Sampel dari perlakuan tersebut kemudian dianalisis sama seperti analisis sampel pati garut yang diberi perlakuan siklus autoclaving-cooling pada tahap 3.3.3.1. 52

3.3.3.4. Kombinasi Perlakuan Hidrolisis Asam, Debranching, dan Siklus

Autoclaving-cooling Lehmann et al. 2003 Pati garut dimodifikasi dengan perlakuan hidrolisis asam, debranching dan siklus autoclaving-cooling dengan kondisi yang terpilih dari tahap 3.3.2. Pati yang telah diberi perlakuan di atas dianalisis sama seperti analisis sampel yang diberi perlakuan siklus autoclaving-cooling pada tahap 3.3.3.1. 3.3.3.5.Analisis Statistika Uji beda nyata pada taraf kepercayaan 95 atau α=0,05 digunakan untuk menentukan pengaruh perlakuan pada penelitian tahap III terhadap parameter uji yang relevan. Analisis statistika dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Uji korelasi dilakukan antar parameter yang relevan pada tingkat kepercayaan 95.

3.4. Prosedur Analisis

3.4.1. Analisis Proksimat

3.4.1.1. Kadar Air 925.10 AOAC 1998

Kadar air sampel pati garut dianalisis dengan menggunakan metode gravi- metri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 130+3°C selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Cawan yang sudah kering ditimbang sebelum digunakan. Sekitar 2,0 g sampel pati garut ditim- bang ke dalam cawan tersebut, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 130°C selama 1 jam, didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai beratnya konstan. Kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut persamaan 1: Kadar air bb = a – b - c x 100 1 a dengan: a = bobot sampel awal g; b = bobot sampel dan cawan setelah dike- ringkan g; c = bobot cawan kosong g

3.4.1.2. Kadar Abu 923.03 AOAC 1998

Kadar abu pati garut dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan porselin kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven bersuhu 105°C selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator. Cawan porselin kering tersebut ditimbang dan dicatat bobotnya sebelum digunakan. Sebanyak 3,0-5,0 g sampel