Kadar Air 925.10 AOAC 1998 Kadar Abu 923.03 AOAC 1998 Kadar Lemak SNI 01-2891-1992

52

3.3.3.4. Kombinasi Perlakuan Hidrolisis Asam, Debranching, dan Siklus

Autoclaving-cooling Lehmann et al. 2003 Pati garut dimodifikasi dengan perlakuan hidrolisis asam, debranching dan siklus autoclaving-cooling dengan kondisi yang terpilih dari tahap 3.3.2. Pati yang telah diberi perlakuan di atas dianalisis sama seperti analisis sampel yang diberi perlakuan siklus autoclaving-cooling pada tahap 3.3.3.1. 3.3.3.5.Analisis Statistika Uji beda nyata pada taraf kepercayaan 95 atau α=0,05 digunakan untuk menentukan pengaruh perlakuan pada penelitian tahap III terhadap parameter uji yang relevan. Analisis statistika dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Uji korelasi dilakukan antar parameter yang relevan pada tingkat kepercayaan 95.

3.4. Prosedur Analisis

3.4.1. Analisis Proksimat

3.4.1.1. Kadar Air 925.10 AOAC 1998

Kadar air sampel pati garut dianalisis dengan menggunakan metode gravi- metri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu 130+3°C selama 15 menit, kemudian didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Cawan yang sudah kering ditimbang sebelum digunakan. Sekitar 2,0 g sampel pati garut ditim- bang ke dalam cawan tersebut, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 130°C selama 1 jam, didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai beratnya konstan. Kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut persamaan 1: Kadar air bb = a – b - c x 100 1 a dengan: a = bobot sampel awal g; b = bobot sampel dan cawan setelah dike- ringkan g; c = bobot cawan kosong g

3.4.1.2. Kadar Abu 923.03 AOAC 1998

Kadar abu pati garut dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan porselin kosong dan tutupnya dikeringkan dalam oven bersuhu 105°C selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator. Cawan porselin kering tersebut ditimbang dan dicatat bobotnya sebelum digunakan. Sebanyak 3,0-5,0 g sampel 53 pati garut ditimbang di dalam cawan porselen tersebut dan dimasukkan dalam tanur listrik bersuhu 550°C sampai pengabuan sempurna. Setelah pengabuan selesai, cawan contoh didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Penim- bangan diulangi kembali hingga diperoleh bobot tetap. Perhitungan kadar abu dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut persamaan 2 dan 3: Kadar abu bb = b x 100 2 a Kadar abu bk = Kadar abu bb x 100 3 100 – kadar air dengan: a = bobot sampel awal g; b= bobot abu g

3.4.1.3. Kadar Lemak SNI 01-2891-1992

Kadar lemak pati garut dianalisis dengan menggunakan soxhlet. Labu lemak dikeringkan di dalam oven 105°C selama 15 menit, didinginkan di dalam desi- kator dan ditimbang sebelum digunakan. Sebanyak 1-2,0 g sampel pati garut dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring yang dialasi dengan kapas. Selongsong kertas yang berisi sampel disumbat dengan kapas, kemudian dike- ringkan dalam oven pada suhu tidak lebih dari 80°C selama ± 1 jam. Selongsong kertas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alat soxhlet yang telah dihu- bungkan dengan labu lemak. Lemak dalam sampel diekstraksi dengan heksana selama ± 6 jam. Heksana disuling sehingga diperoleh ekstrak lemak. Ekstrak lemak di dalam labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven 105°C selama 12 jam, kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang beratnya. Penge- ringan diulangi sampai diperoleh bobot tetap. Kadar lemak dihitung dalam basis basah bb dan basis kering bk dengan menggunakan rumus sebagai berikut persamaan 4 dan 5: Kadar lemak bb = a – b x 100 4 c Kadar lemak bk = Kadar lemak bb x 100 5 100 – kadar air 54 dengan: a = bobot labu lemak setelah proses ekstraksi g; b = bobot labu lemak sebelum proses ekstraksi g; dan c = bobot sampel g

3.4.1.4. Kadar Protein 960.52 AOAC 1998