63
3.4.9.1. Distribusi Amilosa dan Amilopektin Sunarti et al. 2001; Ozturk et al.
2009
Analisis distribusi amilosa dan amilopektin dilakukan dengan menggunakan Gel Permeation Chromatography
GPC. Analisis mencakup tahapan persiapan sampel dan injeksi sampel ke dalam GPC.
Persiapan Sampel
Tahapan persiapan sampel bertujuan menghilangkan lemak dalam sampel
pati garut. Sebanyak 2,0 g sampel disuspensikan ke dalam 40 mL dimetil sulfok-
sida DMSO dan disimpan pada penangas bergoyang pada suhu 37
o
C selama 12 jam. Suspensi sampel kemudian dituangkan sedikit demi sedikit ke dalam 100,0
mL etanol dan disimpan pada suhu 4
o
C selama selama 12 jam. Sampel disaring dengan menggunakan 3G-4 glass-filter dan dicuci 4 kali dengan etanol. Sampel
kemudian dikeringkan di dalam desikator.
Injeksi Sampel ke Dalam GPC
Sampel pati garut yang sudah dihilangkan lemaknya 40,0 mg ditimbang dan ditambahkan 20,0 mL akuades dalam tabung sentrifus 15 mL, sehingga diper-
oleh konsentrasi suspensi pati 2,0 mgmL. Tabung sentrifus berisi sampel tersebut kemudian ditutup dengan aluminium foil dan dipanaskan di dalam otoklaf pada
suhu 105
o
C selama 1 jam. Larutan pati diaduk dengan vorteks, lalu disentrifusi pada 1.000g selama 10 menit pada suhu 4
o
C. Supernatan yang diperoleh kemu- dian dianalisis total karbohidratnya
dengan metode fenol-sulfat Dubois et al. 1956 sebelum diinjeksikan dalam kolom GPC. Total karbohidrat yang diinjeksi-
kan ke dalam kolom memiliki konsentrasi antara 4-6 mg per 10 mL. Fase gerak yang digunakan adalah 50 mM NaCl. Kondisi yang digunakan dalam analisis
GPC adalah sebagai berikut. Gel
: Toyopearl HW-65S Tosoh Co, Japan Ukuran sampel : 2,6 cm ID x 100 cm
Eluen : NaCl 50 mM
Laju alir : 60 mljam
Volumetabung : 10,0 ml Volume injeksi : 10,0 ml
64 Sampel pada setiap nomor fraksi dari hasil pemisahan GPC ditampung dan
dianalisis kadar total karbohidratnya dengan menggunakan metode fenol-sulfat Dubois et al. 1956. Persentase nisbah karbohidrat ditentukan dari kadar total
karbohidrat setiap nomor fraksi dibagi dengan total jumlah karbohidrat seluruh nomor fraksi. Selanjutnya dibuat plot hubungan antara nomor fraksi pada sumbu
x dan persen nisbah karbohidrat pada sumbu y. Kurva GPC dikelompokkan menjadi dua 2 kelompok fraksi I dan II. Fraksi I merupakan penjumlahan dari
nomor fraksi 1-30 dan fraksi II dari nomor fraksi 31-48. Masing-masing fraksi I dan II ditentukan persentasenya dengan menghitung jumlah total karbohidrat di
masing-masing fraksi dengan total karbohidrat seluruh fraksi. Persentase pening- katan fraksi II
dihitung dari sebagai selisih persentase fraksi II dari pati modifikasi dengan fraksi II dari pati alami dibagi dengan fraksi II pati alami.
3.4.9.2. Distribusi Panjang Rantai Amilopektin Srichuwong et al. 2005a