Kadar Gula Pereduksi Takeda et al. 1993

57 gelombang 625 nm. Persamaan dan kurva standar dibuat sebagai hubungan antara kadar amilosa sumbu x dan absorbansi sumbu y. Analisis Sampel Sebanyak 100,0 mg sampel pati garut dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudian ditambahkan 1,0 mL etanol 95 dan 9,0 mL larutan NaOH 1 N. Labu takar ini lalu dipanaskan dalam penangas air pada suhu 95 ºC selama 10 menit. Setelah didinginkan, larutan gel pati ditambahkan air destilata sampai tanda tera dan dihomogenkan. Dari labu takar ini dipipet 5,0 mL larutan gel pati dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 mL. Ke dalam labu takar tersebut kemudian ditambahkan 1,0 mL larutan asam asetat 1 N dan 2,0 mL larutan iod, lalu ditam- bah akuades hingga tanda tera. Larutan sampel ini dibiarkan selama 20 menit pada suhu ruang sebelum diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 625 nm. Kadar amilosa dalam persen ditentukan dengan menggunakan persamaan kurva standar larutan amilosa.

3.4.4. Kadar Gula Pereduksi Takeda et al. 1993

Kadar gula pereduksi sampel dianalisis dengan metode Park-Johnson yang terdiri atas tahapan pembuatan kurva standar gkukosa, persiapan sampel, dan analisis sampel sebagai berikut. Pembuatan Kurva Standar Larutan Glukosa Sebanyak 1,0 mL larutan glukosa murni yang masing-masing mengandung 0,0; 2,0; 4,0; 6,0; 8,0; dan 10,0 µg glukosa dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 0,5 mL bufer sodium karbonat-sodium hidrogen karbonat dan 0,5 mL larutan potasium ferisianida. Sampel dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit kemudian didinginkan dalam air mengalir selama 10 menit. Selanjutnya 5,0 mL larutan ferri-amonium sulfat ditambahkan ke dalam sampel, kemudian dia- duk dengan menggunakan vorteks. Sampel diinkubasi pada suhu ruang selama 20 menit. Sampel diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer UV- Vis pada panjang gelombang 715 nm. Persamaan dan kurva standar larutan glu- kosa dibuat sebagai hubungan antara konsentrasi larutan glukosa pada sumbu x dan absorbansi pada sumbu y. 58 Persiapan Sampel Sebanyak 1,0 g pati dimasukkan secara perlahan ke dalam 100,0 mL etanol 95 dan dihomogenkan dengan menggunakan pengaduk magnetik. Suspensi pati tersebut kemudian disaring menggunakan kertas saring. Kertas yang berisi residu pati didiamkan semalam di dalam desikator. Setelah kering, pati yang terdapat dalam kertas saring diambil, lalu dihaluskan dengan mortar. Sebanyak 40,0 mg pati yang telah dihaluskan ditambahkan dengan 20,0 mL akuades, kemudian dipanaskan dalam otoklaf 105 o C selama 1 jam. Setelah pemanasan selesai, pasta pati didinginkan pada suhu kamar dan dilakukan 40 kali pengenceran sebelum digunakan. Analisis Sampel Sebanyak 1,0 mL larutan pati dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 0,5 mL bufer sodium karbonat-sodium hidrogen karbonat dan 0,5 mL larutan kalium ferisianida. Larutan dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit kemudian didinginkan dalam air mengalir selama 10 menit. Sebanyak 2,5 mL larutan feri- amonium sulfat ditambahkan ke dalam larutan sampel kemudian diaduk dengan vorteks. Larutan sampel tersebut lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 20 menit dan diukur nilai absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 715 nm. Gula pereduksi dalam persen ditentukan dengan mengguna- kan persamaan kurva standar larutan glukosa.

3.4.5. Kadar Pati Resisten Goñi et al. 1996