58
Persiapan Sampel
Sebanyak 1,0 g pati dimasukkan secara perlahan ke dalam 100,0 mL etanol 95 dan dihomogenkan dengan menggunakan pengaduk magnetik. Suspensi pati
tersebut kemudian disaring menggunakan kertas saring. Kertas yang berisi residu pati didiamkan semalam di dalam desikator. Setelah kering, pati yang terdapat
dalam kertas saring diambil, lalu dihaluskan dengan mortar. Sebanyak 40,0 mg pati yang telah dihaluskan ditambahkan dengan 20,0 mL akuades, kemudian
dipanaskan dalam otoklaf 105
o
C selama 1 jam. Setelah pemanasan selesai, pasta pati didinginkan pada suhu kamar dan dilakukan 40 kali pengenceran sebelum
digunakan.
Analisis Sampel
Sebanyak 1,0 mL larutan pati dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 0,5 mL bufer sodium karbonat-sodium hidrogen karbonat dan 0,5 mL larutan kalium
ferisianida. Larutan dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit kemudian didinginkan dalam air mengalir selama 10 menit. Sebanyak 2,5 mL larutan feri-
amonium sulfat ditambahkan ke dalam larutan sampel kemudian diaduk dengan vorteks. Larutan sampel tersebut lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 20 menit
dan diukur nilai absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 715 nm. Gula pereduksi dalam persen ditentukan dengan mengguna-
kan persamaan kurva standar larutan glukosa.
3.4.5. Kadar Pati Resisten Goñi et al. 1996
Kadar pati resisten sampel dianalisis dengan metode spektroskopi yang mencakup tahapan pembuatan kurva standar glukosa dan analisis sampel sebagai
berikut.
Pembuatan Kurva Standar Glukosa
Kurva standar glukosa ditentukan dengan menggunakan kit glukosa. Larutan glukosa standar dengan konsentrasi 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 mgmL
disiapkan. Sebanyak 10 μL dari masing-masing larutan glukosa standar tersebut
ditambahkan kit bufer sebanyak 500 μL dan 500 μL akuades. Sampel diinkubasi
dahulu pada suhu 37
o
C selama 5 menit sebelum diukur nilai absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 525 nm.
59
Analisis Sampel
Sebanyak 50,0 mg pati dimasukkan ke dalam tabung sentrifus, lalu ditam- bahkan 5,0 mL larutan bufer KCl-HCl pH 1,5 dan 0,1 mL pepsin 4000 U10 mL
bufer KCl-HCl. Setelah diaduk dengan menggunakan vorteks, sampel diinkubasi pada suhu 40
o
C selama 60 menit pada penangas bergoyang. Sampel kemudian didinginkan pada suhu ruang.
Sebanyak 4,5 mL larutan bufer fosfat pH 6,9 dan 0,5 mL larutan porcine α-
amilase 15,2 mg α-amilase per mL bufer fosfat ditambahkan ke dalam sampel.
Sampel kemudian diaduk dengan vorteks dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 16 jam sambil terus digoyang. Setelah sampel disentrifus 15 menit, 3000 g,
bagian residu diambil dan dicuci dengan 10,0 mL akuades. Proses sentrifusi diu- lang lagi dengan cara yang sama seperti di atas dan residunya kembali diambil
dan dicuci. Ke dalam residu sampel di atas ditambahkan 3,0 mL akuades dan 1,5 mL
larutan KOH 4 M, lalu diaduk dengan menggunakan vorteks dan didiamkan selama 30 menit pada suhu ruang. Secara berturut-turut ke dalam sampel tersebut
ditambahkan 2,75 mL 2 M HCl dan 1,5 mL bufer sodium asetat pH 4,75, dan 40 µl enzim amiloglukosidase. Sebelum diinkubasi pada suhu 60
o
C selama 45 menit, sampel diaduk dengan menggunakan vorteks dalam penangas air bergoyang. Sam-
pel disentrifus 15 menit, 3000 g, kemudian bagian supernatan diambil dan dima- sukkan ke dalam labu takar. Bagian residu dicuci dengan 10 mL akua-des, lalu
disentrifus kembali. Bagian supernatan kemudian dicampurkan dengan supernatan sebelumnya. Sebanyak 25-1000,0 mL sampel diencerkan dengan akua-des ting-
kat pengenceran tergantung pada kandungan pati resisten dalam sampel. Kadar glukosa
mg yang terkandung di dalam sampel diukur dengan menggunakan kit glukosa. Kadar pati resisten bb dihitung dengan mengalikan kadar glukosa
dalam sampel dengan faktor 0,9.
3.4.6. Daya Cerna Pati in Vitro Anderson et al. 2002