2.4. Periklanan 2.4.1 Pengertian Periklanan
Kata iklan berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara
komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang
dibayar oleh sponsor tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau
menggiring orang untuk mengambil tindakan yang mneguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Sedangkan menurut Kasali 2007,
periklanan adalah bagian dari bauran pemasaran yang secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media.
2.4.2 Iklan yang Efektif
Shimp 2003 menyatakan bahwa iklan efektif apabila iklan tersebut mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
pengiklan. Menurut Schultz dan Tannenbaum dalam Shimp 2003, iklan yang efektif adalah iklan yang diciptakan untuk pelanggan
yang spesifik, memikirkan dan memahami kebutuhan pelanggan, menekankan pada tindakan spesifik yang harus diambil oelh
konsumen serta memahami bahwa orang-orang tidak membeli produk melainkan membeli keuntungan dari produk tersebut.
Selain itu, iklan yang efektif mendapat perhatian dan diingat serta membuat orang-orang bertindak melakukan pembelian. Dalam
konteks periklanan, iklan yang akan disampaikan sebaiknya diramu sedemikian rupa sehingga pesan yang akan disampaikan mudah
dicerna dan dimengerti oleh masyarakat serta mngandung informasi yang benar. Seandainya pesan suatu iklan dapat terpatri
secara mendalam dalam benak konsumen dan konsumen
mencermatinya dengan sudut pandang yang benar, maka hal itu berarti hasil kerja mekanisme pasar.
2.4.3 Tujuan Periklanan
Aspek terpenting dalam manajemen adalah menentukan tujuan objective. Tanpa tujuan yang baik, tidak mungkin
mengarahkan dan mengendalikan keputusan. Begitu juga dalam hal penetapan tujuan periklanan. Setiap perusahaa memiliki tujuan
yang berbeda-beda dalam aktivitas periklanannya. Secara umum tujuan periklanan mengacu pada keputusan perusahaan tentang
penetapan pasar sasaran, penentuan posisi pasar, dan marketing mix
. Menurut Kotler dalam Durianto, dkk. 2003, tujuan periklanan yang berkaitan dengan sasarannya dapat digolongkan
sebagai berikut : 1. Informing, iklan untuk memberi informasi kepada khalayak
tentang seluk beluk suatu produk. Pada umumnya iklan dengan cara ini dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal
peluncuran suatu jenis produk dengan tujuan membentuk permintaan awal. Dalam hal ini, kebutuhan suatu produk yang
sebelumnya tersembunyi atau masih berupa persepsi yang dapat diperjelas lewat iklan. Pada umumnya, iklan yang bersifa
informatif digunakan untuk merek yang siklus kehidupannya berada pada tahap perkenalan.
2. Persuading, iklan untuk membujuk dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya adalah membentuk permintaan selektif
merek tertentu. Dalam hal ini, perusahaan melakukan persuasi tidak langsung dengan memberikan informasi tentang
kelebihan produk dikemas sedemikian rupa sehingga menimbulkan perasaan yang menyenangkan yang akan
mengubah pemikiran orang untuk melakukan tindakan pembelian. Iklan yang baik tidak hanya mampu mendorong
atau mempengaruhi perilaku pembelian konsumen tetapi juga memfasilitasi proses pembelian.
Pada umumnya, iklan yang bersifat persuasive ini digunakan untuk merek yang siklus kehidupannya pada tahap pertumbuhan
growth stage. 3. Reminding, iklan untuk mengingatkan reminding, yaitu untuk
menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Iklan jenis sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk
iklan ini adalah penguat reinforcement advertising yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah
melakukan pilihan yang benar. Umumnya iklan jenis ini digunakan pada fase pendewasaan suatu merek.
4. Adding Value, iklan untuk memberikan nilai tambah terhadap penawaran- penawaran yang mereka lakukan.
2.4.4 Proses Manajemen Periklanan