kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dipercepat, suatu
kejadian dapat pula diperlambat pada saat manayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
Misalnya, proses tsunami atau reaksi kimia dapat diamati memalui kemampuan manipulatif dari
media. c
Ciri Distributif Memungkinkannya suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui
ruang dan
secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada
sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu merupakan
ciri distributif dari media. Distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas
pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga disebar ke seluruh penjuru
tempat yang diinginkan kapan saja. Sekali informasi direkam format media apa saja,
maka ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat
atau digunakan berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan
terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.
15
3 Fungsi Media Pembelajaran
Daryanto berpendapat, “media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima
siswa. Penyaluran
media secara
kreatif akan
memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat
15
Cecep Kusnadi dan Bambang Sujipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, hlm. 12-14
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
”.
16
Levied an Lentz mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
a Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi
pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka
sehingga mereka tidak memperhatikan. b
Fungsi Afektif Fungsi afektif media visual dapat dilihat dari tingkat
kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah social atau ras.
c Fungsi Kognitif
Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan- temuan penelitian
yang mengungkap
bahwa lambang
visual atau
gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar. d
Fungsi Kompensantoris Fungsi kompensantoris media pembelajaran terlihat
dari hasil
penelitian bahwa
media visual
16
Daryanto, Media pembelajaran, Bandung: Satu Nusa, 2011, hlm. 8
memberikan konteks
untuk memahami
teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah atau lambat menerima serta memahami
isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
17
Pada pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Informasi yang
terdapat dalam media harus melibatkan siswa agar proses pembelajaran berjalan baik. Media pembelajaran harus
memberikan pengalaman yang menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhan siswa, sehingga tujuan pembelajaran
dapat terlaksana dengan baik.
18
4 Manfaat Media Pembelajaran
Kemp dan Dyton dalam Cecep Kusnadi dan Bambang Sujipto mengemukakan beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas, atau sebagai
cara utama pembelajaran langsung, yaitu: penyampain pelajaran tidak kaku, pembelajaran bisa lebih menarik,
pembelajaran menjadi lebih intensif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima
dalam hal partisipasi siswa, maupun umpan balik dan penguatan, lama waktu pembelajaran yang digunakan
dapat dipersingkat, karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-
pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak,
17
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op.cit., hlm. 19-20
18
Ibid., hlm. 21
dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa lebih besar, hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan
gambar sebagai
media pembelajaran
dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan
cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas, pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja
diinginkan atau diperlukan, terutama jika media pembelajaran
dirancang untuk
penggunaan secara
individu, sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan dan
peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.
19
b. Media Tiga Dimensi
1 Pengertian Media Tiga Dimensi
Ryandra Ashar dalam skripsi Vivi Luthfiah berpedapat bahwa media tiga dimensi memiliki arti sebuah media
yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar dan
tinggitebal, kebanyakan merupakan obek sesunguhnya real object atau miniature suatu objek, bukan foto,
gambar atau lukisan. Beberapa contoh media tiga dimensi adalah model, prototype, bola, kotak, meja, kursi, mobil,
rumah, gunung dan alam sekitar.
20
Sejalan dengan itu, Daryanto mengemukakan bahwa media
tiga dimensi
adalah sekelompok
media pembelajaran yang penyajiannya secara visual tiga
dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli, baik hidup maupun benda mati dan dapat pula
berwujud mewakili benda aslinya. Benda asli yang berfungsi sebagai media pembelajaran dapat dibawa
19
Ibid.,
20
Vivi Luthfiah, op.cit, hlm. 19-20.
secara langsung ke dalam kelas atau siswa dapat belajar di luar kelas untuk melihat secara langsung dimana benda
asli itu berada. Jika benda aslinya tidak memungkinkan untuk dibwa ke kelas maka benda tiruannya pun dapat
berfungsi menjadi media pembelajaran yang efektif.
21
Media tiga dimensi dapat diproduksi dengan mudah, tergolong sederhana dalam penggunaanya dan
pemanfaatannya, hal tersebut karena tanpa harus memerlukan keahlain khusus, dapat dibuat oleh
guru, bahan mudah diperoleh dilingkungan sekitar. Menurut Moedjiono dalam Daryanto, media
sederhana tiga dimendi
memiliki kelebihan- kelebihan diantaranya memberikan pengalaman
secara langsung, menyajikan secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukan objek
secara utuh, baik kontruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara
jelas, dapat menunjukan alur suatu proses secara jelas. Namun demikian kelemahannya adalah tidak
bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang besar dan
perawatannya rumit.
22
Jadi dapat dikatakan bahwa media pembelajaran tiga dimensi dapat mempermudah guru dalam proses
pembelajaran dalam menyampaikan materi. Tidak hanya guru, siswa pun dapat dengan mudah memahami materi
pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran pun dapat terlaksana dengan baik.
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model atau boneka. Model adalah
tiruan dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil terlalu mahal,
terlalu jarang, terlalu ruwet untuk dibawa kedalam kelas dan untuk dipelajari siswa dalam wujud
aslinya. Sedangkan boneka merupakan jenis model
21
Daryanto, op.cit., hlm. 29
22
Ibid.,
yang dipergunakan
untuk memperlihatkan
permainan.
23
Amir Hamzah Sulaeman membagi media visual tiga dimensi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama
dan kelompok kedua. Kelompok pertama, terdiri dari benda asli, model, alat tiruan sederhana atau mock-up dan
barang contoh atau specimen dan kelompok kedua, yaitu diorama pameran dan bak pasir.
24
2 Jenis dan Karakteristik Media Tiga Dimensi
Setiap jenis media memiliki jenias dan karakteristik masing- masing, begitu juga dengan media tiga dimensi. Masing-masing
menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Nana Sudjana mengatakan media
tiga dimensi memiliki enam model, yakni model padat solid model, model penampang cutaway model, model susun
build-up model, model kerja working model, mock-up dan diorama.
25
3. Vulkanologi
a. Pengertian Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan
dalam kerak bumi. Kata vulkan berasal dari “vulcano”, suatu kawah gunung api di kepulauan Lipari di lepas pantai Italia.
Juga berkaitan dengan nama Dewa Api Bangsa Yunani “Vulcanus”.
b. Istilah-istilah Vulkanisme
1 Vulkanologi adalah ilmu kebumian yang mempelajari
gunung api.
23
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013, hlm. 156
24
Amir Hamzah Suleiman, Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan, Jakarta: PT. Gramedia, 1981, hlm. 134
25
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, op.cit., hlm. 156
2 Kawah adalah lubang pada tubuh gunung api sebagai
tempat keluarnya magma. Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak
maka akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang ada di Indonesia, antara lain:
Kawah Takubanperahu Jawa Barat, Kawah Gunung Tengger Jawa Tengah, dan Kaldera Gunung Batur
Bali. c.
Magma Magma adalah meteri kental yang terbentuk di dalam
kerak bumi atau di selimut batuan bagian atas. Merupakan persenyawaan yang sangat kompleks dari berbagai unsur,
terutama berupa Silikat, air, dan gas-gas.Mungkin seluruhnya berupa cair atau mungkin juga kental. Magma dapat dibedakan
berdasarkan perbedaan susunan mineral yang dikandung. Kandungan tersebut meliputi Magma Masam Asam dan
Magma Basa. Magma Masam Asam atau dikenal juga sebagai Magma Silika adalah magma yang banyak mengandung
mineral-mineral Silikat dan Feldspar, cukup banyak Natrium dan Kalium, kurang mineral Besi dan Magnesium. Umumnya
mineral-mineralnya kurang berat. Kandungan gasnya tinggi, dan lebih kental. Biasanya menghasilkan ledakan dahsyat kerena
tekanan gasnya besar. Magma tipe ini menghasilkan tipe gunung api komposit atau strato dan gunung api maar. Magma Basa,
magma tergolong Basa Mafic adalah magma yang banyak mengandung mineral-mineral Besi dan Magnesium serta
Kalsium, tetapi kurang mineral Silikat. Kandungan gasnya rendah dengan kekentalan rendah encer. Biasanya letusan dari
magma ini tidak begitu hebat, erupsinya bersifat effusif meleleh. Tipe gunung api yang dihasilkan oleh tipe Magma
Basaltik adalah tipe gunung api perisai.