memanfaatkan media yang tersedia dan terkesan monoton. Dalam proses pembelajaran yang lebih sering menggunakan metode ceramah yang mana
hanya guru yang aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa hanya mendengar dan melihat apa yang guru sampaikan. Bahkan ada pula siswa
yang faham materi hanya di kelas dan tidak mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran jika media yang digunakan tidak tepat maka akan menimbulkan hasil yang kurang baik. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut ada banyak cara yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran Geografi, guru
dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara fisik maupun mental
sehingga materi yang diajarkan oleh guru menjadi lebih konkrit. Ada banyak media yang dapat dilakukan dalam mendukung proses
pembelajaran, salah satunya yaitu media tiga dimensi yang dapat membantu pemahaman siswa terkait materi yang masih abstark. Karena media tiga
dimensi dapat menunjukan tampaknya suatu benda yang masih abstrak menjadi suatu benda yang bersifat konkrit. Dengan adanya latar belakang di
atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Media Pembelajaran Tiga Dimensi Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata
Pelajaran Geografi Pada Materi Vulkanologi”.
B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
diidentifikasikan masalahnya, yaitu :
1. Media yang digunakan kurang menarik bagi siswa.
2. Minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran rendah.
3. Hasil belajar pada pelajaran IPS Geografi masih tergolong rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas, agar penelitian ini lebih fokus dan
terarah, maka masalah penelitian dibatasi pada pembahasan tentang Pembelajaran Geografi yang tidak maksimal dengan fokus penelitian
pada siswa kelas X SMAN 1 Tarumajaya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media tiga dimensi terhadap hasil belajar Geografi.
Maka peneliti akan memberi perlakuan yang berbeda pada siswa yang diajarkan menggunakan media tiga dimensi dengan siswa yang
menggunakan media dua dimensi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan indetifikasi masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh penggunaan media
pembelajaran tiga dimensi terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada materi vulkanologi?
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengatahui pengaruh media pembelajaran tiga dimensi terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
geografi pada materi vulkanologi.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik kepada seluruh pihak yang terkait langsung kepada dunia pendidikan
terutama bagi pihak-pihak sebagai berikut: 1.
Peneliti, sebagai bahan rujukan peneliti selanjutnya. 2.
Guru, sebagai sumber informasi dalam pemilihan media yang tepat untuk pembelajaran.
3. Siswa, sebagai solusi motivasi dalam mengikuti pembelajaran di
sekolah. 4.
Sekolah, sebagai gagasan baru dalam upaya meningkatkan pembelajaran yang berkualitas.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Sardiman mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada manusia dari lahir
sampai ke liang lahat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkahlaku tersebut menyangkut perubahan
yang bersifat kognitif, psikomotorik dan afektif.
1
Sejalan dengan itu, Azhar Arsyad mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saj
a”.
2
Berdasarkan pengertian secara psikologis, Slameto berpendapat bahwa
“belajar merupakan sutau proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku ”.
3
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan Perubahan tingkah laku akibat
belajar dapat berupa perolehan perilaku yang baru atau perbaikan perilaku yang sudah ada. Perubahan tingkah laku
1
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm. 2
2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hlm. 1
3
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, hlm. 2
yang ditimbulkan oleh belajar dapat perilaku yang baik positif atau perilaku yang buruk negatif. Perubahan tinngkah laku
sebagai hasil belajar terjadi melalui usaha dengan mendengar, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan,
menghayati, meniru, melatih dan mencoba sendiri atau berarti dengan pengalaman atau latihan.
4
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan poroses perubahan tingkah laku baik yang
positif ataupun yang negatif selama semasa hidup dimana yang awalnya tidak tahu menjadi tahu dan yang tidak bisa menjadi
bisa. b.
Jenis-Jenis Belajar
Slameto membagi jenis-jenis belajar menjadi 11 sebelas, yaitu:
1. Belajar Bagian part learning, fractioned learning
Belajar bagian biasa dilakukan oleh seorang yang menghadapi materi belajar yang lebih luas atau ekstensif,
dalam hal ini dapat dikatakan bahwa individu memecah seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian satu sama
lain berdiri sendiri. 2.
Belajar dengan Wawasan learning by insight Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah satu
seseorang tokoh Psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu konsep, wawasan insight ini
merupakan pokok utama pembicaraan psikologi belajar dan proses berpikir. Menurut Gestalt, teori wawasan
merupakan proses mereorganisasi pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi tingkah laku yang ada
hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan. Sedangkan kaum neo-behaviorisme antara lain C.E.
4
H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Peedoman Ilmu Jaya: Jakarta, 2010, hlm. 55