Transportasi umum dapat berupa bus bertujuan di Terminal Baranangsiang, ojek, dan angkutan perkotaan Angkot 09 dari Sukasari, Angkot 03 dari bubulak,
Angkot 01 dari Ciawi, Angkot 06 dari Ciheuleut, dan Angkot 11 dari Pajajaran Indah, sedangkan transportasi pribadi dapat berupa mobil dan sepeda motor.
Letak kawasan yang strategis dan aksesibilitas menuju kawasan yang mudah ini merupakan potensi karena besarnya jumlah pengunjung yang datang
pada kawasan. Dengan demikian, peluang pengembangan kawasan sangat diperlukan untuk meningkatkan citra Kota Bogor mengingat banyaknya aktivitas
warga dalam kota dan dari luar kota.
4.1.2 Tata Guna Lahan
Tata guna lahan yang berada di Kompleks Masjid Raya Bogor sebagian besar merupakan perkerasan bangunan dan plaza serta sebagian kecil untuk lahan
terbuka hijau Gambar 4. Pemerintah Kota Bogor menetapkan kawasan di sekitar Kompleks Masjid Raya Bogor sebagai pusat pengembangan Islam di
wilayah kota Bogor. Dalam rencana pengembangan luas Kompleks Masjid Raya Bogor adalah
8.165 m
2
. Dengan total luas tanah bangunan dan plaza 3.427 m
2
termasuk Markaz Islam Bogor, luas area untuk penghijauan 1908,18 m
2
dan sisa luas tanah sebesar 2829,82 m
2
akan dibuat perkerasan untuk tempat parkir dan jalur aspal. Dengan kata lain, sebesar 76,6 persen dari seluruh luas Kompleks Masjid Raya
Bogor adalah perkerasan dan hanya ada 23,37 persen untuk lahan terbuka hijau. Tata guna lahan yang didominasi dengan perkerasan menyebabkan kawasan ini
terasa panas pada siang hari dan berkesan masif. Daerah pendukung kawasan ini, antara lain, adalah jalan raya dan pedestrian di sebelah barat dan utara, tetapi
penggunaannya tidak optimal karena sepanjang pedestrian pada kawasan sekitar Kompleks Masjid Raya Bogor dipenuhi oleh pedagang kaki lima. Pedagang
memanfaatkan pedestrian di kawasan sekitar Kompleks Masjid Raya Bogor dengan alasan lebih ramai pembeli.