Bangunan Masjid Utama Kondisi Fisik dan Land Use Kawasan Masjid Raya Bogor

sebaliknya. Solusinya adalah harus disediakan fasilitas lain yang mampu memecah distribusi kegiatan pengunjung di area ini, yaitu dengan memberikan fasilitas tempat duduk pada area plaza. Upaya ini diharapkan mampu mengakomodasi kegiatan pengunjung untuk menikmati pemandangan Gunung Salak sebagai bentuk rekreasi tanpa mengganggu sirkulasi manusia di area koridor. Kualitas visual yang buruk bad view pada tapak terlihat di bagian barat dan utara akibat adanya aktivitas pedagang kaki lima. Untuk mengatasi bad view di sebelah barat dan utara Kompleks Masjid Raya dinilai perlu adanya tindakan penertiban pedagang kaki lima di sepanjang pedestrian pada kawasan ini dan perlu merelokasi tempat penitipan gerobak ke tempat lain. Selain tindakan penertiban dan relokasi gerobak pedagang kaki lima, juga diperlukan penataan lanskap kompleks masjid dengan menempatkan tanaman dengan fungsi screening untuk menutup view di sebelah barat Kompleks Masjid Raya Bogor, terutama di lahan bagian barat plaza. Permasalahan bad view tidak hanya diakibatkan oleh aktivitas pedagang kaki lima, tetapi juga diakibatkan oleh penempatan fasilitas toilet yang tidak sesuai. Rencana Pemerintah Kota Bogor untuk menghilangkan toilet umum di daerah dekat welcome area adalah keputusan yang tepat dan perlu didukung.

4.2.5.2 Kualitas Udara

Tingginya tingkat polusi udara di lingkungan perkotaan terutama di pusat kota seperti daerah Baranangsiang, Kota Bogor, memerlukan adanya penataan dan rekayasa tapak yang sesuai untuk meminimalkan dampak negatif dari tingginya tingkat polusi tersebut. Solusi untuk permasalahan kualitas yang buruk di Kompleks Masjid Raya Bogor adalah dengan menempatkan vegetasi pada lanskapnya untuk menyerap CO 2 . Akan tetapi, kawasan ini tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk lahan terbuka hijau karena didominasi oleh perkerasan bangunan. Selain dengan memaksimalkan lahan terbuka hijau yang tersedia, kurangnya lahan terbuka hijau di kawasan ini dapat diatasi dengan penanaman pada atap bangunan green roof. Atap bertanaman dapat memperbaiki kualitas udara secara langsung dengan cara menyaring dan mengikat partikel debu yang berterbangan di udara dengan daun dan dahannya Feriadi dan Frick, 2008. Menurut US Environment Protection Agency 2006, 1 m 2 atap bertanaman rumput dapat mengikat 0,2 kg partikel udara per tahun. Berdasarkan penelitian di Frankfurt, Jerman, kawasan perkotaan yang tidak ditanami vegetasi mempunyai kadar polusi udara yang lebih tinggi, yaitu sekitar 10.000 sampai 20.000 partikel debu per liter udara, dibandingkan dengan kawasan yang mempunyai vegetasi, yaitu hanya 3.000 partikel debu per liter udara meskipun di wilayah yang sama.

4.2.5.3 Kualitas Suara

Kompleks Masjid Raya Bogor memiliki kualitas suara yang sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya suara bising dari mesin kendaraan dan suara klakson kendaraan yang setiap saat terdengar karena letak kompleks masjid berdekatan dengan jalan raya yang ramai. Guna mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan penanaman pohon yang mampu menyerap suara bising di sekitar kompleks masjid dan sepanjang jalur jalan raya pada kawasan ini. Upaya penanaman pohon untuk menyerap suara bising dirasakan masih belum cukup, mengingat tingginya aktivitas di Jalan Raya Pajajaran dan sedikitnya ruang yang tersedia di Kompleks Masjid Raya untuk lahan terbuka hijau. Atap bertanaman green roof adalah instrumen yang tepat untuk mengurangi kebisingan pada Kompleks Masjid Raya Bogor. Lapisan tanah cenderung untuk meredam frekuensi rendah, sedangkan vegetasi mampu meredam frekuensi yang tinggi. Walaupun demikian, kemampuan atap bertanaman meredam kebisingan sangat dipengaruhi oleh kebocoran suara melalui lubang atap seperti lubang skylight dan atrium.

4.2.5.4 Kualitas Keamanan

Kualitas keamanan di kawasan sekitar Kompleks Masjid Raya Bogor terutama di Jalan Raya Pajajaran dan pedestrian, dinilai masih rendah khususnya bagi pejalan kaki. Solusi bagi rendahnya kualitas keamanan di jalan raya sekitar kawasan ini adalah dengan menempatkan jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki dan penempatan rambu lalu lintas. Adanya aktivitas pedagang kaki lima dan drainase terbuka di sepanjang pedestrian juga berakibat pada rendahnya tingkat keamanan tapak karena hanya menyisakan sedikit ruang bagi pejalan kaki. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasinya adalah dengan menertibkan pedagang kaki lima dan menutup permukaan saluran drainase tanpa menghilangkan fungsinya