4.2.4.8.2 Jalan Raya Pajajaran
Fungsi Jalan Raya Pajajaran sebagai jalan arteri dengan lalu lintas yang padat belum diimbangi dengan fasilitas yang memadai, terutama fasilitas
keamanan bagi pejalan kaki yang berlalu lalang menyeberang keluar masuk Kompleks Masjid Raya Bogor. Fasilitas zebra cross yang tersedia belum cukup
memberikan jaminan keamanan bagi penyeberang jalan karena posisi zebra cross tidak pada jarak pandang yang cukup bagi pengendara, ditambah pula dengan
tidak adanya rambu lalu-lintas sehingga dapat meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan.
Penempatan Zebra cross harus ditempatkan di lokasi dengan arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas, dan arus pejalan kaki yang relatif rendah agar tidak
mengganggu kenyamanan pengendara kendaraan bermotor. Alternatif lain untuk penyeberangan jalan adalah dengan menyediakan jembatan penyeberangan bagi
pejalan kaki karena lebih aman bagi pejalan kaki tersebut.
4.2.4.8.3 Markaz Islam Bogor
Kurang termanfaatkannya lahan di bagian samping dan belakang gedung ini dinilai perlu diatasi dengan penataan lanskapnya, terutama penempatan
vegetasi untuk mengisi kekosongan lahan. Penataan lanskap tersebut akan meningkatkan nilai estetika dan kenyamanan.
4.2.5 Kualitas Lingkungan
Kualitas lingkungan tapak yang tinggi dapat menjadi potensi untuk kegiatan pengunjung. Akan tetapi, beberapa kualitas lingkungan yang buruk perlu
dicarikan solusi dan alternatifnya untuk menunjang aktivitas pengunjung, terutama dalam beribadah dan rekreasi, agar identitas tapak tampak sebagai pusat
kegiatan keislaman di Kota Bogor.
4.2.5.1 Kualitas Visual
Koridor masjid memiliki potensi pemandangan yang baik good view. Pemandangan Gunung Salak jelas terlihat dari area ini sehingga berakibat pada
tingginya aktivitas pengujung. Namun, tingginya aktivitas pengunjung yang duduk-duduk dapat mengganggu fungsi awal dari koridor itu sendiri, yaitu sebagai
jalur sirkulasi manusia yang berlalu-lalang dari area ground floor ke masjid atau
sebaliknya. Solusinya adalah harus disediakan fasilitas lain yang mampu memecah distribusi kegiatan pengunjung di area ini, yaitu dengan memberikan
fasilitas tempat duduk pada area plaza. Upaya ini diharapkan mampu mengakomodasi kegiatan pengunjung untuk menikmati pemandangan Gunung
Salak sebagai bentuk rekreasi tanpa mengganggu sirkulasi manusia di area koridor.
Kualitas visual yang buruk bad view pada tapak terlihat di bagian barat dan utara akibat adanya aktivitas pedagang kaki lima. Untuk mengatasi bad view
di sebelah barat dan utara Kompleks Masjid Raya dinilai perlu adanya tindakan penertiban pedagang kaki lima di sepanjang pedestrian pada kawasan ini dan perlu
merelokasi tempat penitipan gerobak ke tempat lain. Selain tindakan penertiban dan relokasi gerobak pedagang kaki lima, juga diperlukan penataan lanskap
kompleks masjid dengan menempatkan tanaman dengan fungsi screening untuk menutup view di sebelah barat Kompleks Masjid Raya Bogor, terutama di lahan
bagian barat plaza. Permasalahan bad view tidak hanya diakibatkan oleh aktivitas pedagang
kaki lima, tetapi juga diakibatkan oleh penempatan fasilitas toilet yang tidak sesuai. Rencana Pemerintah Kota Bogor untuk menghilangkan toilet umum di
daerah dekat welcome area adalah keputusan yang tepat dan perlu didukung.
4.2.5.2 Kualitas Udara
Tingginya tingkat polusi udara di lingkungan perkotaan terutama di pusat kota seperti daerah Baranangsiang, Kota Bogor, memerlukan adanya penataan dan
rekayasa tapak yang sesuai untuk meminimalkan dampak negatif dari tingginya tingkat polusi tersebut.
Solusi untuk permasalahan kualitas yang buruk di Kompleks Masjid Raya Bogor adalah dengan menempatkan vegetasi pada lanskapnya untuk menyerap
CO
2
. Akan tetapi, kawasan ini tidak memiliki lahan yang cukup luas untuk lahan terbuka hijau karena didominasi oleh perkerasan bangunan.
Selain dengan memaksimalkan lahan terbuka hijau yang tersedia, kurangnya lahan terbuka hijau di kawasan ini dapat diatasi dengan penanaman
pada atap bangunan green roof. Atap bertanaman dapat memperbaiki kualitas udara secara langsung dengan cara menyaring dan mengikat partikel debu yang
berterbangan di udara dengan daun dan dahannya Feriadi dan Frick, 2008.