Konsep Irigasi Konsep Pedestrian Walk

Tabel 6 Pembagian Segmen yang Ingin Ditampilkan di Setiap Lokasi Segmen Lokasi Karakter Pengembangan A Bangunan Masjid Koridor Gedung BAZ Ruang pada atap tidak dimanfaatkan secara optimal, desain masjid tidak berkubah Ruang atap dimanfaatkan untuk atap bertanaman, menggunakan desain bangunan masjid berkubah, karakter bangunan Islam. B Plaza Sistem drainase kurang optimal Instalasi keramik plaza menggunakan sistem interlock VerciPave dan menambah saluran drainase C Bagian sebelah barat dan utara masjid Kurang terawat, penataan lanskap tidak teratur Sirkulasi keluar kendaraan dari ground floor, penggunaan vegetasi pengarah D Bagian timur masjid Penempatan fasilitas toilet yang kurang tepat Fasilitas tempat parkir mobil yang dilengkapi pohon peneduh E Area sebelah timur plaza Lahan terbuka hijau kurang tertata rapi Tanaman pengarah untuk sirkulasi kendaraan F Bagian selatan plaza, sekitar gedung Markaz Islam Bogor Lahan terbuka hijau kurang tertata rapi Lanskap yang nyaman, dan tertata G Pedestrian Penuh pedagang kaki lima PKL, sebagian paving rusak Pedestrian berkonsep grass floor, saluran drainase tertutup H Jalan Raya Pajajaran Ramai, fasilitas penyeberangan kurang memadai Fasilitas jembatan penyeberangan, penataan pohon yang ada saat ini

4.4.1 Rancangan Segmen A Bangunan Masjid, Koridor, dan Gedung BAZ

Dalam rencana rekonstruksi bangunan masjid yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bogor, bangunan masjid akan diubah dengan gaya arsitektur Islam dengan atap berkubah. Rancangan untuk bangunan masjid, koridor, dan gedung BAZ dalam skripsi ini hanya akan menambahkan fasilitas atap bertanaman untuk mengisi ruang atap yang tidak termanfaatkan. Atap bertanaman pada bangunan masjid, koridor, dan gedung BAZ dibuat dengan tujuan estetika dan fungsi ekoarsitektur. Teknik pembuatannya adalah dengan menambahkan dinding beton bertulang setinggi 60 cm dengan tebal 5 cm pada sisi depan dan belakang sehingga membentuk ruang berupa bak beton. Media tanam yang digunakan adalah campuran bahan organik humus dan kompos sebanyak 40 persen dari total volume media tanam dan pasir nonorganik sebanyak 60 persen dari total volume media tanam. Komposisi bahan organik dibuat lebih sedikit dengan pertimbangan bahan organik mudah menyusut karena proses pelapukannya lebih cepat. Bahan organik diperlukan karena kemampuannya menyerap air lebih baik dari bahan nonorganik. Pada bagian atas media tanam diberikan mulsa berupa jerami yang terpotong pendek. Pemulsaan bertujuan mengurangi panas berlebihan serta penguapan air dari media tanam, erosi, dan tumbuhnya ilalang. Selain itu, pembusukan mulsa dapat mengganti zat organik yang hilang dari media tanam. Pada lapisan bawah media tanam diletakkan geotextile fibre fabric sebagai saringan agar media tanam di atasnya tidak ikut turun bersama aliran air. Pada lapisan di bawah geotextile diletakkan lapisan penyaluran air dengan menggunakan VerciCell tipe 3050 berbahan polypropylene, penggunaan bahan ini dinilai lebih unggul jika dibandingkan dengan menggunakan batu kerikil yang biasa digunakan pada teknik konvensional. Keunggulannya, antara lain, sebagai berikut: 1 memiliki bobot yang ringan; 2 cepat mengalirkan air berlebih; 3 mampu mempertahankan kelembaban tanah saat kekurangan air; 4 mampu melindungi lapisan kedap air water proofing membrane; 5 mudah dalam pemasangannya karena berupa modul rakitan; 6 tidak mengalami pelapukan karena tahan terhadap sifat kimia tanah dan bakteri; 7 dapat berfungsi sebagai bantalan penahan beban dari beban di atasnya. Untuk menghindari kerusakan mekanis atap yang diakibatkan oleh rembesan air water absorption dari atap bertanaman, bagian atas atap beton perlu dilapisi oleh lapisan kedap air water proofing membrane. Lapisan kedap air tersebut berupa membran aspal elastomerbitumen dengan ketentuan minimal 3 kgm 2 . Segmen A membutuhkan soft dan hard material. Tabel 7 menyajikan bahan-bahan yang diperlukan, berikut jumlah dan spesifikasinya sesuai dengan soft dan hard material yang dibutuhkan oleh Segmen A. Tabel 7 Hard Material dan Soft Material Segmen A No. Jenis FasilitasNama Lokal DimensiNama Latin Jumlah Hard Material 1. Kubah masjid utama d = 17,5 m dan t = 11 m 1 buah 2. 3. Kubah masjid pendukung Bak beton untuk tanaman merambat dan semak p x l x t = 132 m x 0,55 m x 0,6 m 1 buah p x l x t = 12,0 m x 0,55 m x 0,6 m p x l x t = 4,0 m x 4,0 m x 0,5 m 1 buah 2 buah p x l x t = 48 m x 0,55 m x 0,6 m 1 buah p x l x t = 64 m x 0,55 m x 0,6 m 2 buah p x l x t = 9,8 m x 0,55 m x 0,6 m 4 buah 4. Bak beton untuk pohon p x l x t = 1 m x 1 m x 0,75 m 3 buah 5. Sekat beton kecil bentuk “L” p x l x t = 0,5 m x 0,175 m x 0,4 m 212 buah 6. Sekat beton besar bentuk “L” p x l x t = 0,5 m x 0,175 m x 0,6 m 212 buah 7. Pasir nonorganik - 100,45 m 2 8. Campuran humus dan kompos - 67 m 2 9. Geotextile fiber fabric - 749 m 2 10. VersiCell 3050 modules polypropilene - 749 m 2 11. Water proofing membrane - 749 m 2 12. Lampu sorot up light p x t = 0,31 m x 0,1 m 12 buah Soft Material 1. Akar dani Quisqualis indica 70 Pl 2. Thunbergia Thunbergia sp. 212 Pl 3. Kock’s Bauhinia Bouhinia kockkiana 212 Pl 4. Sambang darah Excoecaria cochinchinensis 70 Pl 5. Phoenix Phoenix robelinii 12 Phn 6. Rumput Axonopus compresus 600 m 2 Keterangan Phn : pohon l : lebar untuk hard material Pl : polibag t : tinggi untuk soft material p : panjang d : diameter

4.4.2 Rancangan Segmen B Plaza

Pemasangan paving di area ini dibuat berbeda, yaitu dengan tidak menyemen paving di atas beton, paving dipasang menggunakan modul VerciPave di atas permukaan beton yang telah dilapisi water proofing membrane Lampiran 23. Penggunaan modul VerciPave ini bertujuan menghindari genangan pada lantai plaza karena air yang jatuh pada lantai akan langsung turun ke saluran