Rancangan lanskap pada median jalan selebar 2 m tetap mempertahankan pohon yang kini ada, yaitu Gliricidia cepium dengan jarak tanam yang tepat, dan
menempatkan fasilitas
penerangan dengan
jarak yang
tepat dengan
mempertimbangkan radius penerangannya. Segmen H membutuhkan soft dan hard material. Tabel 14 menyajikan
bahan-bahan yang diperlukan, berikut jumlah dan spesifikasinya sesuai dengan soft dan hard material yang dibutuhkan oleh Segmen H.
Tabel 14 Hard Material dan Soft Material Segmen H
No. Jenis FasilitaNama Lokal
DimensiNama Latin Jumlah
Hard Material
1. Lampu jalan
p x l = 9 m x 4 m 11 buah
2. Jembatan penyeberangan
p x l = 21,5 m x 1,5 m 1 buah
Soft Material
1. Glirisidia
Glirisidia sepium 11 buah
Keterangan
Phn : pohon l : lebar
untuk hard material p : panjang
t : tinggi untuk soft material
4.4 .9 Detil Konstruksi
Detil konstruksi ini dicantumkan untuk mempermudah dalam pembuatan elemen lanskap yang telah dirancang. Detil konstruksi ini mencakup gambar
tampak depan, tampak atas, potongan, dimensi elemen lanskap, dan bahan yang digunakan. Elemen yang ditampilkan pada detil konstruksi adalah penanaman
pohon pada atap Lampiran 12, penanaman semak pada atap Lampiran 13,
penanaman semak pada atap koridor Lampiran 14, penanaman pohon, semak, dan groundcover Lampiran 15, penanaman rumput Lampiran 16, pedestrian
Lampiran 17, lampu taman, lampu jalan, lampu pathway Lampiran 18, lampu taman Lampiran 19, lampu jalan Lampiran 20, ruang pompa Lampiran 21,
signage Lampiran 22.
4.4.10 Perhitungan Kekuatan Konstruksi untuk Menahan Beban
Atap bertanaman atau roof garden dianalisis dengan cara membandingkan dimensi kolom beton minimum untuk menahan beban tambahan akibat
penempatan atap bertanaman dengan dimensi beton dalam perancangan. Perhitungan kelayakan beban pada bangunan masjid berdasarkan dimensi kolom
terdapat pada Lampiran 26.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Taman sebagai fasilitas pendukung pada Masjid Raya Bogor sangatlah diperlukan untuk menunjang kebutuhan kenyamanan pengunjung maupun untuk
menambah estetika masjid. Secara umum konsep ekoarsitektur dapat diterapkan pada Masjid Raya Bogor, hal ini ditunjang oleh luasnya permukaan atap beton
datar yang dapat dimanfaatkan sebagai atap bertanaman atau roof garden. Penerapan konsep ekoarsitektur berfungsi untuk meningkatkan kualitas
lingkungan, memperbaiki kualitas visual, meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna tapak, serta melindungi struktur bangunan dari kerusakan
mekanis akibat curah hujan yang tinggi di Kota Bogor.
Pada tapak ditemukan beberapa permasalahan, yaitu permasalahan visual yang rendah dan pelanggaran land use yang diakibatkan oleh pedagang kaki lima
di sepanjang pedestrian, penempatan fasilitas toilet umum di depan masjid, dan penempatan penitipan gerobak di sekitar lingkungan masjid. Selain itu, kondisi
penerangan malam yang rendah juga menjadi perhatian dalam perancangan untuk diperbaiki demi keamanan, kenyamanan, dan estetika tapak di waktu malam.
Kegiatan perancangan pada Kompleks Masjid Raya Bogor dilakukan dengan mengoptimalkan potensi-potensi tapak dan memperbaiki kualitas tapak yang
rendah.
5.2 Saran
Konsep ekoarsitektur direkomendasikan untuk diterapkan pada lanskap Masjid Raya Bogor pada tahap renovasi masjid yang akan dilaksanakan dalam
waktu dekat oleh Pemerintah Kota Bogor mengingat posisi masjid tersebut yang terletak di pusat Kota Bogor dengan kondisi tingkat polusi suara dan udara yang
tinggi. Kualitas penerangan perlu diperhatikan untuk keamanan, kenyamanan, dan estetika masjid. Dalam menetapkan kebijakan tata ruang, sebaiknya pemerintah
Kota Bogor lebih tegas terhadap pelanggaran ruang publik, terutama yang dilakukan oleh pedagang kaki lima di sepanjang jalur pedestrian di kawasan
sekitar Kompleks Masjid Raya Bogor.