Sumber Daya Modal Kondisi Infrastruktur

c. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal merupakan salah satu bagian terpenting dalam penguasaan komoditi televisi Indonesia. Secara umum, pembiayaan investasi dan modal tergantung kepada adanya kredit dan iklim usaha yang berlaku. Saat ini kondisi iklim investasi untuk industri televisi masih kurang mendukung karena investasi untuk industri televisi baru mencapai 500 juta US. Dalam jangka panjang diharapkan pemerintah dapat menarik para investor untuk menanamkan modal mereka untuk perkembangan industri televisi.

d. Kondisi Infrastruktur

Kondisi infrastruktur yang baik sangat diperlukan dalam rangka peningkatan sebuah industri dalam suatu negara. Infrastruktur yang dimaksud antara lain berupa jalan, pelabuhan, telekomunikasi, juga lapangan udara. Sarana dan prasarana tersebut merupakan syarat penting dalam pengembangan komoditi televisi Indonesia. Saat ini di Indonesia kondisi infrastrukturnya cukup mendukung perkembangan industri televisi. Dimana salah satunya telah beroperasinya jalan tol Cipularang ataupun jalan tol dalam kota lainnya yang dapat mempermudah akses antara pabrik televisi tersebut dengan pasar dalam pendistribusian televisi.

2. Kondisi Permintaan

Kondisi permintaan dalam negeri merupakan faktor penentu daya saing industri nasional, terutama mutu permintaan domestik. Mutu permintaan domestik merupakan sarana pembelajaran perusahaan-perusahaan untuk bersaing di pasar global. Tabel 5.4. Perkembangan Konsumsi Televisi Indonesia Periode 1997-2008 milyar rupiah Tahun Nilai Konsumsi Tahun Nilai Konsumsi 1996 789 2002 1.709 1997 647 2004 3.461 1998 229 2005 4.289 1999 3.648 2006 3.667 2000 1.589 2007 4.423 2001 1.604 2008 2.270 Sumber : BPS, 2009 Pada saat sekarang ini permintaan akan televisi semakin meningkat, hal ini dikarenakan televisi bukan lagi dianggap barang mewah oleh masyarakat Indonesia. Hampir setiap rumah tangga sudah mampu untuk membeli televisi. Kebutuhan untuk mendapatkan hiburan secara tidak langsung dapat didapat dari keberadaan televisi, dan ini merupakan cara mendapatkan hiburan yang murah meriah serta informasi yang dapat diperoleh dengan adanya televisi. Permintaan televisi merupakan permintaan domestik terbesar dibanding produk elektronik lainnya. Pada Tabel 5.4. permintaan domestik untuk televisi mengalami penurunan selama krisis sebesar 64 persen dan mengalami peningkatan yang sangat besar pasca krisis dengan trend peningkatan sebesar 1492,84 persen menjadi 3.648 milyar rupiah atau sekitar 16 kali lipat dibanding masa krisis. Sampai dengan tahun 2003 permintaan domestik untuk televisi selalu mengalami peningkatan walaupun dengan tren peningkatan yang tidak terlalu besar dan kembali mengalami penurunan di tahun 2003 dan 2004 hingga nilai konsumsinya hanya mencapai 1.838 milyar rupiah.

3. Industri Terkait dan Industri Pendukung