Inggris. Namun dibandingkan dengan beberapa negara tersebut, dari segi volume produksi televisi, pabriknya di Indonesia adalah yang terbesar.
c. Lag Ekspor
Koefisien hasil regresi pada data panel adalah sebesar 0,23. Nilai elastisitas lag ekspor televisi dari harga ekspor adalah sebesar 0,23 yang
ditunjukkan oleh nilai koefisien regresinya. Ini artinya jika terjadi kenaikan rata- rata volume ekspor tahun sebelumnya ke negara pengimpor Malaysia, Singapura,
dan Thailand sebesar satu persen, maka akan menurunkan volume ekspor televisi ke negara pengimpor Malaysia, Singapura, dan Thailand sebesar 0,23 persen
cateris paribus . Dalam jangka pendek tercipta informasi yang menyatakan
bahwa dari tahun ke tahun ekspor televisi cenderung mengalami peningkatan. Variabel lag ekspor berpengaruh secara signifikan terhadap volume
penawaran ekspor televisi Indonesia ke negara pengimpor Malaysia, Singapura, dan Thailand. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya lag ekspor para
produsen dapat meramalkan seberapa besar jumlah ekspor televisi ke Malaysia, Singapura, dan Thailand untuk periode 1 waktu tertentu dengan melihat volume
ekspor sebelumya. Tentunya, lag ekspor dapat menjadi ekspektasi positif bagi para produsen untuk melakukan ekspor televisi. Hal ini dapat menghindari
kerugian yang akan dialami oleh para produsen jika kondisinya kurang menguntungkan untuk mereka.
d. Dummy
Variabel dummy dalam penelitian ini digunakan untuk menunjukkan dua kondisi yang berbeda yaitu sebelum terjadinya krisis ekonomi dan setelah
terjadinya krisis ekonomi. Berdasarkan hasil regresi pada panel data, diperoleh hasil koefisien variabel dummy krisis ekonomi adalah sebesar 1,31 sehingga rata-
rata perbedaan volume penawaran ekspor biji televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura dan Thailand sebelum dan sesudah terjadinya krisis ekonomi adalah
sebesar 1,31 persen. Hasil pengujian terhadap koefisien dummy krisis ekonomi ini menunjukkan bahwa volume penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia,
Singapura, dan Thailand sebelum dan sesudah implementasi terjadinya krisis ekonomi adalah berbeda secara signifikan.
Dari hasil estimasi fungsi penawaran ekspor dengan menggunakan model efek tetap fixed effect dengan pembobotan Cross Section Weights ternyata
terdapat beberapa variabel yang tidak berpengaruh terhadap volume penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan Thailand. adapun variabel-
variabel tersebut antara lain :
a. Harga Domestik
Variabel harga domestik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume penawaran ekspor televisi ke negara pengimpor Malaysia, Singapura, dan
Thailand. Seharusnya harga domestik dapat berpengaruh terhadap volume penawaran ekspor, namun dalam ekspor televisi harga domestik tidak
berpengaruh karena walaupun harga televisi di dalam negeri lebih mahal dibandingkan dengan harga ekspornya namun karena perbedaanya dengan harga
ekspor tidak terlalu tinggi. Tabel 5.2 menunjukkan bahwa perbedaan antara harga ekspor dan harga domestik tidak terlalu berbeda jauh sekalipun dalam kondisi
harga domestik yang lebih tinggi daripada harga eksponya, oleh karena itu
produsen lebih cenderung untuk tetap mengekspor luar negeri. Hal ini dipengaruhi juga oleh produk televisi yang dihasilkan oleh Multinational Company yang ada
di Indonesia sudah banyak diminati oleh pasar internasional sehingga produsen lebih mengharapkan keuntungan yang lebih besar melalui penjualan di pasar
internasional, terutama di negara Malaysia, Singapura, dan Thailand yang menjadi pengimpor utama televisi Indonesia.
Tabel 5.2 Perbandingan Harga Rata-rata Ekspor dah Harga Rata-rata Domestik Televisi Indonesia USkg
Tahun Harga Rata- rata Ekspor
Harga Rata-rata Domestik 1996
7,18 7,23
1997 7,05
7,15 1998
8,91 7,09
1999 7,74
7,39 2000
7,96 7,25
2001 7,73
7,79 2002
6,78 7,72
2003 5,35
7,77 2004
5,28 6,59
2005 5,62
6,83 2006
8,59 7,62
2007 8,37
6,46
Sumber : Depdag, 2008
b. Konsumsi Domestik