b. Heteroskedastisitas
Pada umumnya heteroskedastisitas diperoleh pada data cross section. Jika pada model terdapat heteroskedastisitas maka model menjadi tidak efisien
meskipun tidak bias dan konsisten. Dengan kata lain jika regresi tetap dilakukan meskipun ada masalah heteroskedastisitas maka pada hasil regresi akan terjadi
‖misleading” Gujarati, 1995. Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam persamaan regresi adalah bahwa taksiran parameter dalam model regresi bersifat
BLUE Best Linier Unbiased Estimate maka var ui harus sama dengan 2 konstan, atau semua residual atau error mempunyai varian yang sama. Kondisi
itu disebut dengan homoskedastisitas. Sedangkan bila varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas dapat menggunakan metode General Least Square Cross section Weights
yaitu dengan membandingkan sum square resid pada weighted statistics
dengan sum square resid unweighted statistics.
c. Multikolinieritas
Untuk melihat ada atau tidaknya multikoliearitas dapat dilakukan dengan cara melihat mariks korelasi. Multikolieritas dideteksi dengan melihat koefisien
antar variabel bebas. Jika korelasinya kurang dari 0,8 rule of tubs 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas. Tetapi jika nilai koefisien
korelasinya lebih besar dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat multikolinieritas
dalam model
tersebut. Multikolinieritas
yang dapat
menyebabkan adanya pelanggaran terhadap asumsi OLS adalah exact multicolinearity
multikolinearitas sempurna. Jika dalam suatu model terdapat
multikolieritas yang sempurna maka akan diperoleh nilai R
2
yang tinggi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan.
3. Krtiteria Statistika Ada beberapa uji yang dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian
model regresi yang didapat secara statistik.
a. Uji – F