karena melihat signifikansi masing-masing variabel yang terdapat di dalam model. Uji-t dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
faktor bebas explanatory factor terhadap penawaran ekspor televisi Indonesia. Besaran yang digunakan dalam uji ini adalah statistik t. Langkah pertama
untuk melakukan uji-t adalah dengan menuliskan hipotesis pengujian. H
: β
t
= 0 dengan
t = 1,2,3,….,n H
1
: β
t
≠ 0 Jika statistik t yang didapat pada taraf nyata sebesar
α lebih besar daripada t
tabel
t
satistik
t
tabel
, maka tolak H . Kesimpulannya koefisien dugaan
β ≠ 0 artinya variabel yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Sebaliknya jika
t
statistik
lebih kecil daripada t
tabel
t
statistik
t
tabel
pada taraf nyata sebesar α, maka
terima H . Kesimpulannya koefisien dengan
β = 0 artinya variabel yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas. Semakin kecil
α berarti semakin mengurangi resiko salah. Model yang diduga akan semakin baik apabila
semakin banyak variabel bebas yang signifikan atau berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebasnya.
c. Uji R
2
ataupun adj-R
2
Uji R
2
ataupun adj-R
2
digunakan untuk melihat sejauh mana variabel- variabel yang terdapat di dalam model dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada
variabel tak bebasnya. Nilai R
2
ataupun adj-R
2
yang besar menunjukkan bahwa model yang didapat semakin baik. Nilai R
2
dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini. Dalam praktek ekonometrika, penggunaan nilai adj-R
2
lebih disarankan daripada penggunaan R
2,
karena R
2
cenderung untuk memberikan
gambaran yang terlalu baik terhadap hasil regresi. Hal ini terutama terjadi saat jumlah variabel bebas model cukup besar atau mendekati jumlah pengamatan
Theil dalam Gujarati,1978.
d. Asumsi Kenormalan
Kenormalan data diperlukan dalam analisis regresi berganda, hal ini disebabkan metode ini merupakan salah satu metode analisis parametik.
Kenormalan diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Salah satu metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah Metode
Jarque Berra . Dalam metode Jarque Berra, penerimaan H
mengindikasikan bahwa data yang dianalisis tersebar normal.
3.6. Analisis Keunggulan Komparatif
Indeks RCA digunakan untuk mengukur daya saing industri yang dapat diketahui secara kuantitatif dengan menggunakan indeks RCA. Indeks RCA
dirumuskan sebagai berikut :
dimana : Xij
= Nilai ekspor sektor i dari negara j Xj
= Total ekspor dari negara j Xiw = Total ekspor dunia dari sektor i
Xw = Total ekspor dunia
Bila suatu negara memiliki nila RCA lebih besar dari 1 maka dapat diketahui bahwa negara tersebut memiliki keunggulan komparatif dalam produk
yang terkait dan berdaya saing kuat. Apabila nilai RCA kurang dari 1 maka dapat [X
ij
- X
j
] [X
iw
– X
w
] RCA =
diketahui adanya kerugian komparatif dalam produk terkait dan dengan kata lain menunjukkan daya saing yang lemah. Semakin tinggi nilai RCAnya maka
semakin tangguh daya saingnya.
3.7. Analisis Keunggulan Kompetitif