b. Produksi Domestik
Koefisien regresi pada data panel adalah sebesar 0,55. Nilai elastisitasnya adalah sebesar 0,55 artinya jika terjadi kenaikan produksi domestik sebesar satu
persen, maka akan meningkatkan volume ekspor televisi Indonesia ke negara pengimpor Malaysia, Singapura, dan Thailand sebesar 0,55 persen cateris
paribus. Dengan adanya peningkatan produksi domestik untuk televisi maka
akan merangsang peningkatan volume ekspor televisi Indonesia, hanya saja yang masih menjadi kendala hingga saat ini adalah bahan baku yang sebagian besar
masih diimpor dan mahalnya harga bahan baku tersebut. Variabel produksi domestik berpengaruh secara signifikan terhadap volume penawaran ekspor
televisi ke negara pengimpor Malaysia, Singapura, dan Thailand. Bahan baku televisi berupa komponen dasar sebagian besar masih
diimpor dari negara-negara yang justru tidak memproduksi merakit televisi untuk konsumsi permintaan dalam negeri mereka. Hal ini akan meningkatkan
permintaan untuk televisi buatan Indonesia yang tentunya kapasitas produksi televisi Indonesia akan meningkat untuk memenuhi permintan dari negara-negara
tersebut walaupun sebenarnya nilai tambah dari produk televisi Indonesia akan semakin kecil. Banyak bermunculannya multinational company sebagai produsen
televisi di Indonesia juga akan berpengaruh kepada peningkatan kapasitas produksi televisi Indonesia dan meningkatkan daya saing dari perusahaan lokal
dalam segi kapasitas produksi maupun kualitas produk. Salah satu contohnya adalah PT. Toshiba Consumer Product Indonesia. Selain di Indonesia , saat ini
Toshiba memiliki basis produksi di Jepang, Amerika Serikat, Cina, Vietnam dan
Inggris. Namun dibandingkan dengan beberapa negara tersebut, dari segi volume produksi televisi, pabriknya di Indonesia adalah yang terbesar.
c. Lag Ekspor
Koefisien hasil regresi pada data panel adalah sebesar 0,23. Nilai elastisitas lag ekspor televisi dari harga ekspor adalah sebesar 0,23 yang
ditunjukkan oleh nilai koefisien regresinya. Ini artinya jika terjadi kenaikan rata- rata volume ekspor tahun sebelumnya ke negara pengimpor Malaysia, Singapura,
dan Thailand sebesar satu persen, maka akan menurunkan volume ekspor televisi ke negara pengimpor Malaysia, Singapura, dan Thailand sebesar 0,23 persen
cateris paribus . Dalam jangka pendek tercipta informasi yang menyatakan
bahwa dari tahun ke tahun ekspor televisi cenderung mengalami peningkatan. Variabel lag ekspor berpengaruh secara signifikan terhadap volume
penawaran ekspor televisi Indonesia ke negara pengimpor Malaysia, Singapura, dan Thailand. Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya lag ekspor para
produsen dapat meramalkan seberapa besar jumlah ekspor televisi ke Malaysia, Singapura, dan Thailand untuk periode 1 waktu tertentu dengan melihat volume
ekspor sebelumya. Tentunya, lag ekspor dapat menjadi ekspektasi positif bagi para produsen untuk melakukan ekspor televisi. Hal ini dapat menghindari
kerugian yang akan dialami oleh para produsen jika kondisinya kurang menguntungkan untuk mereka.
d. Dummy