Sistem Manajemen Dialog KERANGKA MODEL

90 2 Model optimalisasi pemanfaatan TKKS Model optimalisasi pemanfaatan TKKS merupakan model yang digunakan untuk menentukan kapasitas pengolahan dan pemanfaatan TKKS dengan metode pengolahan dan pemanfaatan yang direkomendasikan pada model ini. Secara umum, tahapan proses yang dilakukan dalam model ini hampir sama dengan model optimalisasi pemanfaatan limbah cair PKS. Perbedaannya terletak pada data dan nilai-nilai yang digunakan sebagai koefisien variabel fungsi kendala serta fungsi tujuan yang dirumuskan. Diagram alir model optimalisasi pemanfaatan TKKS disajikan pada Gambar 5.7. Pada model ini digunakan nilai-nilai hasil penghitungan model analisis biaya ,data hasil kuesioner AHP yang berkenaan dengan pengolahan dan pemanfaatan TKKS, serta data profil industri kelapa sawit yang diperlukan. Nilai optimal yang diperoleh kemudian akan dianalisis untuk mengetahui metode pengolahan dan pemanfaatan TKKS yang direkomendasikan untuk diterapkan beserta kapasitas pengolahan dan pemanfaatannya.

4. Sistem Manajemen Dialog

Sistem manajemen dialog merupakan sistem yang berkomunikasi langsung dengan pengguna suatu program. Sistem ini berfungsi untuk menerima masukan input dan memberikan keluaran output yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh pengguna. Sistem manajemen basis dialog memudahkan pengguna dalam mengoperasionalkan paket program PW Optima 1.0. Melalui sistem manajemen dialog, pengguna paket program PW Optima 1.0 dapat berinteraksi dengan pilihan- pilihan menu yang ada di dalam program melalui penggunaan perangkat keras seperti keyboard maupun mouse dengan mudah. Tampilan antar muka pengguna dirancang sedemikian rupa sehingga mudah digunakan User Friendly oleh pengguna. Bahasa yang diterapkan pada paket program ini adalah Bahasa Indonesia dengan tujuan kemudahan bagi pengguna program yang tentunya berasal dari Indonesia. 91 Gambar 5.7. Diagram alir model optimalisasi pemanfaatan TKKS Selesai Cukup ? Perumusan fungsi tujuan dan fungsi kendala optimalisasi pemanfaatan TKKS Fungsi tujuan dan fungsi kendala optimalisasi pemanfaatan TKKS Tidak Penghitungan nilai optimal variabel-variabel pada fungsi kendala dan fungsi tujuan Nilai optimal variabel-variabel pada fungsi kendala dan fungsi tujuan Analisis nilai optimal variabel-variabel Output : Rekomendasi metode pengolahan dan pemanfaatan TKKS dan kapasitas penerapannya Tingkat ketercapaian tujuan optimalisasi dari penerapan rekomendasi tersebut Ya InputEditHapus Nilai koefisien pada variabel-variabel fungsi kendala pendekatan sumberdaya, yang terdiri dari :  Hasil penghitungan pada model analisis biaya penanganan TKKS  Kuantitas TKKS yang dihasilkan PKS  Biaya penanganan TKKS yang disediakan perusahaan  Luas lahan aplikasi untuk pemanfaatan hasil olahan TKKS  Nilai koefisien pada variabel-variabel fungsi kendala pendekatan AHP, yang terdiri dari nilai bobot hasil analisis AHP optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan TKKS Mulai 92

BAB VI. PEMODELAN FUNGSI OPTIMASI PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT

Pemodelan fungsi optimasi untuk optimalisasi pemanfaatan limbah PKS dikembangkan dengan berdasarkan pada model pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang telah dirancang dan dijelaskan pada Bab IV bagian B. Model yang telah dirancang tersebut akan mengarahkan alur proses pengambilan keputusan dalam penentuan metode pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang direkomendasikan untuk diterapkan. Pengembangan model fungsi optimasi dilakukan dengan menggunakan metode matematika goal programming GP. Metode goal programming telah banyak digunakan sebagai salah satu pendekatan yang efektif dalam penyelesaian suatu proses pengambilan keputusan. Goal programming merupakan suatu metode optimasi yang merupakan modifikasi atau variasi khusus dari program linier linear programming. Dalam penerapannya, goal programming akan meminimumkan jarak antara atau deviasi terhadap tujuan, target atau sasaran yang telah ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai target atau tujuan tersebut secara memuaskan sesuai dengan syarat-ikatan yang ada, yang membatasinya berupa sumber daya yang tersedia, teknologi yang ada, kendala tujuan dan sebagainya. Dalam pemodelan goal programming, terdapat tiga jenis sasaran yang dapat diformulasikan, yaitu sasaran-sasaran dengan prioritas yang sama, sasaran-sasaran dengan prioritas yang berbeda dan sasaran-sasaran dengan prioritas dan bobot yang berbeda. Pada penelitian ini, jenis sasaran yang digunakan dalam pemodelan fungsi optimasi adalah sasaran-sasaran dengan prioritas dan bobot yang berbeda. Untuk menentukan prioritas dan nilai bobot dari suatu sasaran yang ingin dicapai, maka digunakanlah metode Analytical Hierarchy Process AHP. Kombinasi antara metode GP dan AHP telah banyak digunakan oleh para peneliti di dunia, khususnya dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan yang terdiri dari banyak tujuan dengan sifat yang saling berlawanan multiple and conflicting goals. Tahap pengembangan model fungsi optimasi dalam optimalisasi pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit dapat dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu : 1. Tahap identifikasi peubah keputusan