73 Limbah cair terolah yang tidak termanfaatkan, baik untuk aplikasi lahan maupun
penambah nutrisi kompos TKKS, akan diolah lebih lanjut dengan pengolahan limbah cair secara aerobik. Pengolahan dilakukan dengan menerapkan metode kolam aerobik-
aerasi. Selanjutnya, limbah cair akan diolah di tahap pengolahan akhir dengan menerapkan metode kolam sedimentasi. Apabila limbah cair hasil pengolahan akhir
telah memenuhi baku mutu limbah cair seperti yang disajikan pada Tabel 2.3, maka limbah cair tersebut dapat dibuang ke lingkungan badan air, seperti sungai dan danau.
Selain limbah cair terolah, pengolahan limbah cair PKS secara anaerobik juga menghasilkan biogas. Biogas ini ditampung di dalam tangki penampung seperti yang
diterapkan pada metode tangki anaerobik dan RANUT. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pada proses pengolahan TBS di PKS, yaitu sebagai pengganti
bahan bakar solar yang dibutuhkan pembangkit listrik diesel untuk menghasilkan energi listrik. Penentuan kapasitas pemanfaatan biogas sebagai sumber energi disesuaikan
dengan kebutuhan PKS terhadap jumlah energi listrik. Model pemanfaatan biogas yang dirancang pada penelitian ini hanya membahas pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar
untuk pembangkit tenaga listrik. Sebenarnya, biogas dapat pula dimanfaatkan sebagai penghasil energi panas uap yang dapat digunakan dalam proses pengolahan TBS, tetapi
pembahasan untuk pemanfaatan tersebut masih terkendala pada sumber informasi yang tersedia.
2. Model Pengolahan dan Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit
Model pengolahan dan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit TKKS disajikan dalam bentuk diagram alir pada Gambar 4.3. Berdasarkan gambar tersebut,
dapat diketahui beberapa hal yang akan ditentukan dari model yang telah dirancang, yaitu :
penentuan kapasitas TKKS untuk dimanfaatkan sebagai mulsa pada tiap umur tanaman kelapa sawit di lahan perkebunan,
penentuan kapasitas TKKS untuk diolah dengan metode kompos, penentuan kapasitas kompos TKKS untuk dimanfaatkan di lahan perkebunan pada
tiap umur tanaman kelapa sawit, penentuan kapasitas kompos TKKS untuk dijual ke pihak lain.
74 Gambar 4.3 Diagram alir model pengolahan dan pemanfaatan TKKS
TKKS sebagai salah satu jenis limbah padat PKS dapat dimanfaatkan langsung sebagai mulsa di lahan perkebunan atau dapat juga diolah menjadi kompos TKKS.
Kedua metode tersebut dapat diterapkan secara bersamaan. Hal ini karena, baik TKKS yang dimanfaatkan sebagai mulsa maupun yang diolah menjadi kompos lalu kemudian
dimanfaatkan di lahan perkebunan, memiliki fungsi yang berbeda dan sangat penting. TKKS sebagai mulsa bermanfaat untuk menjaga kelembaban tanah dan daya serap tanah
dalam memperoleh dan mempertahankan air tanah, terutama pada musim kemarau. Sementara TKKS yang diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk kompos berfungsi
sebagaimana pupuk organik pada umumnya, yaitu sebagai penambah nutrisi pada tanah yang diperlukan tanaman dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme penyubur tanah
yang mampu merombak bahan-bahan yang ada di tanah menjadi nutrisi yang siap dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, umumnya kapasitas pengolahan TKKS menjadi
kompos TKKS tidak mampu mengolah menampung seluruh TKKS yang dihasilkan Tandan kosong kelapa sawit TKKS
Metode pengolahan : Teknologi kompos
Pemanfaatan 1 : Mulsa
Penentuan kapasitas pengolahan
Penentuan kapasitas pemanfaatan
Kompos TKKS
Pemanfaatan 3: Kompos digunakan di lahan perkebunan
Penentuan kapasitas penjualan
Penentuan kapasitas pemanfaatan
Pemanfaatan 2: Dijual ke pihak lain
75 oleh PKS tiap harinya. TKKS yang tidak terolah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
mulsa. Kapasitas pemanfaatan TKKS sebagai mulsa berbeda-beda pada tiap umur
tanaman kelapa sawit, sehingga perlu diperhatikan dan diketahui terlebih dahulu luas lahan perkebunan berdasarkan umur tanaman kelapa sawit pada lahan yang akan
diaplikasikan mulsa. Hal tersebut perlu dilakukan agar pemanfaatan TKKS sebagai mulsa dapat diterapkan sesuai dengan ketentuan yang disarankan sehingga tidak terjadi
penumpukan TKKS di lahan perkebunan akibat berlebihnya kapasitas TKKS yang dibawa ke lahan perkebunan. Apabila dibiarkan, penumpukan TKKS yang berlebihan di
lahan perkebunan dapat menyebabkan timbulnya hama yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit di sekitarnya.
Kompos TKKS yang dihasilkan dapat dimanfaatkan di lahan perkebunan ataupun dijual ke pihak lain dengan harga tertentu. Kapasitas masing-masing pemanfaatan dan
penjualan kompos TKKS tersebut dapat dipertimbangkan dari tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh pihak perusahaan.
76
BAB V. PEMODELAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK KELAPA
SAWIT A.
KONFIGURASI SISTEM
Model Sistem Penunjang Keputusan SPK optimalisasi pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit PKS dirancang dan dibuat dalam suatu paket program
komputer yang diberi nama PW Optima 1.0, atau singkatan dari Palm Oil Mill Waste Optimization. Model ini terdiri dari empat model, yaitu :
1. Submodel analisis biaya penanganan limbah cair PKS
2. Submodel analisis biaya penanganan tandan kosong kelapa sawit
3. Submodel optimalisasi pemanfaatan limbah cair PKS
4. Submodel optimalisasi pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit
Konfigurasi model PW Optima 1.0 terdiri dari sistem manajemen basis data dan sistem manajemen basis model yang dihubungkan dengan sistem pengolahan
terpusat dengan bantuan sistem manajemen basis dialog. Sistem ini akan memudahkan komunikasi antara pengguna dengan komputer dan bersifat interaktif.
Gambar 5.1 menyajikan konfigurasi model SPK optimalisasi pemanfaatan limbah PKS.
Pengembangan model PW Optima 1.0 menggunakan perangkat lunak Borland Delphi 7 untuk analisa dan pengembangan sistem, Miscrosoft Access 2003 untuk
menangani manajemen basis data yang didukung oleh Corel Draw 13 untuk sebagian desain tampilannya. Dalam proses penggunaannya, PW Optima 1.0 terintegrasi
dengan perangkat lunak expert choice dan LINDO. Keluaran dari perangkat lunak expert choice berupa nilai-nilai bobot hasil analisis AHP yang akan digunakan dalam
perumusan fungsi kendala dan fungsi tujuan pada submodel optimalisasi pemanfaatan limbah cair PKS dan TKKS. Fungsi tujuan dan fungsi-fungsi kendala
yang telah dirumuskan kemudian dihitung dengan mengggunakan perangkat lunak LINDO untuk memperoleh nilai optimal dari masing-masing variabel pada fungsi
tujuan dan fungsi-fungsi kendala tersebut. Nilai optimal tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui metode pengolahan dan pemanfaatan limbah PKS yang dapat
diterapkan secara optimal. Paket program PW Optima 1.0 secara umum dapat
77 digambarkan dengan sebuah diagram alir deskriptif yang terdiri dari bentuk masukan
dan keluaran program serta alur program secara keseluruhan, sebagaimana disajikan pada Gambar 5.2.
Gambar 5.1 Konfigurasi model Sistem Penunjang Keputusan untuk optimalisasi pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit
B. KERANGKA MODEL