PROSES HIERARKI ANALITIK GOAL PROGRAMMING

38 model merupakan sistem perangkat lunak yang mempunyai empat fungsi pokok, yaitu sebagai perancang model, sebagai perancang format keluaran model, untuk memperbarui dan mengubah model serta memanipulasi data. Pada intinya, sistem manajemen basis model memberikan fasilitas pengolahan model untuk mengkomputasikan pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam pemodelan SPK. Sistem manajemen dialog merupakan subsistem untuk berkomunikasi dengan pengguna. Tugas utama sistem manajemen dialog adalah menerima masukan dan memberikan keluaran yang dikehendaki oleh pengguna. Sedangkan sistem pengolah problematik adalah subsistem yang bertugas sebagai koordinator dan pengendali dari operasi sistem secara keseluruhan. Sistem ini menerima input dari ketiga sistem lainnya dalam bentuk baku, serta menyerahkan output ke subsistem yang dikehendaki dalam bentuk baku pula. Sistem ini berfungsi sebagai penyangga untuk menjamin masih adanya keterkaitan antar subsistem Marimin, 2004.

C. PROSES HIERARKI ANALITIK

Proses hierarki analitik atau Analytical Hierarchy Process AHP merupakan suatu analisis yang dapat dipakai dalam pengambilan keputusan untuk memahami kondisi suatu sistem dan membantu melakukan prediksi dalam pengambilan keputusan. Metode ini dapat digunakan dalam memodelkan permasalahan dan pendapat-pendapat, dimana permasalahan yang ada telah dinyatakan secara jelas, dievaluasi, diperbincangkan dan diprioritaskan untuk dikaji Saaty, 1993. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian, tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk mendapatkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi sistem tersebut Marimin, 2004.

D. GOAL PROGRAMMING

Goal Programming merupakan modifikasi atau variasi khusus dari program linier yang sudah kita kenal. Analisis goal programming bertujuan untuk meminimumkan jarak antara atau deviasi terhadap tujuan, target atau sasaran yang 39 telah ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh untuk mencapai target atau tujuan tersebut secara memuaskan sesuai dengan syarat-ikatan yang ada, yang membatasinya berupa sumber daya yang tersedia, teknologi yang ada, kendala tujuan dan sebagainya Nasendi dan Anwar, 1985. Di dalam model goal programming terdapat sepasang variabel yang dinamakan variabel deviasional yang berfungsi untuk menampung nilai penyimpangan atau deviasi yang akan terjadi pada nilai ruas kiri suatu persamaan kendala terhadap nilai ruas kanannya. Agar deviasi itu minimum, artinya nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sedapat mungkin mendekati nilai ruas kanannya maka variabel deviasional itu harus diminimumkan di dalam fungsi tujuan Siswanto, 2007. Bila pada model program linear, kendala-kendala fungsional menjadi pembatas bagi usaha pemaksimuman atau peminimuman fungsi tujuan, maka pada model goal programming kendala-kendala itu merupakan sarana untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai. Mewujudkan suatu sasaran, berarti mengusahakan agar nilai ruas kiri suatu persamaan kendala sama dengan nilai ruas kanannya. Itulah sebabnya, kendala-kendala di dalam model goal programming selalu berupa persamaan dan dinamakan kendala sasaran. Keberadaan sebuah kendala sasaran selalu ditandai oleh kehadiran variabel deviasional sehingga setiap kendala sasaran pasti memiliki variabel deviasional. Ciri khas lain yang menandai model goal programming adalah kehadiran variabel deviasional di dalam fungsi tujuan yang harus diminimumkan Siswanto, 2007. Dalam penyelesaian model goal programming, urutan peminimuman variabel deviasional akan menentukan urutan sasaran yang dicapai. Oleh karena itu, pengaturan prioritas sasaran yang hendak dicapai dapat dilakukan dengan mengendalikan urutan pemilihan variabel deviasional yang harus diminimumkan. Ada tiga macam sasaran di dalam model goal programming, yaitu sasaran-sasaran dengan prioritas yang sama, sasaran-sasaran dengan prioritas yang berbeda, serta sasaran-sasaran dengan prioritas dan bobot yang berbeda Siswanto, 2007. Dalam hal penyelesaian kasus goal programming dengan menggunakan perangkat lunak pada komputer, perbedaan prioritas harus dibuat dalam bentuk koefisien variabel deviasional pada fungsi tujuan yang berbeda. Oleh karena itu, pada penyelesaiannya diterapkan jenis sasaran yang ketiga, yaitu dibuat sasaran 40 dengan prioritas dan bobot yang berbeda. Semakin besar nilai koefisien sebuah variabel deviasional dari suatu kendala sasaran, maka semakin tinggi prioritasnya untuk dicapai. Pembagian prioritas tersebut dikatakan sebagai pengutamaan preemptive, yaitu mendahulukan tercapainya kepuasan pada suatu tujuan sasaran yang telah diberikan prioritas utama sebelum menuju kepada tujuan-tujuan atau prioritas-prioritas berikutnya. Namun, pembedaan ini tidak bersifat absolut. Nilai koefisien yang semakin tinggi belum tentu membuat sebuah kendala sasaran pasti terpenuhi, demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini, analisis sensitivitas koefisien fungsi tujuan akan menentukan batas-batas dimana penambahan atau pengurangan nilai prioritas sasaran yang tercermin pada koefisien variabel deviasional akan mengubah penyelesaian optimal yang telah diperoleh atau tidak Siswanto, 2007. Model umum suatu persoalan goal programming yang memiliki struktur timbangan pengutamaan preemptive weights dengan urutan ordinal ordinal rangking dapat dirumuskan sebagai berikut Siswanto, 2007 : Minimumkan Syarat ikatan : Pembatas fungsional : dan X j , d i - , d i + ≥ 0 d i - , d i + = 0 Keterangan : X j = Peubah variabel pengambil keputusan atau kegiatan yang kini dinamakan sebagai sub tujuan C k = Jumlah sumber daya k yang tersedia A ij = Koefisien teknologi fungsi kendala tujuan, yaitu yang berhubungan dengan tujuan peubah pengambil keputusan X i B i = Tujuan atau target yang ingin dicapai 41 G kj = Koefisien teknologi fungsi kendala biasa d i - , d i + = Deviasi plus dan minus dari tujuan atau target ke-i P y , P s = Faktor prioritas W i,y + = Timbangan relatif dari d i + dalam urutan rangking ke-y W i,s - = Timbangan relatif dari d i - dalam urutan rangking ke-s

E. ANALISIS BIAYA