93 2.
Tahap identifikasi fungsi tujuan 3.
Tahap pemodelan kendala-kendala 4.
Tahap formulasi fungsi tujuan Hasil  analisis  AHP  dikembangkan  menjadi  model  fungsi  kendala  sasaran
menggunakan  prinsip  goal  programming.  Fungsi  kendala  sasaran  yang  terbentuk tersebut  akan  berperan  dalam  penerapan  prinsip  prioritas  sasaran  yang  berbeda
melalui nilai pembobotan yang berbeda pada tiap sasaran yang ingin dicapai. Dengan penerapan  kombinasi  antara  metode  goal  programming  dan  AHP,  maka  pada  tiap-
tiap  tahapan  pemodelan  fungsi  optimalisasi  pemanfaatan  limbah  PKS,  terdapat  dua jenis  pendekatan  yang  dilakukan,  yaitu  pendekatan  ketersediaan  sumberdaya  yang
digunakan pada goal programming secara umum dan pendekatan AHP.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL KEPUTUSAN
1. Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Seperti  yang  telah  dijelaskan  sebelumnya,  terdapat  tiga  metode  pengolahan limbah  cair  PKS  yang  dikaji  pada  penelitian  ini,  yaitu  metode  kolam  stabilisasi,
tangki anaerobik aerasi lanjut, dan reaktor anaerobik unggun tetap RANUT. Secara umum,  ketiga  metode  pengolahan  limbah  cair  PKS  tersebut  memiliki  persamaan
pada tahap pengolahan pendahuluan, tahapan pengolahan utama  secara aerobik dan tahapan  pengolahan  akhir.  Walaupun  pada  metode  RANUT,  tepatnya  pada  tahap
pengolahan  pendahuluannya,  terdapat  teknik  tambahan  yang  diterapkan  berupa proses  pemisahan  lumpur  dan  padatan  tersuspensi,  hal  tersebut  tidak  dibahas  pada
model yang telah dirancang sebelumnya. Model yang telah dirancang memfokuskan pada  perbedaan  yang  terdapat  pada  ketiga  metode  pengolahan  tersebut,  yaitu
perbedaan  pada  tahap  pengolahan  utama  secara  anaerobik.  Oleh  karena  itu,  ketiga metode  pengolahan  tersebut  selanjutnya  akan  disebut  secara  berturut-turut  dengan
nama metode kolam anaerobik, tangki anaerobik dan RANUT. a.
Pendekatan ketersediaan sumberdaya Pada  pendekatan  ketersediaan  sumberdaya,  variabel  keputusan  yang
digunakan  dalam  pengembangan  model  goal  programming  optimalisasi pemanfaatan limbah cair PKS adalah metode-metode pengolahan limbah cair PKS
yang telah dijelaskan sebelumnya. Nilai  variabel keputusannya yaitu berupa nilai
94 kapasitas olah limbah cair PKS yang optimal sehingga tujuan penanganan limbah
cair PKS dapat tercapai. Variabel keputusan tersebut disajikan pada Tabel 6.1. Tabel 6.1 Variabel keputusan dengan pendekatan ketersediaan sumberdaya untuk
optimalisasi pengolahan dan pemanfaatan limbah cair PKS
Metode pengolahan
Variabel keputusan Simbol
Kolam anaerobik
jumlah limbah cair PKS tontahun untuk diolah
dengan metode
kolam anaerobik
X
1
Tangki anaerobik
jumlah limbah cair PKS tontahun untuk diolah
dengan metode
tangki anaerobik
X
2
RANUT jumlah limbah cair PKS tontahun untuk
diolah dengan metode RANUT X
3
b. Pendekatan AHP
Variabel  keputusan  pada  pendekatan  AHP  berfungsi  untuk  menentukan peluang  keterpilihan  metode  pengolahan  limbah  cair  PKS  tertentu  berdasarkan
pada  nilai  bobot  prioritas  yang  diperoleh  dari  pendapat  para  pakar.  Variabel keputusan ini akan memiliki nilai yang bersifat binary, yaitu bernilai nol atau satu.
Nilai  nol  berarti  metode  pengolahan  limbah  cair  PKS  yang  bersangkutan  tidak dipilih  untuk  diterapkan,  sedangkan  nilai  satu  berarti  metode  pengolahan  limbah
cair  PKS  yang  bersangkutan  dipilih  untuk  diterapkan.  Pada  Tabel  6.2  disajikan variabel keputusan yang digunakan dan keterangannya.
2. Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS