Interaksi Terumbu Karang dan Ikan Karang

Acanthuridae surgeonfishes, Bleniidae blennies, Balistidae triggerfishes, Pomaccanthidae angelfishes, Monacanthidae, Ostracionthidae boxfishes, Tetraodontidae, Canthigasteridae dan beberapa dari Mullidae goatfish. 3 Ikan crepuscular Adalah jenis-jenis ikan karang yang aktif pada pagi hari atau pada sore sampai menjelang malam, contohnya pada ikan-ikan dari Suku Sphyraenidae barracudas, Serranidae groupers, Carrangidae jacks, Scorpionidae lionfishes, Synodontidae lizardifishes, Carcharinidae, Lamnidae, Spyrnidae sharks dan beberapa dari Muraenidae eels. Ada beberapa ikan karang yang umumnya berukuran kecil dan sangat pandai menyamarkan dirinya dan menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi di dalam struktur karang yang kompleks. Jenis ikan karang ini juga sering disebut ikan yang bersifat kriptik tidak mudah dilihat. Berdasarkan karakteristik habitat, sebagian kecil ikan di terumbu karang hidupnya menguburkan diri di pasir, lumpur atau pecahan karang rubble, contohnya ikan bloso Saurida spp, ikan lidahsebelah Suku Cynoglossidae dan sebagian ikan gobi Suku Gobiidae. Sebagian kelompok ikan berlindung dan menjelajah di terumbu karang yang termasuk di dalamnya adalah ikan butana herbivora, dan kelompok karnivora seperti ikan kakap dan ikan kerapu Adrim 1983. Banyak jenis ikan karang yang hidupnya soliter, berpasangan atau berkelompok schooling baik dalam jumlah kecil maupun besar. Ini merupakan suatu strategi terutama bagi ikan yang hidupnya lebih banyak menjelajah kolom air terbuka Suharti 2005.

2.3 Interaksi Terumbu Karang dan Ikan Karang

Kawasan terumbu karang mempunyai struktur habitat yang kompleks dan ini menyediakan banyak ruang sebagai tempat perlindungan bagi berbagai spesies ikan Connell 1978. Banyak penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh kompleksitas habitat terhadap populasi ikan terumbu karang, namun hasil yang didapat berbeda-beda dari beberapa kajian yang dilakukan Chabanet et al. 1997; Gratwicke and Speight 2005. Kajian utama yang dilakukan adalah melihat pengaruh penutupan karang hidup terhadap populasi ikan karang. Banyak peneliti mendapatkan bahwa tutupan karang hidup mempunyai pengaruh positif terhadap keanekaragaman spesies dan kelimpahan inidividu ikan karang Carpenter et al. 1982; Chabanet et al. 1997. Penelitian juga dilakukan untuk melihat dampak penutupan karang hidup terhadap beberapa suku tertentu, terutama dengan Suku Chaetodontidae, yang dijadikan sebagai bioindikator untuk suatu kawasan karang Reese 1981. Ini karena suku ini adalah organisme pemakan karang corallivorous dan diketahui mempunyai korelasi yang positif dengan pentupan karang hidup Bouchon- Navaro and Bouchon 1989, dan jika kawasan perairan karang terganggu, akan berdampak langsung kepada suku ini dan seterusnya akan mengurangi kelimpahan individu Sano et al. 1987. Keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara langsung dipengaruhi oleh kesehatan terumbu atau persentase penutupan karang hidup yang berhubungan dengan ketersediaan makanan, tempat berlindung dan tempat memijah bagi ikan Sukarno, et al. 1983. Distribusi dan kelimpahan komunitas ikan karang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor biologi dan fisik seperti gelombang, beban sedimen, kedalaman perairan serta kompleksitas topografi rugosity dari substrat terumbu karang Sano et al. 1984, Galzin et al. 1994, Chabanet et al. 1997. Secara ekologi, perkembangan ikan karang disebabkan karena beberapa faktor, yaitu 1 mobilitas dan ukuran ikan, yaitu ikan karang umumnya relatif tidak berpindah-pindah sedentary dan berukuran relatif kecil; 2 aksesibiltas habitat yang mudah dicapai, yaitu perairannya relatif dangkal, berada di lingkungan yang hangat dan jernih dibandingkan dengan perairan yang lain; 3 skala pemanfaatan ruanghabitat, yaitu ikan karang baik larva maupun dewasanya hidup di perairan yang relatif dangkal, dekat dengan substrat yang solid dan dekat dengan daratan, siklus hidup ikan karang umumnya telah diketahui dan banyak diantaranya hidup hanya beberapa tahun walupun beberapa ada yang bisa berumur panjang Suharti 2005. Namun demikian, terdapat juga kajian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kompleksitas habitat dengan populasi ikan terumbu karang Luckhurst dan Luckhurst 1978; McManus et al. 1982. Risk 1972, Luckhurst dan Luckhurst 1978 juga mendapati tidak terdapat adanya korelasi yang signifikan antara komunitias ikan karang dan keanekeragaman habitat dan spesies karang. Luckhurst dan Luckhurst 1978 juga menunjukkan tidak terdapat korelasi antara kondisi karang hidup dan kelimpahan ikan yang hidup dan bersembunyi di kawasan terumbu karang. Chabanet et al. 1997 juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelimpahan individu ikan karnivora dan ikan pemakan plankton dengan kompleksitas habitat. Beberapa faktor yang menyebabkan hasil yang berbeda untuk hubungan antara populasi ikan karang dan habitatnya adalah penggunaan kumpulan taksonomi dan kumpulan ikan yang berbeda serta keragaman metode yang digunakan. Selain itu, hubungan antara populasi ikan dan substrat juga berbeda diantara habitat dan kawasan karang serta kawasan biogeografi yang berlainan Chabanet et al. 1997; Gratwicke dan Speight 2005.

2.4 Karakteristik Ikan Kerapu sebagai Ikan Karang