Pola Pengelompokan Habitat Bentik dan Komunitas Kerapu

1 2 3 4 5 0 - 5 5 - 10 10 - 15 15 - 20 20 - 25 25 - 30 30 - 35 35 - 40 40 Fr e q u e n cy Size class cm Reserve Non-reserve terkonsentrasi pada 2 kelas ukuran 20-25 cm dan 35-40 Gambar 21. Distribusi frekuensi ukuran kerapu hasil tangkapan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang kontras antara dua kawasan tersebut. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov 2 sampel juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan distribusi frekuensi ukuran ikan kerapu hasil tangkapan antara daerah reservasi dan non-reservasi P=0.441. Sementara itu, rerata ukuran panjang ikan kerapu yang tertangkap di daerah reservasi 30,57 cm juga tidak berbeda nyata dengan di daerah non-reservasi 30,44 cm Tabel 9. Gambar 21 Distribusi frekuensi ukuran kerapu hasil tangkapan menggunakan bubu di daerah reservasi dan non-reservasi.

5.4 Pola Pengelompokan Habitat Bentik dan Komunitas Kerapu

Analisis kelompok menggunakan jarak Euclidian Euclidian distance digunakan untuk menentukan pengelompokan stasiun berdasarkan pada variabel habitat bentik dan komunitas ikan kerapu. Analisis kelompok dilakukan terhadap variabel komunitas ikan kerapu hasil sensus dan hasil tangkapan menggunakan bubu. Hasil analisis kelompok berdasarkan variabel habitat bentik menunjukkan terbentuknya 3 kelompok stasiun yang cenderung merepresentasikan kondisi habitat bentik yang buruk stasiun timur P. Pramuka dan utara P. Pramuka, sedang stasiun utara P. Belanda, selatan P. Belanda, barat P. Panggang dan timur P. KA Bira dan baik barat P. KA Bira dan selatan P. Panggang Gambar 22. Nilai tengah dan standar deviasi 14 variabel habitat bentik di setiap kelompok serta indeks dd masing-masing variabel disajikan dalam Tabel 10, sedangkan kontribusi S -Pg g B -KA B T -Pr m k U -Pr m k T -KA B B -Pg g U -B ld S -B ld 0.5 1 1.5 2 2.5 D is si m il ari ty 6 variabel habitat bentik yang memiliki nilai tertinggi di setiap kelompok indeks dd disajikan dalam Gambar 23. Gambar 22 Dendrogram hierarki variabel habitat bentik menggunakan jarak Euclidian. Tabel 10 Nilai tengah, standar deviasi dan indeks dd variabel substrat bentik di tiga kelompok stasiun hasil analisis kelompok Benthic variables Population Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Mean±SD Mean±SD dd Mean±SD dd Mean±SD dd Branching coral 7.61±6.03 1.46±0.77 -1.02 6.73±3.99 -0.15 15.51±1.45 1.31 Encrusting coral 3.76±2.72 1.83±0.27 -0.71 4.30±1.71 0.20 4.60±5.75 0.31 Foliose coral 7.34±6.57 1.15±0.44 -0.94 6.62±5.57 -0.11 14.97±3.79 1.16 Massive coral 6.14±3.59 7.09±0.15 0.26 4.16±4.23 -0.55 9.15±1.00 0.84 Mushroom coral 1.66±2.39 0.34±0.25 -0.55 2.69±3.22 0.43 0.93±0.25 -0.31 Submassive coral 3.04±1.54 2.49±1.79 -0.36 3.58±1.31 0.35 2.50±2.42 -0.35 Live coral 31.87±11.90 18.87±0.33 -1.09 30.00±3.83 -0.16 48.61±5.84 1.41 Dead coral 51.72±8.09 54.16±6.51 0.30 55.59±6.16 0.48 41.52±4.66 -1.26 Algae 3.10±2.62 5.57±3.94 0.94 2.73±2.13 -0.14 1.36±0.17 -0.66 Abiotik 10.77±5.78 19.34±2.60 1.48 8.34±2.88 -0.42 7.06±2.00 -0.64 Number of genus 21.13±4.79 25.00±4.24 0.81 19.50±3.70 -0.34 20.50±7.78 -0.13 Diversity H’-genera 1.92±0.30 2.21±0.26 0.97 1.85±0.30 -0.21 1.76±0.24 -0.54 Number of lifeform 9.50±0.93 9.00±1.41 -0.54 10.00±0.00 0.54 9.00±1.41 -0.54 Diversity H’-lifeform 1.72±0.18 1.71±0.14 -0.05 1.80±0.12 0.44 1.57±0.31 -0.83 I II III Bad Fair Good Histogram pada Gambar 23 mengindikasikan kontribusi variabel mana yang lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi rerata variabel tersebut dalam populasi, sehingga jika nilainya mendekati nol, menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dengan rerata dalam populasi. Interpretasi histogram dalam Gambar 23 adalah sebagai berikut: Kelompok 1 : Merupakan kelompok stasiun dengan kondisi habitat bentik “buruk”, terdiri dari 2 stasiun utara P. Pramuka dan timur P. Pramuka yang terletak di daerah non-reservasi. Kelompok ini dicirikan dengan tutupan komponen abiotik yang tinggi, tutupan karang hidup yang rendah terutama karang bercabang dan karang daun, serta persen tutupan alga yang cukup tinggi Gambar 23a. Kelompok 2 : Merupakan kelompok stasiun dengan kondisi habitat bentik “sedang”, terdiri dari 4 stasiun, yakni utara P. Belanda, selatan P. Belanda dan timur P. KA Bira yang terletak di daerah reservasi, serta barat P. Panggang yang terletak di daerah non-reservasi. Walaupun tidak berbeda secara signifikan indeks dd mendekati nol, kelompok dicirikan dengan persen tutupan karang massif yang rendah serta keanekaragaman lifeform karang yang tinggi Gambar 23b. Kelompok 3 : Merupakan kelompok stasiun dengan kondisi habitat bentik “baik”, terdiri dari 2 stasiun yakni stasiun barat P. KA Bira yang terletak di daerah reservasi dan selatan P. Panggang yang terletak di daerah non-reservasi. Kelompok dicirikan dengan persen tutupan karang hidup yang tinggi terutama karang bercabang, karang daun dan karang masif, persen tutupan karang mati yang rendah, serta memiliki keanekaragaman lifeform karang cukup rendah Gambar 23c -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 abiotic live coral branching coral Diversity H-genus algae foliose Coral dd index -1 -0.5 0.5 1 massive coral Number of lifeform dead coral Diversity H-lifeform mushroom coral abiotic dd index -1.5 -1 -0.5 0.5 1 live coral branching coral dead coral foliose coral massive coral Diversity H-lifeform dd index a b c Gambar 23 Hasil analisis kelompok berdasarkan variabel substrat bentik. Histogram menunjukkan nilai index dd untuk masing-masing variabel. a Kelompok 1; b Kelompok 2; c Kelompok 3. Analisis kelompok berdasarkan variabel komunitas ikan kerapu hasil sensus visual dan hasil penangkapan menggunakan bubu menunjukkan terbentuknya 2 kelompok stasiun berdasarkan status perlindungannya, yakni kelompok daerah reservasizona inti timur P. KA Bira, barat P. KA Bira, utara P. Belanda dan selatan P. Belanda dan kelompok daerah non-reservasizona pemukiman utara P. Pramuka, timur P. Pramuka, barat P. Panggang, selatan P. Panggang dan barat P. Karya Gambar 24A dan Gambar 24B. Nilai tengah dan standar deviasi 8 variabel populasi ikan kerapu hasil sensus visual dan hasil penangkapan menggunakan bubu serta indeks dd masing-masing variabel disajikan dalam Tabel 11, sedangkan histogram indeks dd masing-masing variabel dalam setiap kelompok disajikan dalam Gambar 25. T -KA B B -KA B U -B ld S -B ld T -Pr m k B -Pg g U -Pr m k S -Pg g 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 D is si m il ari ty U -KA B B -KA B U -B ld S -B ld U -Pr m k B -Kar y a S -Pg g B -Pg g 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 D is si m il ari ty a b Gambar 24 Dendrogram hierarki variabel komunitas ikan kerapu menggunakan jarak Euclidian. a hasil sensus visual, b hasil penangkapan menggunakan bubu. Reserve Non-Reserve Reserve Non-Reserve Tabel 11 Nilai tengah, standar deviasi dan indeks dd variabel komunitas kerapu hasil sensus visual dan hasil penangkapan menggunakan bubu di dua kelompok stasiun berdasarkan analisis kelompok Population Cluster 1 Cluster 2 Mean±SD Mean±SD dd Mean±SD dd Visual census Number of species 4.75±1.28 5.50±1.29 0.59 4.00±0.82 -0.59 Total abundance 14.25±6.76 19.25±5.85 0.74 9.25±2.36 -0.74 Diversity H 1.36±0.23 1.51±0.17 0.63 1.22±0.19 -0.63 Size abundance 5-10 cm 1.13±1.36 0.50±1.00 -0.46 1.75±1.50 0.46 Size abundance 10-15 cm 5.75±1.91 6.50±2.52 0.39 5.00±0.82 -0.39 Size abundance 15-20 cm 6.50±5.37 10.50±4.93 0.74 2.50±0.58 -0.74 Size abundance 20-25 cm 0.75±0.89 1.50±0.58 0.85 0.00±0.00 -0.85 Size abundance 25-30 cm 0.13±0.35 0.25±0.50 0.35 0.00±0.00 -0.35 Fish trapping Number of species 2.00±0.93 2.25±0.96 0.27 1.75±0.96 -0.27 Length cm 29.20±6.38 31.22±3.44 0.32 27.18±8.50 -0.32 CPUE kgtrip 0.53±0.45 0.68±0.34 0.33 0.38±0.55 -0.33 CPUE indtrip 1.00±0.53 1.25±0.50 0.47 0.75±0.50 -0.47 By catch indtrip 39.42±26.19 62.25±12.89 0.87 16.58±6.64 -0.87 Histogram dalam Gambar 25 dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Kelompok 1 : Merupakan kelompok stasiun yang berada dalam daerah reservasi zona inti dan merepresentasikan kondisi tekanan penangkapan yang rendah. Kelompok ini dicirikan dengan kelimpahan ikan kerapu yang lebih tinggi terutama yang berukuran lebih besar, jumlah spesies dan keanekaragaman ikan kerapu yang lebih tinggi, serta jumlah hasil tangkapan sampingan dan nilai laju tangkap CPUE yang lebih tinggi. Tingginya jumlah hasil tangkapan sampingan menunjukkan tingginya kelimpahan stok ikan karang di kawasan ini. Kelompok 2 : Merupakan kelompok stasiun yang berada di daerah non-reservasi zona pemukiman dan merepresentasikan kondisi tekanan penangkapan yang tinggi. Kelompok ini memiliki karakter yang bertolak belakang dengan kelompok 1, yakni memiliki kelimpahan ikan kerapu terutama berukuran besar lebih rendah, jumlah spesies dan keanekaragaman ikan kerapu yang lebih rendah, serta jumlah hasil tangkapan sampingan dan nilai laju tangkap CPUE yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok 1. -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Size abundance 20-25 cm Total abundance Size abundance 15-20 cm Diversity H Number of species Size abundance 5-10 cm Size abundance 10-15 cm Size abundance 25-30 cm dd index -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 Size abundance 20-25 cm Total abundance Size abundance 15-20 cm Diversity H Number of species Size abundance 5-10 cm Size abundance 10-15 cm Size abundance 25-30 cm dd index -1 -0.5 0.5 1 By catch indtrip CPUE indtrip CPUE kgtrip Length cm Number of spesies dd index -1 -0.5 0.5 1 By catch indtrip CPUE indtrip CPUE kgtrip Length cm Number of spesies dd index Kelompok 1 Sensus visual Penangkapan Kelompok 2 Sensus visual Penangkapan Gambar 25 Hasil analisis kelompok berdasarkan variabel komunitas ikan kerapu dari hasil sensus visual dan penangkapan menggunakan bubu. Histogram menunjukkan nilai index dd untuk masing-masing variabel

5.5 Hubungan Ikan Kerapu dengan Kondisi Habitat