atau spesies dalam komunitas yang bukan merupakan spesies target dari aktivitas penangkapan Russ 1991a.
2.6 Dampak Reservasi Laut Terhadap Komunitas Ikan Karang
Daerah reservasi laut dalam beberapa referensi dikenal sebagai “daerah
larang tangkap” no-fishing area atau “daerah larang ambil” no-take area, merupakan area yang secara permanen tertutup bagi aktivitas penangkapan ikan
Russ 1991b. Banyak review dilakukan mengenai manfaat reservasi laut, termasuk menjaga keanekaragaman hayati dan struktur ekosistem serta
peningkatan wisata. Namun dalam konteks perikanan tangkap, dapat dijabarkan tujuh ekspektasi dasar dari suatu reservasi laut. Lima diantaranya menyangkut
dampak terhadap ikan-ikan di dalam kawasan reservasi, dan dua lainnya terkait dengan keberlanjutan perikanan di luar kawasan reservasi. Agar efektif sebagai
alat pengelolaan perikanan, reservasi laut harus berperan dalam ekspor biomassa ikan, lebih dari sekedar mengganti kehilangan area penangkapan bagi nelayan
pada saat ditetapkan. Dua siklus hidup bagi sebagian besar ikan karang fase bentik dewasa yang mampu menyebar pada jarak puluhan hingga ribuan meter
dan fase larva yang mampu menyebar dalam jarak puluhan hingga ratusan kilometer yang berarti bahwa terdapat dua cara yang potensial dimana reservasi
laut dapat berperan dalam ekspor biomassa ikan. Masing-masing terjadi pada skala spasial yang berbeda Russ 1991b.
Lima dampak yang diharapkan terjadi di dalam kawasan reservasi terdiri dari Russ 1991b:
1. Mortalitas penangkapan F secara signifikan lebih rendah, atau bahkan F=0 2. Densitas spesies target secara signifikan lebih tinggi
3. Ukuranumur rata-rata spesies target secara siginifikan lebih tinggi 4. Biomassa spesies target secara signifikan lebih tinggi
5. Produksi propagule telurlarva dari spesies target per unit area secara signifikan lebih tinggi
Sedangkan dua dampak yang diharapkan terjadi di luar kawasan reservasi dan akhirnya berdampak pada peningkatan produksi perikanan adalah:
1. Dampak 1 sampai 4 di atas menyebabkan terjadinya ekspor ikan dewasa spillover effect.
2. Dampak 1 sampai 5 di atas menyebabkan terjadinya ekspor telurlarva recruitment effect. Hasilnya adalah peningkatan suplai recruit pada area
penangkapan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya dampak suatu kawasan reservasi
terhadap perikanan. Dampak tersebut termasuk meningkatnya kelimpahan dan meningkatnya ukuran dan umur individu dari populasi ikan yang menjadi target
penangkapan Starr et al. 2004. Kawasan larang ambil dapat juga meningkatkan kualitas habitat, seperti pemulihan karang Roberts and Polunin 1993 dalam Starr
et al. 2004, keanekaragaman spesies Russ and Alcala 1989 dan stabilitas komunitas Roberts and Polunin 1993 dalam Starr et al. 2004. Dampak suatu
kawasan reservasi dapat mencapai kawasan di luar batas reservasi melalui limpahan individu dewasa danatau larva ke daerah penangkapan Russ 1991b;
Castilla and Fernandez 1998 dalam Starr et al. 2004. Zona inti dalam suatu kawasan Taman Nasional adalah bagian taman
nasional yang mempunyai kondisi alam baik biota ataupun fisiknya masih asli dan tidak atau belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk
perlindungan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 56 Menhut-II2006 Tentang Pedoman Zonasi
Taman Nasional. Zona inti dalam kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan kawasan yang tertutup bagi aktivitas penangkapan, baik skala
komersial maupun tradisional no-fishing area sehingga dapat dikategorikan
sebagai daerah reservasi laut.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian