80 70 60 50 40 30 20 10 0 10 20 30 40
A. leucogrammicus C.boenak
E. malabaricus E. ongus
E.quoyanus P. maculatus
P.oligacanthus
Percent composition
Reserve Non-reserve
5.3.2 Hasil Tangkapan Bubu Komposisi Jenis
Hasil tangkapan kerapu menggunakan alat tangkap bubu kompresor terdiri dari 7 spesies kerapu yang berasal dari 4 genera, yaitu Anyperodon
leucogrammicus, Cephalopholis boenak, Epinephelus malabaricus, E. ongus, E.quoyanus, Plectropomus maculatus dan P.oligacanthus. Hasil tangkapan kerapu
dari 3 kali trip penangkapan di masing-masing titik selengkapnya disajikan pada Lampiran 4.
Spesies Plectropomus maculatus lodi tesin tampak mendominasi hasil tangkapan secara keseluruhan, baik di daerah reservasi maupun non-reservasi,
namun proporsi terbesar ditemukan di daerah reservasi Gambar 20. Berbeda dengan hasil sensus visual yang semuanya merupakan jenis kerapu balong Genus
Cephalopolis dan Epinephelus, jenis kerapu hasil tangkapan bubu didominasi oleh jenis kerapu sunulodi Genus Plectropomus yang memiliki nilai ekonomi
sangat tinggi. Jumlah spesies kerapu hasil tangkapan di daerah reservasi 4 spesies lebih sedikit dibandingkan dengan di daerah non-reservasi 6 spesies,
dan di daerah reservasi tidak ditemukan spesies A. leucogrammicus, E.malabaricus,dan P.oligacanthus.
Gambar 20 Komposisi spesies ikan kerapu hasil penangkapan menggunakan bubu
di daerah reservasi dan non-reservasi.
Kelimpahan Stok
Kelimpahan stok dan produktivitas perikanan suatu kawasan dapat dilihat dari besaran nilai laju tangkap berupa hasil tangkapan per unit upaya catch per
unit effortCPUE. Walaupun rerata nilai CPUE ikan kerapu di daerah reservasi 0,52 kgtrip dan 1,3 ekortrip lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah non-
reservasi 0,38 kgtrip dan 0,8 ekortrip, namun berdasarkan uji-t P0.05; df=22 disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai CPUE ikan
kerapu diantara kedua kawasan tersebut Tabel 9. Selain jenis kerapu sebagai target utama alat tangkap bubu, berbagai jenis
ikan karang lainnya juga tertangkap sebagai hasil tangkapan sampingan by catch seperti: ekor kuning Caesionidae, lencam Lethrinidae, swanggi Holocentridae,
baronang Siganidae, kepe-kepe Chaetodontidae, biji nangka Mulidae, pasir- pasir Nemipteridae, kakaktua Scaridae dan jenis ikan karang lainnya Lampiran
7. Jumlah by catch hasil tangkapan bubu dapat digunakan sebagai indikator kelimpahan stok ikan karang di lokasi pengamatan. Rerata hasil tangkapan
sampingan di daerah reservasi terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah non-reservasi. Berdasarkan hasil uji-t P0.05; df=22, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan hasil tangkapan sampingan antara daerah reservasi dan non-reservasi Tabel 9.
Tabel 9 Nilai beberapa variabel hasil tangkapan kerapu di daerah reservasi dan
non-reservasi serta hasil uji-t
No. Variables
Reserve Non-reserve
t-test p0.05; df=22
Mean±SD Mean±SD
1 Length
30.57±8.48 30.44±9.52
n.s. 2
CPUE kgtrip 0.68±0.75
0.38±0.82 n.s.
3 CPUE indtrip
1.25±1.29 0.75±0.97
n.s. 4
By catch indtrip 62.25±38.38
16.58±11.78 s
Keterangan: n.s = not significantly different tidak berbeda nyata; s = significantly different berbeda nyata
Struktur Ukuran
Berdasarkan distribusi frekuensi ukuran ikan kerapu yang tertangkap tampak bahwa ukuran ikan kerapu di daerah reservasi terkonsentrasi pada 2 kelas ukuran,
yaitu 25-30 cm dan 30-35 cm sedangkan di daerah non-reservasi juga
1 2
3 4
5
0 - 5 5 - 10
10 - 15 15 - 20 20 - 25 25 - 30 30 - 35 35 - 40 40
Fr e
q u
e n
cy
Size class cm
Reserve Non-reserve
terkonsentrasi pada 2 kelas ukuran 20-25 cm dan 35-40 Gambar 21. Distribusi frekuensi ukuran kerapu hasil tangkapan tidak menunjukkan adanya perbedaan
yang kontras antara dua kawasan tersebut. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov 2 sampel juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan
distribusi frekuensi ukuran ikan kerapu hasil tangkapan antara daerah reservasi dan non-reservasi P=0.441. Sementara itu, rerata ukuran panjang ikan kerapu yang
tertangkap di daerah reservasi 30,57 cm juga tidak berbeda nyata dengan di daerah non-reservasi 30,44 cm Tabel 9.
Gambar 21 Distribusi frekuensi ukuran kerapu hasil tangkapan menggunakan bubu di daerah reservasi dan non-reservasi.
5.4 Pola Pengelompokan Habitat Bentik dan Komunitas Kerapu