Besaran Kontribusi Sumber Pertumbuhan Output Periode II

bahwa kedua sektor ini merupakan sektor baru yang memiliki pertumbuhan lebih besar dari output rata-rata Largest Output Growth - LOG pada periode II. Pada periode II, pengaruh sumber pertumbuhan output yang berasal dari ekspansi ekspor EE terhadap kelima sektor di atas cukup tinggi. Nampak sektor- sektor perekonomian yang outputnya lebih besar dari output rata-rata Largest Output Growth - LOG terhadap kelima sektor memiliki besaran 74,24 hingga 85,05. Bila dibanding dengan periode I terlihat adanya peningkatan terhadap angka LOG di sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS sebesar 85,05, sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN sebesar 66,64, dan sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP sebesar 74,24. Pada periode II ini, Sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS, sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, dan Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP merupakan sektor yang memiliki angka Largest Output Growth LOG sebagaimana terjadi pada periode I. Besaran pengaruh dari sumber pertumbuhan yang berasal dari permintaan domestik DD terhadap sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS adalah sebesar 37,96. Besaran pertumbuhan sektor ini bila dibandingkan dengan periode I relatif mengalami penurunan sebesar 13,80 karena pada periode I angka LOG-nya 51,76. Pada periode II ini, pengaruh sumber pertumbuhan output yang berasal dari permintaan domestik DD terhadap sektor perdagangan PDGN mengalami peningkatan yang sangat besar, yaitu 80,98 naik 43,08. Karena sebagaimana kita ketahui, pada periode I angka Largest Output Growth LOG dari sektor ini adalah sebesar 37,90. Pengaruh sumber pertumbuhan output yang berasal dari permintaan domestik DD terhadap sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP ditunjukkan dengan angka LOG periode II sebesar 43,08 turun 7,26 dari periode I yang mencapai 50,34. Penjelasanan ini memberikan petunjuk bahwa sektor Bank, Lembaga Keuanngan dan Asuransi BLKAS, sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, dan sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP merupakan sektor yang sangat besar dipengarui permintaan akhir oleh konsumen masyarakat DKI Jakarta. Kemudian pada aspek smallest output growth SOG, Pada periode II ini sektor-sektor perekonomian yang outputnya lebih kecil dari output rata-rata adalah terjadi pada sektor Angkutan, Pergudangan, dan Pengiriman ANKRIM, Komunikasi JKOM, Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL, Bangunan BNGN, dan Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME. Pada periode II ini, sektor Angkutan, Pergudangan, dan Pengiriman ANKRIM dan Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL merupakan sektor yang masih bertahan masuk dalam besaran smallest output growth SOG. Sementara pada sektor Komunikasi JKOM, sektor Bangunan BNGN, dan Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME merupakan sektor baru yang memiliki besaran smallest output growth SOG. Sektor Angkutan, Pergudangan, dan Pengiriman ANKRIM dan Komunikasi JKOM terlihat begitu dominan dipengaruhi oleh faktor ekspansi ekspor EE dengan besaran 96,86 dan 78,42. Kemudian pangaruh ekspansi ekspor EE terhadap sektor yang lain adalah dari permintaan domestik DD dengan angka smallest output growth SOG terbesar nampak terjadi pada sektor Komunikasi JKOM dan Bangunan BNGN, yaitu 52,45 dan 65,28. Kemdian pengaruh sumber pertumbuhan output yang berasal dari permintaan domestik DD terhadap sektor yang lain adalah dengan SOG berkisar antara 25,50 sampai dengan 30,55.

5.7. Dekomposisi Terhadap Pertumbuhan Output

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa metode dekomposisi faktor struktural dari pertumbuhan output sangat berguna dalam menyediakan telaah sumber-sumber pertumbuhan output dan perubahan struktural dalam sebuah perekonomian. Factor umum yang mempengaruhi pertumbuhan output suatu sektor meliputi; 1. Perubahan permintaan akhir domestik, 2. Perubahan permintaan ekspor, 3. Perubahan permintaan antara perubahan koefisien input output atau perubahan teknologi, dan 4. Perubahan subtitusi impor. Pendekatan dekomposisi yang digunakan untuk menganalisa perubahan- perubahan pada pola pertumbuhan sektor perekonomian adalah menggunakan persamaan: ∆X = R 1 µ 1 ∆D + R 1 ∆E + R 1 µ 1 ∆AX + R 1 ∆µA X + D Dimana; ∆X = Perubahan jumlah output bruto R 1 µ 1 = ∆D Dampak perubahan permintaan akhir domestik R 1 = ∆E Dampak perubahan permintaan ekspor R 1 µ 1 ∆AX = Dampak perubahan permintaan antara perubahan koefisien input output perubahan teknologi R 1 ∆µA X = + Dampak perubahan subtitusi impor. D Dengan demikian, analisis dekomposisi terhadap pertumbuhan output adalah membahas tentang empat faktor sumber pertumbuhan output, yaitu: perubahan permintaan akhir domestik DD, ekspansi ekspor EE, perubahan teknologi TC, dan substitusi impor IS. Suatu sumber pertumbuhan dinyatakan dominan manakala memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan output suatu sektor. Pertama, jika suatu sektor yang dominan adalah faktor DD, maka sektor tersebut dapat dikategorikan sebagai sektor yang digerakkan oleh permintaan masyarakat di Provinsi DKI Jakarta domestic final demand driven sector. Kedua, jika suatu sektor didominasi oleh faktor EE, maka sektor tersebut merupakan sektor yang berorientasi pada ekspor export-oriented sector. Ketiga, jika TC paling dominan berarti sektor tersebut merupakan sektor yang digerakan oleh permintaan antara intermediate demand driven sector. Keempat, jika faktor IS yang dominan maka disebut sebagai sektor yang berorientasi pada subtitusi impor import subtitution sector. Sama dengan analisis sebelumnya, analisa dekomposisi sumber pertumbuhan output ini dilakukan dengan cara membagi periode analisis kedalam 2 dua periode, yaitu periode I tahun 1993-2000 dan periode II tahun 2000-2006. Hasil perhitungan Dekomposisi Pertumbuhan Ekonomi Absolut DKI Jakarta Periode 1993-2000 berdasarkan rata-rata indeks Paasche Laspeyres disajikan pada Tabel 5.13 yang menjelaskan dekomposisi pertumbuhan ekonomi absolut DKI Jakarta periode 1993-2000 dan Tabel 5.14 2000-2006. Pada Tabel 5.13 menjelaskan kondisi periode I 1993-2000, sementara Tabel 5.14 menggambarkan kondisi pada periode II 2000-2006. Sumber pertumbuhan output didominasi oleh sektor EE dan DD. Sementara pada sektor TC dan IS nampak mengalami pergeseran baik secara rangking maupun besaran kontribusi pertumbuhan. Dominasi sumber pertumbuhan output dari ekspansi ekspor EE menduduki peringkat pertama, yaitu sebesar 61,34 pada periode I dan 72,41 pada periode II. Pada urutan kedua sumber pertumbuhan output yang dominan adalah berasal dari permintaan domestik DD dengan tingkat kontribusi 36,37 pada periode I dan 41,36 pada periode II. Sedangkan di urutan ketiga dan keempat kontribusi terbesar diberikan oleh faktor TC -5,79 dan IS 7,97. Dengan hasil ini maka dapat dinyatakan bahwa perubahan pertumbuhan sektor-sektor perekonomian di DKI Jakarta kontribusinya sebagaian besar diberikan