Pada periode pertama, yaitu tahun 1993-2000 periode I, pertumbuhan output sektoral secara umum didominasi oleh pengaruh ekspansi permintaan ekspor
dengan kontribusi sebesar 61,34. Urutan ke-2 sumber pertumbuhan output sektoral terlihat dipengaruhi oleh permintaan domestik yang mencapai 36,37. Sementara
itu faktor peran perubahan teknologi dan subtitusi impor terlihat memiliki peran yang sangat kecil terhadap sumber pertumbuhan output, yaitu hanya 1,05 dan
1,24. Pada periode II yaitu tahun 2000-2006, pertumbuhan output sektoral
sebagian besar polanya masih didominasi oleh peran sektor ekpansi ekspor yang mencapai 72,41 , padahal sebelumnya pada periode I hanya sebesar minus 6,44
atau naik 11,07. Begitu pula halnya dengan sektor permintaan domestik terlihat masih menduduki peringkat ke-2 dengan kontribusi sebesar 41,36 naik 4,98
dari periode sebelumnya. Adanya peningkatan peran dari kedua sektor ini mengakibatkan peran dari sektor perubahan teknologi dan subtitusi impor menjadi
turun hingga minus 5,75 dan minus 7,97. Hal ini merupakan indikasi bahwa secara garis besar pada periode II kedua faktor, yaitu perubahan teknologi dan
subtitusi impor tidak memberikan kontribusi positif terhadap sumber pertumbuhan output.
5.6.2. Analisis Kontribusi Sumber Pertumbuhan Output
Analisis kontribusi juga dilakukan dengan cara membagi periode analisis ke dalam 2 dua periode, yaitu periode I tahun 1993-2000 dan periode II tahun
2000-2006. Pada bagian ini akan dijelaskan kontribusi sumber pertumbuhan output terhadap 5 lima sektor perekonomian pada setiap periode.
5.6.2.1. Kontribusi Perubahan Permintaan Domestik
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai sektor-sektor perekonomian yang berperan besar dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat DKI Jakarta dan
hal ini merupakan kontribusi terhadap sumber pertumbuhan output. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa permintaan domestik menduduki peringkat
kedua terhadap pertumbuhan output sektoral pada periode I maupun periode II. Adapun besarnya peran permintaan domestik pada periode I adalah sebesar 36,37
dan pada periode II sebesar 41,36 lihat Gambar 5.3.
Dari hasil pengolahan data tabel Input-Output menunjukkan bahwa 5 lima sektor yang banyak dipengaruhi oleh perubahan permintan domestik selama 2 dua
periode analisis seperti ditampilkan pada Tabel 5.7. yang menunjukkan bahwa jenis sektor yang pertumbuhan outputnya banyak dipengaruhi oleh perubahan permintaan
domestik adalah sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS, sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP, Perdagangan Besar dan Eceran PDGN,
Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL, sektor Jasa Komunikasi JKOM, dan sektor Bangunan BNGN. Hal
ini menunjukkan bahwa sektor-sektor di atas mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di wilayah DKI Jakarta.
Tabel 5.7 Kontribusi Permintaan Domestik Terhadap Output Sektoral KODE
SEKTOR Periode I
Periode II BLKAS
Bank, Lemb. Keu., dan Asuransi 5,25
8,82 REJP
Real Estate dan Jasa Perusahaan 4,93
6,45 PDGN
Perdagangan Besar dan Eceran 4,90
6,05 LME
Industri Logam, Mesin, dan Elektronik 3,05
KENDAL Industri Kendaraan Alat Angkutan 2,61
JKOM Komunikasi
3,44 BNGN
Bangunan 3,03
Sumber: Data diolah Tabel 5.7. juga memperlihatkan bahwa kontribusi perubahan permintaan
akhir berupa permintaan domestik pada periode I tahun 1993-2000 secara keseluruhan relatif lebih kecil dibandingkan dengan periode II. Dominasi terbesar
terjadi atas kontribusi perubahan permintaan domestik akhir terhadap sektor Bank, Lemb. Keuangan dan Asuransi BLKAS terlihat memiliki peran 5,25 pada
periode I. Sumber pertumbuhan berasal dari perubahan permintaan domestik akhir ini ternyata masih berperan pada periode II dengan kontribusi yang meningkat
3,57 atau naik menjadi 8,82. Peran dari sumber pertumbuhan perubahan permintaan akhir selama dua
periode berturut-turt terlihat juga terjadi pada sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN. Sektor REJP terlihat
menerima peran 4,93 pada periode I, kemudian meningkat menjadi 6,45 pada periode II. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran juga mengalami peningkatan peran
yang sama, yaitu 4,90 pada periode I dan 6,05 pada periode II.