Strategi Pembangunan Ekonomi Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan

sumberdaya produksi, segi alokasi pola penggunaan sumberdaya produksi, segi institusional kelembagaan ekonomi dalam kehidupan masyarakat, dan segi distribusi pola pembagian pendapatan. Strategi pembangunan dengan tumpuan pertumbuhan terbukti gagal menyelesaikan persoalan-persoalan dasar pembangunan. Menurut Daryanto et.al. 2010. Strategi pembangunan ekonomi daerah senantiasa ditekankan pada terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Dalam kiprahnya, strategi pembangunan dengan tumpuan pertumbuhan justru menciptakan keterbelakangan dan kesenjangan ekonomi antar pelaku ekonomi Santoso, 1997. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut Arsyad, 1999, Blakely, 1989. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan tradisional. Beberapa ekonomi modern mulai mengedepankan penurunan tahta pertumbuhan ekonomi, pengentasan garis kemiskinan, pengurangan distribusi pendapatan yang semakin timpang dan penurunan tingkat pengangguran yang ada. Pendapat para ekonom ini membawa perubahan dalam paradigma pembangunan yang mulai menyoroti bahwa pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses yang multidimensional Kuncoro, 2006.

2.1.3. Strategi Pembangunan Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Perkembangan ekonomi seperti yang dikehendaki oleh para pendiri Republik Indonesia, yaitu dibangun atas dasar demokrasi, tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Artinya kemajuan yang diukur melalui membesarnya produksi nasional tidak otomatis menjamin bahwa pertumbuhan tersebut mencerminkan peningkatan kesejahteraan secara merata. Masalah utamanya, adalah ketidakseimbangan dalam kemampuan dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang yang terbuka dalam proses pembangunan. Dengan proses pembangunan yang terus berlanjut, justru ketidakseimbangan itu dapat makin membesar yang mengakibatkan makin melebarnya jurang kesenjangan. Dalam upaya mengatasi tantangan itu pendekatan yang paling tepat adalah melalui pemberdayaan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa hasrat untuk memperbaiki nasib dan prakarsa untuk menciptakan kemajuan material harus muncul dari warga masyarakatnya sendiri dan tidak dapat dipengaruhi atau diidentifikasi oleh daerah luar Jhingan, 2004. Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai demokrasi. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat people-centered, participatory, empowering, and sustainable Chambers, 1995. Kartasamita 2008 menjelaskan bahwa strategi pembangunan yang bertumpu pada pemihakan dan pemberdayaan dipahami sebagai suatu proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat. Oleh karena itu kebijakan pembangunan harus diarahkan pada dua strategi, yaitu: 1. Strategi pertama adalah memberi peluang agar sektor dan masyarakat modern dapat tetap maju, karena kemajuannya dibutuhkan untuk pembangunan bangsa secara keseluruhan. Disini termasuk peningkatan efisiensi, produktivitas, dan pengembangan serta penguasaan teknologi, yang amat diperlukan untuk memperkuat daya saing. Intinya adalah memberikan keleluasaan kepada suatu sektor, yakni tanpa terlalu banyak campur tangan pemerintah. Bahkan dalam sektor tersebut jika masyarakat telah mampu, pemerintah harus mundur dari menangani kegiatan yang dapat dilakukan lebih baik atau sama baiknya oleh masyarakat. 2. Strategi kedua adalah memberdayakan sektor ekonomi dan lapisan rakyat yang miskin dan tertinggal dan hidup diluar atau di pinggiran jalur kehidupan modern. Strategi inilah yang harus dikembangkan oleh negara. Intinya adalah membantu rakyat agar lebih berdaya sehingga tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki, tetapi juga sekaligus meningkatkan kemampuan ekonomi nasional. Kedua strategi tersebut jelas tidak terlepas satu dengan lainnya. Keduanya saling berhubungan. Pola hubungan tersebut perlu ditata agar menghasilkan suatu struktur ekonomi dan masyarakat yang sinergis menuju kearah pembangunan ekonomi yang berkesinambungan, merata, dan tumbuh diatas landasan yang kukuh.