Agregasi Sektor Perekonomian HASIL PEMBAHASAN

Tabel 5.1 Hasil Agregasi Tabel Input Output DKI Jakarta 23 Sektor Sektor-Sektor Sebelum Agregasi No. Sektor Kode 1993 2000 2006 Sektor ∑ Sektor ∑ Sektor ∑ 1 Pertanian PERT 1 - 5 5 1 - 5 5 1 - 5 5 2 Peternakan PTNK 6 - 8 3 6 - 8 3 6 - 8 3 3 Perikanan Kehutanan IKHUT 9 - 11 3 9 - 11 3 9 - 10 2 4 Pertambangan Penggalian BTGL 12 1 12 1 11 1 5 Industri Makanan Rokok MKMN 13 - 20 8 13 - 21 9 12 - 20 9 6 Industri Tekstil Kulit TPTK 21 - 24 4 22 - 25 4 21 - 25 5 7 Industri Kayu, Kertas, Cetakan KKCT 25 - 28 4 26 - 29 4 26 - 29 4 8 Industri Kimia, Obat, Kosmetik KIMOB 29 - 33 5 30 - 34 5 30 - 35 6 9 Industri Karet,Kaca, dan Keramik KRKK 34 - 36 3 35 - 37 3 36 - 39 4 10 Industri Logam, Mesin, Elektronik LME 37 - 42 6 38 - 43 6 40 - 46 7 11 Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL 43 - 45 3 44 - 46 3 47 - 49 3 12 Industri Fotografi, Alat Musik, Olahraga FMOR 46 - 47 2 47 - 48 2 50 - 51 2 13 Listrik,Gas, Air Bersih LGAB 48 - 49 2 49 - 50 2 52 - 54 3 14 Bangunan BNGN 50 - 51 2 51 - 52 2 55 - 56 2 15 Perdagangan Besar dan Eceran PDGN 52 - 53 2 53 - 55 3 57 - 58 2 16 Restoran REST 54 1 56 1 59 1 17 Perhotelan HOTL 55 1 57 - 58 2 60 1 18 Angkutan,Pergudangan,Pengiriman ANKRIM 56 - 61 6 59 - 68 10 61 - 69 9 19 Komunikasi JKOM 62 1 69 - 72 4 70 - 71 2 20 Bank,Lembaga Keuangan,Asuransi BLKAS 63 - 65 3 73 - 75 3 72 - 74 3 21 Real Estate,Jasa Perusahaan REJP 66 - 68 3 76 - 78 3 75 - 76 2 22 Jasa Pemerintahan JPEM 69 - 70 2 79 - 82 4 77 - 80 4 23 Jasa-Jasa Lainnya JSLN 71 - 78 8 83 - 89 7 81 - 87 7 Sumber: Data diolah. Tabel di atas menunjukkan hasil agregasi sektor-sektor tabel input-output 78 sektor tahun 1996, 89 sektor tahun 2000, dan 87 sektor tahun 2006 yang mengalami reklasifikasi menjadi 23 sektor. Kolom ∑ menunjukkan jumlah sektor yang ada di dalam Tabel I-O sebelum diagregasi. Adapun data tabel I-O dari 23 sektor secara lengkap bisa dilihat pada Lampiran 3, 4, dan 5.

5.2. Keseimbangan Struktur Permintaan dan Penawaran

Salah satu keunggulan tabel input output sebagai alat analisis ekonomi adalah kemampuannya untuk dapat melihat sistem perekonomian secara komprehensif, yaitu dari sisi permintaan dan penawaran penyediaan. Tabel I-O mengakomodasi kedua sisi ekonomi tersebut yang disajikan dalam kolom 700 Total Penawaran dan kolom 310 Total Permintaan. Kedua kolom tersebut masing- masing terbentuk dari akumulasi beberapa jenis kegiatan ekonomi yang berbeda, namun kolom 700 harus memiliki besaran yang sama dengan kolom 310 sebab hal ini sesuai dengan prinsip keseimbangan. Dilihat dari sisi permintaan, jumlah keseluruhan permintaan barang maupun jasa suatu daerah pada masa tertentu akan mencapai jumlah tertentu. Dari sudut permintaan tersebut seluruh produksi barang dan jasa yang tercipta akan digunakan baik untuk melakukan proses produksi lebih lanjut atau permintaan antara PA maupun digunakan oleh konsumen akhir permintaan akhir. Permintaan antara merupakan sejumlah pengeluaran barang dan jasa dibutuhkan guna menghasilkan output dalam proses produksi. Dengan demikian nilai transaksi ini dapat dipandang sebagai sisi input antara ataupun sisi permintaan antara PA. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan permintaan antara adalah produksi barangjasa yang dihasilkan oleh suatu sektor dan dimanfaatkan oleh sektor lain sebagai input dan habis dipakai dalam proses produksi input antaraatau intermediate input. Selain itu, pengeluaran atas barang dan jasa untuk dikonsumsi langsung bukan digunakan sebagai input dari proses produksi selanjutnya juga harus dipenuhi. Pengeluaran ini disebut sebagai permintaan akhir domestik final demand. Permintaan akhir domestik bisa dirinci ke dalam 4 komponen, yakni: Konsumsi rumah tangga konsRT atau C, Pengeluaran konsumsi pemerintah KonsPth atau G, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto atau Investasi Pmtb atau I, dan sisa produksi barang atau jasa yang belum dikonsumsi, atau disebut juga sebagai perubahan stok stock atau S. Selain itu terdapat pula variabel ekspor EX yang terdiri dari ekspor luar negeri dan dalam negeri. Dari sisi penawaran barang dan jasa yang ditawarkan di suatu daerah bisa berasal dari produksi daerah tersebut output domestic maupun dari produk yang berasal luar daerah impor. Secara keseluruhan angka-angka keseimbangan struktur permintaan dan penawaran bisa dilihat pada Lampiran 3, 4, dan 5. Adapun ringkasan keseimbangan struktur permintaan dan penawaran di Provinsi DKI Jakarta selama periode 1993, 2000, dan 2006 bisa dilihat pada Tabel 5.2 yang memberikan gambaran bahwa secara umum permintaan barang dan jasa di Provinsi DKI Jakarta sebagian besar digunakan untuk memenuhi permintaan akhir domestik. Pada tahun 1993 proporsi permintaan akhir domestik sebesar 42,25, sementara permintaan antara hanya 26,67 dan sisanya adalah permintaan dari ekspor yang mencapai 31,08.