Kontribusi Perubahan Permintaan Domestik

Dari hasil pengolahan data tabel Input-Output menunjukkan bahwa 5 lima sektor yang banyak dipengaruhi oleh perubahan permintan domestik selama 2 dua periode analisis seperti ditampilkan pada Tabel 5.7. yang menunjukkan bahwa jenis sektor yang pertumbuhan outputnya banyak dipengaruhi oleh perubahan permintaan domestik adalah sektor Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS, sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP, Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL, sektor Jasa Komunikasi JKOM, dan sektor Bangunan BNGN. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor di atas mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat di wilayah DKI Jakarta. Tabel 5.7 Kontribusi Permintaan Domestik Terhadap Output Sektoral KODE SEKTOR Periode I Periode II BLKAS Bank, Lemb. Keu., dan Asuransi 5,25 8,82 REJP Real Estate dan Jasa Perusahaan 4,93 6,45 PDGN Perdagangan Besar dan Eceran 4,90 6,05 LME Industri Logam, Mesin, dan Elektronik 3,05 KENDAL Industri Kendaraan Alat Angkutan 2,61 JKOM Komunikasi 3,44 BNGN Bangunan 3,03 Sumber: Data diolah Tabel 5.7. juga memperlihatkan bahwa kontribusi perubahan permintaan akhir berupa permintaan domestik pada periode I tahun 1993-2000 secara keseluruhan relatif lebih kecil dibandingkan dengan periode II. Dominasi terbesar terjadi atas kontribusi perubahan permintaan domestik akhir terhadap sektor Bank, Lemb. Keuangan dan Asuransi BLKAS terlihat memiliki peran 5,25 pada periode I. Sumber pertumbuhan berasal dari perubahan permintaan domestik akhir ini ternyata masih berperan pada periode II dengan kontribusi yang meningkat 3,57 atau naik menjadi 8,82. Peran dari sumber pertumbuhan perubahan permintaan akhir selama dua periode berturut-turt terlihat juga terjadi pada sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN. Sektor REJP terlihat menerima peran 4,93 pada periode I, kemudian meningkat menjadi 6,45 pada periode II. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran juga mengalami peningkatan peran yang sama, yaitu 4,90 pada periode I dan 6,05 pada periode II. Jika tiga sektor sebelumnya terjadi pada periode I dan II, kontribusi dari perubahan permintaan akhir terhadap sektor Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME dan Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL terlihat hanya terjadi pada periode I saja. Sektor LME menerima peran sebesar 3,05 dan sektor KENDAL menerima peran 2,61. Kemudian pada perode II, kontribusi dari permintaan akhir hanya terjadi terhadap sektor Jasa Komunikasi JKOM dan sektor Bangunan BNGN. Sektor jasa komunikasi berperan sebesar 3,44 sementara sektor Bangunan berperan sebesar 3,03.

5.6.2.2. Kontribusi Perubahan Ekspansi Ekspor

Pada bagian ini akan dijelaskan peran perubahan ekspansi ekspor terhadap pertumbuhan output pada 5 lima sektor perekonomian pada periode I 1993-2000 dan periode II 2000-2006. Peran perubahan ekspansi ekspor terhadap pertumbuhan output terlihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Kontribusi Ekspansi Ekspor Terhadap Output Sektoral KODE SEKTOR Periode I Periode II TPTK Industri Tekstil Kulit 11,10 LME Industri Logam, Mesin, dan Elektronik 7,34 REJP Real Estate dan Jasa Perusahaan 5,31 11,12 PDGN Perdagangan Besar dan Eceran 4,97 KENDAL Industri Kendaraan Alat Angkutan 4,49 BLKAS Bank, Lemb. Keu., dan Asuransi 19,76 JSLN Jasa-Jasa Lainnya 11,09 ANKRIM Angkutan, Pergudangan, dan Pengiriman 6,75 REST Restoran 5,93 Sumber: Data diolah. Pada bagian sebelumnya telah diungkapkan bahwa peran ekspansi ekspor terhadap pertumbuhan output di Provinsi DKI Jakarta menduduki peringkat pertama, yaitu sebesar 61,34 pada periode I dan 72,41 pada periode II. Tabel 5.8 mengungkapkan bahwa sektor-sektor perekonomian yang dipengaruhi oleh ekspansi ekspor adalah meliputi sektor Industri Tekstil Kulit TPTK, Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP, sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL, Bank, Lemb. Keuangan dan Asuransi BLKAS, sektor Jasa- Jasa Lainnya JSLN, sektor Angkutan, Pergudangan, dan Pengiriman ANKRIM, dan sektor Restoran REST. Hal ini menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut outputnya selain dikonsumsi masyarakat DKI Jakarta juga diekspor ke luar wilayah DKI Jakarta. Pada Tabel 5.8 terlihat pengaruh perubahan ekspansi ekspor pada periode I tahun 1993-2000 terhadap output yang paling dominan terjadi pada sektor Industri Tekstil Kulit TPTK, yaitu memiliki peran sebesar 11,10. Pada periode I tersebut kontribusi faktor ekspansi ekspor juga memiliki peran sebesar 7,34 untuk sektor Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, sebesar 5,31 untuk sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP, 4,97 untuk sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, dan 4,49 untuk sektor Industri Kendaraan Alat Angkutan KENDAL. Pada periode II perubahan ekspansi ekspor terlihat masih berpengaruh pada sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP dengan peran sebesar 11,12. Kemudian pada periode II ditunjukkan peran perubahan ekspansi ekspor juga terjadi pada sektor Bank, Lemb. Keuangan dan Asuransi BLKAS sebesar 19,76, sektor Jasa-Jasa Lainnya JSLN sebesar 11,09, sektor Angkutan, Pergudangan, dan Pengiriman ANKRIM sebesar 6,75, dan sektor Restoran REST sebesar 5,93.

5.6.2.3. Kontribusi Perubahan Permintaan Antara atau Teknologi

Kontribusi perubahan teknologi terhadap pertumbuhan output pada 5 lima sektor perekonomian dalam 2 dua periode analisis ditunjukkan pada Tabel 5.9. Tabel 5.9: Kontribusi Perubahan Teknologi Terhadap Output Sektoral KODE SEKTOR Periode I Periode II LGAB Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,69 PDGN Perdagangan Besar dan Eceran 0,62 BLKAS Bank, Lemb Keu., dan Asuransi 0,44 KRKK Industri Karet, Kaca, dan Keramik 0,22 JKOM Komunikasi 0,22 JSLN Jasa-Jasa Lainnya 0,18 KENDAL Industri Kendaraan Alat Angkutan 0,14 KIMOB Industri Kimia, Obat, dan Kosmetik 0,14 LME Industri Logam, Mesin, dan Elektronik 0,10 MKMN Industri Makanan, Minuman Rokok 0,06 Sumber: Data Diolah.