Tabel Input Output Model Input-Output 1. Konsep Dasar Metode Input Output

b. Kuadran II menunjukkan permintaan akhir final demand, yaitu penggunaan barang dan jasa bukan untuk proses produksi yang biasanya terdiri atas konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, persediaan stock, investasi dan ekspor. Transaksi antar Kegiatan I Input primer sektor produksi III Permintaan akhir II Input Primer Permintaan akhir pxn IV Sumber: BPS, 2003. Gambar 2.1 Tabel Input-Output Framework of input-output model c. Kuadran III memperlihatkan input primer sektor-sektor produksi, yaitu semua balas jasa faktor produksi yang biasanya meliputi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung. Persamaan yang menunjukkan keseimbangan antara output dan final demand dalam model input-output diformulasikan sebagai berikut: ∑ + = i i ij t Y x X ………………………………………………………………… 2.1 Dimana: X = t vektor gross output sektor i i = 1, 2, ...., n x = ij jumlah output sektor i yang dipakai sebagai input sektor j j =1, 2, ...., n Y = i Vektor final demand yang berkaitan dengan output sektor i. Berdasarkan asumsi Leontief bahwa input yang digunakan dalam suatu sektor merupakan fungsi tingkat output dari sektor yang bersangkutan dan bersifat unik, sehingga dapat ditentukan koefisien teknis a ij yang dirumuskan sebagai: j ij ij X x a = ………………………………………………………...……………… 2.2 yang menunjukkan besarnya input sektor i yang diperlukan untuk memproduksi setiap rupiah output sektor j. Dari persamaan 2.2 dapat diperoleh kondisi x ij =a ij X yang jika disubstitusikan ke persamaan 2.1 diperoleh hasil: ∑ + = i i j ij t Y X a X …………………………………………………………….. 2.3 Persamaan ini bisa dituliskan dalam notasi matriks: Y AX X + = ………………………………………………………………….… 2.4 Dimana X adalah vektor output, Y adalah vektor permintaan akhir, dan A adalah matriks berdimensi nxn yang menunjukkan koefisien input teknis dengan a ij sebagai elemen-elemennya. Solusi dari persamaan di atas untuk mendapatkan nilai output ialah: Y A I X 1 − − = …………………………………………………………….… 2.5 Dimana 1 − − A I adalah inverse matriks Leontief dengan elemennya ij menunjukkan besarnya perubahan output sektor i untuk setiap satu rupiah perubahan permintaan akhir di sektor j. Dalam analisis I-O satu angka yang berperan penting adalah analisis angka pengganda multiplier, yaitu angka pengganda output, angka pengganda pendapatan, dan angka pengganda tenaga kerja Miller Blair 1985, Nazara 1997. Angka pengganda output menggambarkan besarnya perubahan total output dalam perekonomian akibat perubahan satu unit final demand di suatu sektor tertentu. Output multiplier sektor j menggambarkan besarnya perubahan total output dalam perekonomian akibat satu unit perubahan final demand di sektor j. Semakin besar angka pengganda output semakin penting peranan sektor tersebut dalam output perekonomian sehingga bisa disebut sektor unggulan. Angka pengganda output u ntuk sektor j diformulasikan sebagai ∑ = i ij j b B . Angka pengganda pendapatan rumah tangga merupakan ukuran untuk mengetahui perubahan pendapatan langsung upah dan gaji akibat perubahan satu unit permintaan akhir di suatu sektor. Ukuran ini merupakan angka pengganda pendapatan rumah tangga yang rumusnya ∑ = + = n i ij j n j b a H 1 , 1 . Jenis lain angka pengganda pendapatan adalah disebut angka pengganda pendapatan rumah tangga. Angka pengganda ini dirumuskan j n j j a H Y , 1 + = . Angka ini adalah berapa kali besarnya angka pengganda pendapatan dibandingkan dengan proporsi pendapatan dalam hal ini upah dan gaji dalam total input. Selanjutnya, angka pengganda lapangan pekerjaan employment multiplier atau biasa disebut efek lapangan pekerjaan employment effect merupakan efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat adanya satu unit uang perubahan permintaan akhir di suatu sektor tertentu. Angka pengganda lapangan pekerjaan biasa simple employment multiplier untuk sektor j dirumuskan sebagai ∑ = = n i ij i j b w E 1 , dimana w i = X j L j dan L j

2.7. Penelitian Terdahulu

menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja di sektor j. Dengan mempelajari Tabel I-O dapat diketahui bagaimana perubahan struktur ekonomi dalam kurun waktu itu dan bagaimana sektor unggulan berubah. Dengan demikian dapat dilakukan evaluasi terhadap kebijakan yang telah diambil pada masa itu. Selanjutnya pengalaman tersebut dapat dijadikan feedback yang berharga bagi perencanaan berikutnya. Sahara et al. 2000 melakukan penelitian tentang peran sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan Analisis Input-Output dengan menggunakan data tabel input-output tahun 1993. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sektor kunci terjadi pada sektor industri kimia 17, barang karet dan plastik 22, logam besi dan baja 25, dan alat listrik 30. Peran sektor industri pengolahan terhadap pengingkatan pendapatan masyarakat di DKI Jakarta relatif kecil dibandingkan dengan 8 sektor perekonomian lainnya. Namun demikian dalam sektor industri pengolahan terdapat 9 sub sektor yang mempunyai nilai indeks pendapatan lebih besar dari satu yaitu: olahan kulit 12, barang cetak 16, obat dan jamu 18, barang karet dan plastik 22, mesin 27, alat transport 31, motor 32, alat profesional 34 dan barang industri lain 35. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono 2003 tentang peran sektor jasa terhadap perekonomian DKI Jakarta dengan analisis input-output menunjukkan bahwa total permintaan kelompok sektor jasa tertinggi dibandingkan dengan kelompok sektor pertanian dan industri. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki peran yang dominan dalam kelompok sektor jasa. Pemintaan akhir terhadap kelompok sektor jasa lebih tinggi dari nilai permintaan antara. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok sektor jasa masih berorientasi untuk konsumsi langsung dibandingkan untuk digunakan sebagai input sektor-sektor lain. Dalam sektor jasa, sub sektor Jasa perbengkelan, Jasa Restoran, Jasa Telekomunikasi Tetap, Jasa Perbankan, Jasa Asuransi, Jasa Perusahaan dan Jasa Kesehatan Swasta merupakan sektor kunci perekonomian DKI Jakarta. Peran sektor jasa terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di DKI Jakarta sangat besar dibandingkan dengan sektor industri dan pertanian. Analisis 9 sektor perekonomian memperlihatkan bahwa kelompok sektor jasa-jasa memililiki indeks pendapatan masyarakat tertinggi dibandingkan dengan 8 sektor lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Rosmiansyah dan Nazara 2008, Amir 2005 memiliki dua tujuan. Pertama, menganalisis berbagai sektor unggulan key sektor dalam perekonomian Provinsi Jawa Timur antara tahun 1994 dan 2000. Kedua, mengidentifikasi perubahan struktur perekonomian Jawa Timur pada periode yang sama. Penelitian ini menggunakan analisis input-output yang telah banyak digunakan untuk menganalisis tingkat keterkaitan antarsektor perekonomian, sektor unggulan, dan angka pengganda sektor ekonomi. Lebih lanjut, perubahan struktur dianalisis dengan menggunakan metode yang disebut multiplier product matrix MPM yang dapat menggambarkan landscape suatu perekonomian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran dalam beberapa sektor unggulan dan angka pengganda sektoral. Peranan sektor industri lainnya dan sektor industri makanan, minuman dan tembakau sangat dominan dari sisi besaran outputnya, juga memiliki angka pengganda yang cukup tinggi. Selain itu, berdasarkan analisis MPM terlihat pula perubahan struktur ekonomi Jawa Timur selama periode 1994 sampai 2000 walaupun tidak drastis. Rosmiansyah dan Nazara 2008 melakukan penelitian tentang Peranan Subsektor Penambangan dan Peleburan Timah dalam perekonomian daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Metode ekstraksi dalam konteks input-output digunakan untuk menangkap seberapa besar dampak dari hilangnya sektor timah terhadap perekonomian Provinsi Bangka Belitung. Dampak tersebut dilihat dari nilai keterkaitan forward maupun backward linkage dan nilai pengganda output, pendapatan, dan tenaga kerja. Hasil penelitiannya menunjukan adanya penurunan pada kedua nilai keterkaitan dan nilai pengganda ouput jika sektor timah hilang, tetapi pengganda tenaga kerja cenderung tetap, dan hanya sektor industri besi dan