3.2.2. Analisis Input-Ouput
Pada dasarnya data tabel Input-Output adalah merupakan hubungan antara penawaran supply dan permintaan demand dari sektor-sektor ekonomi makro
yang dinyatakan dalam nilai rupiah. Aliran barang dan jasa antar sector secara sederhana bisa dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Simplifikasi Tabel Input Output
Struktur Input
Alokasi Output
Permintaan Antara Sektor Produksi
Permintaan Akhir
Kuadran I Kuadran II
Jumlah Output
Input Antara Sektor 1
Sektor 2 Sektor 3
x
11
x
21
x
31
x
12
x
22
x
32
x
13
x
23
x
33
F1 F2
F3 X1
X2 X3
Kuadran III Input Primer
V1 V2
V3
Jumlah Input
X1 X2
X3
Sumber: BPS, Tabel Input Output. Tabel input-output menyediakan sebuah kerangka yang baik untuk mengukur
dan menelusuri aliran interindustri dari input dan output diantara beberapa sektor dalam perekonomian Miller et. al. 1985. Angka yang ada pada garis horizontal
atau baris menggambarkan bagaimana output suatu sektor dialokasikan, baik untuk permintaan antara maupun permintaan akhir. Permintaan antara adalah permintaan
terhadap barang dan jasa yang digunakan untuk proses lebih lanjut pada sektor produksi. Permintaan akhir adalah permintaan untuk konsumsi akhir yang terdiri
dari konsumsi rumah tangga, pemerintah, pembentukan modal, dan ekspor. Isian angka pada garis vertical atau kolom menunjukan pemakaian input
antara maupun input primer yang disediakan oleh sektor-sektor lain untuk kegiatan produksi. Istilah yang lebih popular dari input primer adalah nilai tambah, yaitu
terdiri dari upahgaji, sewa, bunga, dan surplus usaha. Alokasi output secara keseluruhan dituliskan dengan persamaan sebagai
berikut:
i i
n j
i ij
M X
F X
+ =
+
∑
=1
untuk i = 1, 2,..., n .......................................................... 3.1 Apabila a
ij
= x
ij
X
j
a
ij
= koefisien teknologi atau x
ij
= a
ij
X
j
, maka persamaan 1 dapat disubtitusikan menjadi:
I – A X = F atau X = I – A
-1
F ………………………………………………. 3.2
D
imana
I-A
-1
dinamakan sebagai matriks kebalikan Leontief matriks multiplier
masukan. Terlihat u
ntuk menghitung dampak permintaan akhir digunakan bilangan pengganda multiplier, yaitu dengan mengalikan koefisien Leontief I-A
-1
dengan permintaan akhir F untuk memperoleh perubahan besaran output X atau
variabel makro lainnya.
Matriks ini mengandung informasi penting tentang bagaimana kenaikan produksi dari suatu sektor industri akan menyebabkan berkembangnya
sektor-sektor lainnya. Karena setiap sektor memiliki pola pembelian dan penjualan dengan sektor lain yang berbeda-beda, maka dampak dari perubahan produksi suatu
sektor terhadap total produksi sektor-sektor lainnya berbeda-beda. Matriks kebalikan Leontief merangkum seluruh dampak dari perubahan produksi suatu sektor terhadap
total produksi sektor-sektor lainnya ke dalam koefisien-koefisien yang disebut sebagai multiplier aij. Multiplier ini adalah angka-angka yang terlihat di dalam
matriks
I-A
-1
3.2.3. Analisis Keterkaitan
.
Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui keterkaitan suatu sektor dengan sektor lainnya menggunakan analisis keterkaitan antar sektor. Analisis
keterkaitan antar sektor interindustrial linkage analysis pada dasarnya melihat dampak perubahan terhadap output dan kenyataan bahwa sektor-sektor dalam
perekonomian tersebut saling mempengaruhi Amir et al., 2005. Dalam analisis keterkaitan antar sektor terdapat dua ukuran indeks untuk
melihat keterkaitan, yaitu keterkaitan ke belakang backward linkages dan keterkaitan ke depan forward linkages. Menurut Mangiri 2000, besarnya tingkat
keterkaitan ke belakang backward linkages biasa disebut derajat kepekaan sensitivity of dispersion dan keterkaitan ke depan forward linkages disebut juga
dengan daya penyebaran power of dispersion.