Proses Pertumbuhan Ekonomi Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan

transformasi ekonomi yang tinggi, 4. Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai dan menambah bagian-bagian dunia lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku, dan 5. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai sekitar sepertiga bagian penduduk dunia. Kirdar dan Silk 1995 menyatakan the pattern of growth is just as important as the rate of growth. Hal ini memberikan makna bahwa p ertumbuhan ekonomi tidaklah suatu ukuran angka tingkat pertumbuhan semata, tetapi merupakan suatu proses bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu dalam jangka waktu yang cukup panjang, di dalamnya terdapat kemungkinan terjadi penurunan atau kenaikan perekonomian. Suatu ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan yang berkembang apabila tingkat kegiatan ekonominya lebih tinggi daripada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Disini, “proses” mendapat penekanan karena mengandung unsur dinamis. Para ahli ilmu ekonomi pembangunan masa kini masih terus menyempurnakan makna, hakikat dan konsep pertumbuhan ekonomi. Para ahli menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dengan pertambahan Produk Domestik Bruto PDB dan PDRB saja, akan tetapi juga diberi bobot yang bersifat immaterial seperti kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan dengan rasa aman dan tentram yang dirasakan oleh masyakat luas Arsyad, 1999.

2.1.2. Strategi Pembangunan Ekonomi

Selain pertumbuhan, proses pembangunan ekonomi dengan sendirinya juga akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Teori pattern of development oleh Chenery et.al. 1975 diacu dalam Tambunan 2000 mengidentifikasi bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat per kapita yang membawa perubahan dalam pola permintaan konsumen dari penekanan pada makanan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya ke berbagai macam barang-barang manufaktur dan jasa, akumulasi kapital fisik dan sumberdaya manusia. Menurut Djojohadikusumo 1994, tujuan pembangunan bukan hanya menginginkan adanya perubahan dalam arti peningkatan produk domestik bruto PDB, tetapi juga adanya perubahan struktural. Perubahan struktur perekonomian berkisar pada segi akumulasi pengembangan secara kuantitatif dan kualitatif sumberdaya produksi, segi alokasi pola penggunaan sumberdaya produksi, segi institusional kelembagaan ekonomi dalam kehidupan masyarakat, dan segi distribusi pola pembagian pendapatan. Strategi pembangunan dengan tumpuan pertumbuhan terbukti gagal menyelesaikan persoalan-persoalan dasar pembangunan. Menurut Daryanto et.al. 2010. Strategi pembangunan ekonomi daerah senantiasa ditekankan pada terciptanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Dalam kiprahnya, strategi pembangunan dengan tumpuan pertumbuhan justru menciptakan keterbelakangan dan kesenjangan ekonomi antar pelaku ekonomi Santoso, 1997. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut Arsyad, 1999, Blakely, 1989. Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan tradisional. Beberapa ekonomi modern mulai mengedepankan penurunan tahta pertumbuhan ekonomi, pengentasan garis kemiskinan, pengurangan distribusi pendapatan yang semakin timpang dan penurunan tingkat pengangguran yang ada. Pendapat para ekonom ini membawa perubahan dalam paradigma pembangunan yang mulai menyoroti bahwa pembangunan harus dilihat sebagai suatu proses yang multidimensional Kuncoro, 2006.

2.1.3. Strategi Pembangunan Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Perkembangan ekonomi seperti yang dikehendaki oleh para pendiri Republik Indonesia, yaitu dibangun atas dasar demokrasi, tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Artinya kemajuan yang diukur melalui membesarnya produksi nasional tidak otomatis menjamin bahwa pertumbuhan tersebut mencerminkan peningkatan kesejahteraan secara merata. Masalah utamanya, adalah ketidakseimbangan dalam kemampuan dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang yang terbuka dalam proses pembangunan. Dengan proses pembangunan yang terus berlanjut, justru