Transformasi Struktur Perekonomian TINJAUAN PUSTAKA

perekonomian merupakan bagian integral dari pembangunan. Penentu utama dari pergeseran ini adalah elastisitas pendapatan dari permintaan. Barang atau sektor yang ada elastisitas pendapatan tinggi permintaan akan semakin penting sebagai pendapatan tumbuh. Negara mulai dengan produksi didominasi oleh produksi primer, maka kegiatan sekunder mulai mendominasi dan akhirnya sektor tersier mendominasi. Kaitan antara pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur tersebut telah lama menjadi bahan kajian dalam analisis pembangunan ekonomi. Kuznet diacu dalam Tambunan 2000 mengemukakan bahwa perubahan struktur ekonomi atau umum disebut transformasi struktural dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya. Sementara menurut Chenery 1986 transformasi ekonomi kearah yang lebih modern secara umum sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang berkaitan dengan komposisi permintaaan, perdagangan, produksi dan faktor-faktor lain yang diperlukan secara terus menerus untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan per kapita. Pengembangan perekonomian wilayah yang efektif adalah pertumbuhan ekonomi yang secara nyata mendorong skala perekonomian, pendapatan masyarakat, maupun penyerapan tenaga kerja. Untuk itulah perlu dilakukan perencanan yang tepat, agar dapat diketahui kemana sebaiknya alokasi pemanfaatan sumber dana yang ada. Hasil temuan empiris dari Kuznets 1956-1957 yang kemudian dilanjutkan oleh Chenery-Syrquin 1975 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan output dan penyerapan tenaga kerja akan semakin menurun sedangkan kontribusi sektor industri pengolahan akan semakin meningkat. Perencanaan tersebut perlu mencakup analisis untuk mengetahui sektor- sektor mana saja yang merupakan sektor-sektor unggulan, sektor-sektor mana saja yang menjadi sektor kunci, bagaimana perkembangan perekonomian yang terjadi, apakah terjadi perubahan tingkat output, komponen apa kiranya yang menyebabkan perubahan tersebut, apakah terjadi perubahan struktur perekonomian, dan seberapa besar pergeseran atau perubahan struktur tersebut. Menurut Nasution 1991 transformasi struktural merupakan gejala alamiah yang harus dialami oleh setiap perekonomian yang sedang tumbuh. Oleh sebab itu kebijakan rekayasa transformasi struktural ditujukan untuk memaksimumkan dampak positif dari transformasi tersebut. Pada bagian lain dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi melalui proses transformasi dapat dicapai antara lain melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja setiap sektor dan selanjutnya melalui transfer tenaga kerja dari sektor yang produktivitas tenaga kerjanya rendah ke sektor yang produktivitas tenaga kerjanya lebih tinggi. Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja. Dunia kerja berupaya bagaimana dapat menyerap sebesar-besarnya tambahan angkatan kerja yang terjadi setiap tahun dengan tetap memperhatikan peningkatan produktivitas pekerja secara keseluruhan, sebab dengan meningkatnya produktivitas, diharapkan upah juga meningkat sekaligus kesejahteraan pekerja dapat diperbaiki. 2.6. Model Input-Output 2.6.1. Konsep Dasar Metode Input Output Salah satu metode yang dapat dipergunakan untuk melihat perkembangan struktur perekonomian wilayah dalam suatu sistem ekonomi yang utuh dan menyeluruh multi-sektor adalah Metode Input-Output. Ide perhitungan keterkaitan antar sektor dipelopori oleh Francois Quesnay 1758. Tableu Economique diperkenalkan oleh Wassily Leontief 1966, lalu dikembangkan oleh Chenery Watanabe 1958, dan Hirschman 1958 Metode ini mampu melihat keterkaitan antar sektor dalam perekonomian sehingga dapat diketahui kinerja suatu sektor dalam perekonomian dan langkah kebijakan yang perlu diambil dalam pembangunan wilayah. Jhingan 2004 menjelaskan bahwa Model Input-Output merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur dampak ekonomi. Menurut Daryanto 2010 analisis Input-Output I-O dan Social Accounting Matrix SAM merupakan alat analisis yang memasukkan fenomena keseimbangan umum yang didasarkan atas arus transaksi antar pelaku perekonomian dalam berbagai pasar. Selain itu Nazara 1997 dan Miller et al. 1985 menyatakan bahwa analisis input-output merupakan usaha untuk memasukkan fenomena keseimbangan umum dalam analisis empiris sisi produksi. Keseimbangan didasarkan arus transaksi antarpelaku perekonomian. Sehingga model Input-Output lebih merupakan pendekatan keseimbangan umum daripada pendekatan keseimbangan parsial yang digunakan dalam model Keynesian atau model ad-hoc. Jhingan 2004 menyebutkan bahwa analisis input output juga merupakan variasi terbaik keseimbangan umum yang mempunyai tiga unsur utama. Pertama, melalui analisis input output memusatkan perhatiannya pada perekonomian dalam keadaan seimbang. Kedua, tidak memusatkan perhatian pada analisis permintaan tetapi masalah teknis produksi. Ketiga, analisis ini didasarkan pada penelitian empiris. Pada dasarnya model input-output menelaah hubungan antar industri sektor dan melihat saling ketergantungan dan kompleksitas perekonomian dalam upaya mencapai keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Hubungan input-output mempunyai makna bahwa output suatu sektor akan menjadi input sektor lainnya. Dengan demikian analisis input-output memberikan manfaat untuk: 1. Menyajikan gambaran rinci mengenai struktur ekonomi pada suatu kurun waktu tertentu, 2. Memberikan gambaran lengkap mengenai aliran barang, jasa, dan input antar sektor, dan 3. Sebagai alat peramal mengenai pengaruh suatu perubahan situasikebijakan ekonomi.

2.6.2. Tabel Input Output

Tabel input-output I-O menyediakan sebuah kerangka yang baik untuk mengukur dan menelusuri aliran interindustri dari input dan output diantara beberapa sektor dalam perekonomian. Tabel I-O ini merupakan suatu uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antara sektor yang satu dengan sektor lainnya, dalam suatu perekonomian di suatu wilayah dalam periode tertentu. BPS 2003 mengilustrasikan penyusunan Tabel Input-Output sebagai kerangka dasar pengembangan model Input-Output. Tabel Input-Output mempunyai tiga submatrik atau yang disebut juga sebagai kuadran lihat Gambar 2 berikut ini. a. Kuadran I menunjukkan arus barang dan jasa yang dihasilkan dan digunakan oleh sektor-sektor dalam suatu perekonomian. Kuadran ini menunjukkan distribusi penggunaan barang dan jasa untuk suatu proses produksi sehingga disebut juga sebagai transaksi antara intermediate transaction.