Hasil kedua penelitian ini terlihat memiliki perbedaan kemunculan sektor unggulan. Jika penelitian dengan mengggunakan tabel input output tahun 1993
sektor industri pengolahan merupakan sektor unggulan, pada tahun 2000 ternyata mengalami pergeseran, yaitu sektor jasa sebagai sektor unggulan.
Berdasarkan data penelitian tahun 1993, 2000, dan 2006, sektor unggulan tahun 2006 memang terjadi juga pada sektor industri manufaktur, tetapi sektor jasa
masih tetap berperan besar sebagai identitas kota Jakarta. Sektor jasa yang menunjukkan kemapanan pada tahun 2006 terdiri dari sektor Real Estate dan Jasa
Perusahaaan REJP dan Jasa Swasta Lainnya JSLN. Sektor Real Estate dan Jasa Perusahaan meliputi persewaan bangunan, real estate, apartemen dan kondominium,
jasa hukum, jasa akuntansi, jasa pengolahan data, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa teknik dan arsitek serta jasa perusahaan lainnya. Sementara Jasa
Swasta Lainnya meliputi jasa pendidikan swasta, jasa kesehatan swasta, jasa kemasyarakatan dan perorangan swasta, jasa produksi dan distribusi film, jasa
hiburan, rekreasi dan kebudayaan berupa kegiatan seperti siaran radio dan televisi swasta kegiatan drama, museum, kebun binatang, taman hiburan, arena ketangkasan,
musik, dan sarana hiburan lainnya termasuk pusat hiburan seperti karaoke, pub dan diskotek, salon dan pelayanan kebugaran. Semua yang tercakup dalam sektor jasa ini
menjadi salah satu ciri khas DKI Jakarta sebagai kota jasa, kota budaya dan bahkan kota wisata.
Hasil penelitian ini secara empiris menunjukkan konsistensi dan kesamaan hasil dengan dua penelitian terkait sebelumnya. Kesamaan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa walaupun sektor industri pada tahun 1993 dan 2006 masih merupakan salah satu sektor kunci, akan tetapi sektor jasa tetap merupakan sektor
yang berperan penting dalam perekonomian DKI Jakarta. Bahkan dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini sekaligus mengindikasikan kemapanan sektor jasa pada
tahun 2006 ternyata didukung oleh keunggulan sektor industri manufaktur. Hal ini semakin mempertegas bahwa DKI Jakarta selain sebagai kota jasa, juga merupakan
kota dengan industri pengolahan yang maju. Adapun terjadinya berbagai pergeseran sektor-sektor perekonomian dari
tahun ke tahun memperlihatkan dinamika pembangunan kota untuk menuju Jakarta sebagai kota yang modern dan maju, sesuai dengan visi dan misi pemerintah DKI
Jakarta. Berdasarkan temuan ini maka pada masa-masa mendatang, analisis input- output masih merupakan alat analisis yang tetap relevan untuk mengetahui
pergeseran sektor perekonomian kota seiring dengan berbagai perubahan kondisi politik, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat di DKI Jakarta.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap perubahan struktur dan sumber-sumber pertumbuhan output, maka bisa diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Telah terjadi pergeseran sektor unggulan, sebagaima terlihat dalam perubahan urutan sektor unggulan. Akan tetapi dari berbagai pergeseran tersebut, pada
tahun 2006 sektor unggulan Provinsi DKI Jakarta adalah meliputi sektor Industri Makanan, Minuman Rokok MKMN, Industri Kimia, Obat,
Kosmetik KIMOB, Industri Logam, Mesin, dan Elektronik LME, Listrik,Gas, dan Air Bersih LGAB, Real Estate, Jasa Perusahaan REJP, dan
Jasa-Jasa Lainnya JSLN. 2. Berdasarkan analisis perubahan struktur, komponen permintaan akhir selama
tahun 1993, 2000, dan 2006 didominasi oleh komponen konsumsi RT konsRT dan pembentukan modal tetap pmtb. Hal ini nampak dari hasil investigasi
yang memperlihatkan bahwa selama tiga tahun tersebut komponen konsumsi rumah tangga memiliki proporsi 40,82; 55,23; dan 46,95, kemudian
komponen pembentukan modal tetap mencapai tingkat 48,87; 37,87; dan 35,31.
3. Sumber pertumbuhan output yang berasal dari ekspansi ekspor EE dan permintaan domestik DD memiliki kontribusi yang dominan di Provinsi DKI
Jakarta. Hal ini terbukti dengan adanya temuan bahwa faktor ekspansi permintaan ekspor memiliki kontribusi 61,34 dan permintaan domestik
mencapai 36,37. Selain itu, berdasarkan hasil analisis dekomposisi juga memperlihatkan bahwa pertumbuhan sektor perekonomian di Provinsi DKI
Jakarta banyak ditunjang oleh pergerakan ekspor export oriented sector dan juga dari permintaan masyarakat DKI Jakarta sendiri domestic final demand
driven sector.
6.2. Saran
Berlandaskan pada hasil kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran dan rekomendasi yang bisa diberikan, yaitu:
1. Pemerintah daerah perlu mempertahankan kinerja sektor Industri Logam, Mesin, Elektronik LME, Industri Kendaraan dan Alat Angkutan KENDAL, dan
sektor Listrik, Gas dan Air Bersih LGAB karena memiliki kemampuan meningkatkan daya penyebaran lebih dari 1 selama tiga tahun berturut-turut.
Kemudian sektor lain yang kinerjanya perlu dipertahankan adalah sektor Industri Makanan, Minuman dan Rokok MKMN, Bangunan BNGN, Perdagangan
Besar dan Eceran PDGN, Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS, dan Real Estate, Jasa Perusahaan REJP karena memiliki derajat kepekaan lebih
dari 1 selama periode penelitian. 2. Selain terus berupaya mempertahan peran sektor kunci, pemerintah Provinsi
DKI Jakarta juga harus memberikan perhatian lebih terhadap sektor yang lain, seperti sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, Industri Makanan,
Minuman Rokok MKMN, Bank, Lembaga Keuangan dan Asuransi BLKAS, Angkutan, Pergudangan, dan Pengiriman ANKRIM. Hal tersebut
disebabkan karena sektor-sektor ini berpotensi menjadi sektor yang juga bias diunggulkan dimasa mendatang.
3. Dengan tingginya permintaan domestik akhir pada tahun 1993, 2000, dan 2006 memberikan petunjuk bahwa peran masyarakat DKI Jakarta sangat besar dalam
menggerakkan pertumbuhan perekonomian di wilayahnya. Sehingga Provinsi DKI Jakarta seyogyanya tidak berharap terlalu tinggi terhadap pertumbuhan
ekonomi melalui pengeluaran pembangunan pemerintah daerah saja. Pelaksanaan pembangunan harus lebih banyak diperankan oleh masyarakat dan
dunia usaha. Peran pemerintah kembali pada tugas pokoknya yaitu sebagai stimulator, fasilitator dan dinamisator pembangunan.
4. Pemerintah perlu secara terus menerus memberdayakan perekonomian untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan kegiatan usaha guna mendorong
kegiatan konsumsi dan investasi. Hal ini diperlukan guna senantiasa mempertahankan komponen permintaan akhir, khususnya pertumbuhan dari
komponen konsumsi RT konsRT dan pembentukan modal tetap pmtb. 5. Temuan penelitian diatas memperlihatkan bahwa pemerintah Provinsi DKI
Jakarta perlu mensinergikan kemapanan sektor jasa service dengan dukungan keunggulan industri pengolahan. Sehingga dalam jangka panjang, selain
memiliki industri manufaktur yang maju, DKI Jakarta juga secara konsisten