Keterkaitan ke Depan Forward Linkages.

tinggi dari derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi. Sebaliknya, bila FLi 1 hal tersebut berarti bahwa derajat kepekaan sektor i di bawah rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi. Koefisien keterkaitan ke depan forward linkages tertinggi ranking 1 tahun 1993 terjadi pada sektor perdagangan atau PDGN lihat kolom indeks baris 15 dengan angka indek forward linkages sebesar 1,8088. Angka ini mempunyai makna apabila permintaan akhir semua sektor produksi meningkat sebesar 1 satu rupiah, maka output sektor perdagangan PDGN akan meningkat sebesar 1,8088 rupiah. Sehingga, manakala terjadi kenaikan permintaan akhir pada semua sektor produksi, suatu sektor tertentu akan memberikan respon dengan menaikan output sektor yang bersangkutan sebesar koefisien keterkaitannya. Pada Tabel 5.6 tersebut terlihat di tahun 1993 ada 11 sebelas sektor yang memiliki derajat kepekaan sensitivity of dispersion lebih tinggi dari derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi atau FLi 1. Sisanya, yaitu sebanyak 12 dua belas sektor memiliki angka koefisien FLi 1. Pada tahun 2000 ada 7 tujuh sektor yang memiliki derajat kepekaan di atas rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor perekonomian atau FLi 1 dan yang lain sebanyak 16 enam belas sektor memiliki angka koefisien FLi 1. Tahun 2006 sektor yang memiliki derajat kepekaan lebih tinggi dari rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi atau FLi 1 sebanyak 9 sembilan sektor, dan 14 empat belas sektor yang lain memiliki derajat kepekaan lebih kecil dari rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor perekonomian atau FLi 1. Keseluruhan sektor-sektor perekonomian di Provinsi DKI Jakarta secara umum mengalami perkembangan derajat kepekaan yang berbeda-beda selama tahun 1993, 2000, dan 2006. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, Bank, Lembaga Keuangan, dan Asuransi BLKAS, dan Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP selama tahun 1993, 2000 dan 2006 menduduki urutan ranking pertama, kedua, dan ketiga dalam hal derajat kepekaan yang tinggi. Pada tahun 1993 terlihat sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN memiliki indeks FL tertinggi, yaitu 1,8808 dan terendah ada pada sektor Barang tambang dan galian BTGL dengan indeks FL 0,7510. Pada tahun 2000 indeks BL dengan ranking tertinggi tetap terjadi pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN dengan angka koefisien 2,0465 dan sektor yang angka FL-nya paling rendah adalah sektor Pertambangan Penggalian BTGL, yaitu hanya 0,7248. Pada tahun 2006, koefisen FL sektor Perdagangan Besar dan Eceran PDGN ini masih yang tertinggi, yaitu 1,7315 dan indeks FL terendah terjadi pada sektor Peternakan PTNK dengan koefisien 0,7736. Banyak sektor yang selama tahun 1993, 2000, dan 2006 memiliki indeks FL kurang dari 1, seperti Pertanian PERT, Peternakan PTNK, Perikanan dan Kehutanan IKHUT, sektor Pertambangan Penggalian BTGL, dan sebagainya. Sebaliknya, beberapa sektor justru bisa bertahan dengan koefisien FL lebih dari 1, seperti sektor Industri Makanan Rokok MKMN, Listrik, Gas dan Air Bersih LGAB, Bangunan BNGN, Perdagangan Besar dan Eceran PDGN, Bank, Lembaga Keuangan, dan Asuransi BLKAS, dan Real Estate dan Jasa Perusahaan REJP. Sektor ekonomi yang indeks FL-nya tidak stabil atau berfluktuasi naik dan turun, kemudian naik lagi dialami oleh sektor Industri Kimia, Obat, Kosmetik KIMOB, Industri Logam, Mesin, Elektronik LME, dan Jasa Pemerintahan JPEM. Terakhir, sektor Angkutan, Pergudangan, dan Pengiriman ANKRIM selama tahun 1993, 2000, dan 2006 mengalami penurunan indeks FL, yaitu dari 1,0302 tahun 1993 turun hingga menjadi 0,9109 pada tahun 2006.

5.5. Klasifikasi Sektor Perekonomian

Salah satu keunggulan analisis menggunakan model Input Output I-O adalah dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat hubungan atau keterkaitan antara sektor produksi. Sehingga, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, untuk mengklasifikasi sektor perekonomian digunakan analisis keterkaitan ke belakang backward linkages dan keterkaitan ke depan forward linkages. Besarnya tingkat keterkaitan ke belakang backward linkage menunjukkan daya penyebaran power of dispersion suatu sektor dan tingkat keterkaitan ke depan forward linkage mencerminkan derajat kepekaan sensitivity of dispersion suatu sektor tertentu. Keterkaitan ke belakang menunjukkan daya penyebaran power of dispersion, artinya jika terjadi peningkatan permintaan akhir terhadap suatu sektor tertentu, maka sektor tersebut akan mendorong peningkatan output semua sektor dengan kelipatan sebesar nilai multipliernya. Dengan demikian daya penyebaran merupakan efek yang ditimbulkan oleh suatu sektor karena peningkatan output sektor yang bersangkutan terhadap output sektor-sektor lainnya yang digunakan sebagai input oleh sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterkaitan ke depan forward linkages mencerminkan derajat kepekaan sensitivity of dispersion suatu sektor tertentu terhadap permintaan akhir semua sektor-sektor lainnya. Artinya, jika terjadi kenaikan permintaan akhir pada semua sektor produksi, maka suatu sektor tertentu akan memberikan respon dengan menaikan output sektor tersebut dengan kelipatan sebesar koefisien keterkaitannya. Dengan kata lain, derajat kepekaan merupakan efek relatif yang disebabkan oleh perubahan suatu sektor ekonomi yang menimbulkan perubahan output sektor-sektor lain yang menggunakan output dari sektor tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. Suatu sektor belum dapat dikatakan sebagai sektor unggulan keysector bila hanya memiliki daya penyebaran atau hanya derajat kepekaannya saja yang diatas rata-rata. Sektor unggulan menurut Tabel I-O adalah sektor yang memiliki indeks daya penyebaran dan derajat kepekaan diatas rata-rata atau diatas satu. Hasil pemetaan prioritas 23 sektor perekonomian di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 1993, 2000, dan 2006 bisa dilihat pada Gambar 5.2. Berdasarkan angka indeks daya penyebaran power of dispersion dan derajat kepekaan sensitivity of dispersion, sektor-sektor ekonomi Provinsi DKI Jakarta bisa diklasifikasi menjadi 4 empat kelompok, yaitu: a. Kuadran I sebagai prioritas pertama merupakan sektor unggulan keysector dengan FL 1 ; BL 1 atau daya penyebaran dan derajat kepekaan lebih dari satu. Hal ini berarti keberadaan sektor tersebut akan mampu merespon perubahan investasi di sektor-sektor hulu lainnya daya penyebarannya 1 dan sekaligus akan mampu pula mendorong pertumbuhan sektor-sektor hilir lainnya karena derajat kepekaannya 1. b. Kuadran II sebagai prioritas kedua masuk klasifikasi sektor yang berorientasi pada keterkaitan ke belakang backward linkage oriented sector dimana FL 1 ; BL 1 atau derajat kepekaan kurang dari satu dan daya penyebaran lebih dari satu. Hal ini berarti keberadaan sektor tersebut akan merespon investasi sektor- sektor hulu lainnya karena daya penyebarannya lebih dari satu, akan tetapi sektor itu sendiri ternyata tidak mampu mendorong keberadaan sektor-sektor hilirnya ditandai dengan nilai derajat kepekaan yang kurang dari satu. c. Kuadran III sebagai prioritas ketiga termasuk dalam kategori sektor yang memiliki keterkaitan ke depan forward linkage oriented sector dimana FL 1 ; BL 1 atau derajat kepekaan lebih dari satu dan daya penyebaran kurang dari