3. METODE PENELITAN
3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013. Lokasi penelitian mencakup tujuh kawasan pengelolaan berdasarkan peraturan yang disepakati dalam
awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat Gambar 3.1 dengan satu kawasan diwakili oleh satu desa
penelitian, di mana KPPL Kawasan lembaga informal yang bertugas dan berwewenang dalam pembuatan awig-awig berada. Ketujuh kawasan ini antara lain
1 Kawasan Sambelia; 2 Kawasan Pringgebaya; 3 Kawasan Labuhan Haji; 4 Kawasan Sakra Timur; 5 Kawasan Teluk Jukung; 6 Kawasan Teluk Serewe; dan
7 Kawasan Teluk Ekas.
Kawasan Sambelia terletak di bagian Utara Kabupaten Lombok Timur. Kawasan ini memiliki beberapa pulau kecil Gili, seperti Gili Lampu dan Gili Sulat,
yang digunakan sebagai daerah wisata dan daerah kawasan konservasi laut, sehingga kawasan ini lebih ditujukan sebagai daerah wisata. Kegiatan penangkapan ikan oleh
nelayan lokal di kawasan ini dilakukan dengan menggunakan perahu mesin tempel dan alat tangkap pancing. Kawasan Sambelia pada penelitian ini, diwakili oleh Desa
Sambelia, Kecamatan Sambelia sebagai lokasi desa penelitian.
Kawasan Pringgebaya memiliki salah satu pelabuhan terbesar di Kabupaten Lombok Timur, yakni Labuhan Lombok. Labuhan Lombok ini digunakan sebagai
tempat penyeberangan Lombok –Sumbawa. Kapal-kapal besar dengan muatan di atas
5 gross ton GT dan kapal-kapal perikanan dari luar Lombok banyak bersandar dan dokking di Labuhan Lombok, sehingga tidak sedikit nelayan pendatang kemudian
menetap di kawasan ini. Nelayan lokal di kawasan Pringgebaya menggunakan bagan sampan dengan satu perahu yang bermesin tempel dalam melakukan kegiatan
Gambar 3.1 Gambar peta wilayah penelitian Adhuri 2013
Keterangan: : wilayah penelitian
penangkapan. Kawasan Pringgebaya pada penelitian ini, diwakili oleh Desa Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya sebagai lokasi desa penelitian.
Kawasan Labuhan Haji merupakan kawasan yang terletak paling dekat dengan ibu kota Selong. Hari Sabtu dan Minggu weekends pagi, Labuhan Haji banyak
dikunjungi oleh penduduk dari luar Desa Labuhan Haji terutama dari Kota Selong, yang bertujuan untuk berekreasi danatau membeli ikan segar. Nelayan lokal di
kawasan Labuhan Haji menggunakan sampan yang bermesin motor tempel dan alat tangkap pancing dalam melakukan kegiatan penangkapan. Kawasan Labuhan Haji
pada penelitian ini diwakili oleh Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji sebagai desa penelitian.
Kawasan Sakra Timur, seperti kawasan Labuhan Haji, nelayan lokal di kawasan ini melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan sampan
bermesin tempel dan alat tangkap pancing. Kawasan Sakra Timur pada penelitian ini, diwakili oleh Desa Gelanggang, Kecamatan Sakra Timur sebagai lokasi penelitian.
Kawasan Teluk Jukung, seperti kawasan Pringgebaya, di kawasan ini terdapat pelabuhan terbesar di Kabupaten Lombok Timur dan memiliki jumlah nelayan
terbanyak di wilayah pesisir Kabupaten Lombok Timur. Awig-awig pengelolaan perikanan pantai di Kabupaten Lombok Timur diyakini sebagai perkembangan dari
awig-awig yang diinisiasi oleh kelompok nelayan di Kawasan Teluk Jukung. Nelayan lokal di kawasan Teluk Jukung melakukan kegiatan penangkapan dengan
menggunakan sampan bermotor tempel dan alat tangkap pancing. Kawasan Teluk Jukung pada penelitian ini diwakili oleh Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak
sebagai desa penelitian.
Kawasan Teluk Serewe dan Teluk Ekas terletak di bagian Selatan Kabupaten Lombok Timur. Teluk Serewe dan Teluk Ekas berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia, tetapi letak kedua teluk ini masih berada di wilayah perairan yang terlindungi, sehingga banyak digunakan sebagai wilayah budidaya laut seperti
budidaya rumput laut, lobster, dan jenis ikan laut lainnya. Nelayan lokal di kawasan ini banyak menggunakan sampan bermotor tempel dan alat tangkap pancing dalam
melakukan kegiatan penangkapan. Kawasan Teluk Serewe pada penelitian ini diwakili Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru; dan Kawasan Teluk Ekas diwakili Desa
Batu Nampar, Kecamatan Jerowaru sebagai desa penelitian.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi tentang kelembagaan awig-awig yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan pihak-pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya perikanan pantai di wilayah periaran pantai Kabupaten Lombok Timur. Pengambilan sample
pada penelitian ini, menggunakan snow-ball sampling yang dilakukan dengan mengadaptasi Reed et al. 2009 dan Prell et al. 2009, yakni dengan menentukan
terlebih dahulu beberapa aktor yang terlibat dalam kelembagaan awig-awig di Kabupaten Lombok Timur dan melakukan wawancara, kemudian dari informasi ini
ditentukan beberapa aktor berikutnya yang terlibat dalam kelembagaan awig-awig.
Selain melalui wawancara langsung, data primer juga didapatkan melalui pengumpulan data secara observasi. Observasi dilakukan dengan pengamatan tidak
mendetail hanya dengan mendeskripsikan apa yang ada di lapangan, karena data observasi digunakan untuk mendukung hasil data wawancara.