5. Hanya faktor penangkapan yang diperhitungkan tidak memasukka faktor pascapanen dan lain sebagainya.
Maka dengan mengalikan harga dan produksi lestari diperoleh total benefit TR=ph. Dan, dengan mengalikan biaya per satuan input dengan upaya diperoleh total biaya
TC=cE yang linear terhadap upaya Tabel 6.8; Tabel 6.9; dan Lampiran 7.
Saat TR=TC atau TR-TC=0, di mana kondisi ini pada keadaan open access, yakni saat nilai upaya 613.501,14 hari melaut. Dengan kata lain, pada posisi ini
nelayan lokal hanya mendapatkan nilai oportunitas dan rente ekonomi atau manfaat ekonomi tidak diperoleh. Saat keadaan MSY, nilai rente ekonomi sebesar 3.677,12
juta rupiah, dan saat keadaan MEY, nilai rente ekonomi paling tinggi, yakni 3.719,87 juta rupiah. Keadaan MEY ini lah yang diharapkan jika pengelolaan dilakukan pada
sumber daya perikanan, yakni hasil produksi tinggi, tetapi upaya tidak terlalu besar dengan nilai profit tinggi.
Keadaan ini jika dibandingkan dengan nilai produksi aktual, upaya aktual, dan rente aktual Tabel 6.9, terlihat nilai produksi aktual dan nilai upaya aktual dari
kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan lokal Kabupaten Lombok Timur sudah melebihi pada keadaan MSY dan MEY, dan menuju pada keadaan open acces,
sehingga kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan lokal Kabupaten Lombok Timur sudah berada pada kondisi mengalami penurunan produksi dan rente
aktualkerugian terus meningkat, jika kegiatan penangkapan terus dilakukan peningkatan upaya, misalnya dengan penambahan jumlah hari, alat tangkap, kapal,
dan lain sebagainya, maka dapat dipastikan, sumber daya ikan akan habis atau berada pada titik nol.
6.5.2 Degradasi dan Depresiasi
Analisis selanjutnya untuk melihat dampak kelembagaan awig-awig terhadap sumber daya perikanan pada penelitian ini dilakukan analisis nilai degradasi dan
depresiasi sumber daya ikan demersal. Pada penelitian ini dilakukan dengan pendekatan nilai koefisien laju degradasi dan laju depresiasi sesuai dengan langkah
pada metode analisis. Tabel 6.9 Upaya aktual, produksi aktual dan rente aktual
Tahun Upaya aktual
Produksi aktual Rente aktual
hari melaut ton
juta Rupiah
2002 240.867
749,04 -36.934
2003 270.445
911,36 -41.975
2004 245.072
916,40 -38.130
2005 305.418
402,33 -68.609
2006 305.505
509,38 -74.595
2007 368.630
437,00 -100.729
2008 371.149
298,33 -94.650
2009 339.002
256,19 -77.685
2010 366.755
218,13 -91.650
2011 364.859
160,11 -98.885
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan 2002-2011, Data Diolah
Nilai koefisien laju degradasi ini merupakan perbandingan antara produksi aktual dengan produksi lestari. Rata-rata nilai koefisien laju degradasi menunjukkan
0,3; jika dibandingkan dengan nilai ambang batas degradasi threshold of degradation
=0,50 Anna 2003, maka nilai ini telah mendekati nilai ambang batas degradasi Tabel 6.10 dan Gambar 6.4.
Tabel 6.10 dan Gambar 6.4 menunjukkan laju degradrasi tertinggi pada tahun 2006 dengan nilai 0,383 dan laju degradasi terrendah pada tahun 2011 dengan nilai
0,158. Pergerakan pada koefisien laju degradasi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi produksi aktual yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi pula laju degradasi
yang dihasilkan. Jika nilai produksi aktual menurun, maka koefisien degradasi juga menurun. Pergerakan ini lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.4.
Gejala ini menunjukkan bahwa jika ada kegiatan penangkapan sumber daya perikanan, maka jumlah sumber daya perikanan yang ditangkap mengalami
pengurangan stok sejumlah dengan hasil yang ditangkap. Keadaan inilah yang dipahami sebagai degradasi, karena kita tidak dapat mengetahui secara pasti seberapa
banyak sumber daya perikanan yang tersedia di perairan, maka untuk mengetahui seberapa besar degradasi dari kegiatan penangkapan melalui pendekatan dari
seberapa besar sumber daya perikanan yang ditangkap dari perairan Fauzi dan Anna 2005.
Tabel 6.10 Hasil estimasi nilai koefisien laju degradasi
Tahun Produksi
Produksi Koefisien
Aktual ton Lestari ton
Degradasi
2002 749,04
211,82 0,430
2003 911,36
227,69 0,438
2004 916,40
214,18 0,442
2005 402,33
244,23 0,353
2006 509,38
244,27 0,382
2007 437,00
268,59 0,351
2008 298,33
269,42 0,288
2009 256,19
258,01 0,268
2010 218,13
267,96 0,226
2011 160,11
267,32 0,158
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan 2002-2011, Data Diolah
Gambar 6.4 Grafik produksi aktual dan koefisien laju degradasi
0,000 0,100
0,200 0,300
0,400 0,500
0,00 200,00
400,00 600,00
800,00 1000,00
1200,00
2000 2002
2004 2006
2008 2010
2012
to n
tahun Koefisien
Degradasi
Produksi Aktual ton Koefisien Degradasi