Tata Kelola Sumber Daya Perikanan
2. Evaluasi dampak kelembagaan awig-awig terhadap sumber daya perikanan
pantai Evaluasi dampak kelembagaan awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan
pantai, pada penelitian ini merupakan adopsi dari bagian ketiga pada kerangka analisis IAD. Evaluasi dampak kelembagaan awig-awig, pada penelitian ini,
dianalisis melalui pendekatan analisis bioekonomi surplus produksi Gordon-Schaefer bioekonomi surplus produksi GS, analisis degradasi dan depresiasi, dan analisis
efisiensi Data Envelopment Analysis DEA.
a. Analisis bioekonomi surplus produksi Gordon-Schaefer GS Analisis bioekonomi surplus produksi GS, pada penelitian ini, dibatasi pada
kegiatan produksi perikanan tangkap oleh nelayan lokal yang melakukan kegiatan penangkapan di wilayah perairan pantai dengan menggunakan perahu motor tempel,
alat tangkap pancing dan bagan sampan, dengan jenis sumber daya ikan cucut, kakap, dan kerapu. Kondisi ini dipilih karena sampai penelitian ini selesai dilakukan,
awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai di Kabupaten Lombok Timur masih lebih difokuskan pada monitoring dan penegakkan sanksi pada kegiatan
penangkapan ikan oleh nelayan lokal yang melakukan kegiatan penangkapan di wilayah perairan pantai.
Analisis bioekonomi surplus produksi GS dilakukan menganalisis kondisi sumber daya perikanan aktual, upaya penangkapan aktual, dan kondisi sumber daya
perikanan lestari, serta kondisi rente aktual dan rente lestari dengan mengikuti langkah-langkah yang dikembangkan oleh Anna 2003; Fauzi dan Anna 2005; dan
Fauzi 2010.
b. Analisis degradasi dan depresiasi Analisis degradasi dan depresiasi pada penelitian ini dilakukan untuk
mengevaluasi kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan pantai, dengan menganalisis laju degradasi dan laju depresiasi dari kegiatan perikanan tangkap yang
dilakukan oleh nelayan lokal dalam memanfaatkan sumber daya perikanan, dengan mengikuti langkah-langkah yang dikembangkan oleh Anna 2003.
c. Analisis efisiensi DEA Pendekatan analisis DEA yang digunakan pada penelitian ini untuk memahami
bagaimana kondisi teknologi yang digunakan oleh nelayan lokal Kabupaten Lombok Timur dalam melakukan pemanfaatan akan sumber daya perikanan pantai terutama
pada kegiatan penangkapan oleh nelayan lokal, apakah telah efisien atau tidak, dengan mengikuti langka-langkah yang dikembangkan oleh Fare et al. 2000; Anna
2003; Fauzi dan Anna 2005; dan Fauzi 2010.
3. Implikasi kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan pantai
Implikasi kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan pantai dilakukan dengan mengevaluasi hasil-hasil dari analisis kelembagaan awig-awig pengelolaan
sumber daya perikanan pantai dan dampak kelembagaan awig-awig terhadap sumber daya perikanan pantai, serta memaparkan beberapa rekomendasi perbaikan
kelembagaan awig-awig dari hasil-hasil analisis yang telah dilakukan.
Tabel 3.1 Indikator, parameter, dan data yang diperlukan dalam penelitian
Tujuan Indikator
Parameter Data yang Diperlukan
Analisis 1.
Analisis Kelembagaan Awig-awig
a. Peraturan yang disepakati
b. Situasi aksi c. Aktor
Bagaimana peraturan, larangan, dan sanksi yang
disepakati, siapa saja yang berperan serta dalam awig-
awig, bagaimana peran dari setiap aktor, bagaimana
pembagian tugas dan kewenangan
Peraturan, larangan, dan sanksi yang disepakati,
aktoryang turut serta dalam awig-awig, dan
bagaimana struktur organisasi
The Institutional Analysis and Development IAD
framework Adaptasi
Dolsak dan Ostrom, 2003