Metode Penelitian DAMPAK KELEMBAGAAN AWIG-AWIG TERHADAP SUMBER DAYA PERIKANAN PANTAI DI KABUPATEN

6.5.1.5 Tangkap Lestari Sustainable Yield

Tahap kelima analisis bioekonomi pada penelitian ini adalah melakukan estimasi tangkap lestari sustainable yield. Penentuan nilai tangkap lestari menggunakan parameter biologi yang telah didapatkan pada analisis parameter biologi. Langkah pertama dengan melakukan perbandingan antara tangkap lestari dengan tangkap aktual. Hal ini dilakukan untuk melihat keragaman dari produksi perikanan selama periode waktu 2002-2011 Tabel 6.7 dan Gambar 6.3. Tabel 6.7 dan Gambar 6.3 menunjukkan selama periode 2002-2011, nilai produksi aktual ikan demersal di Kabupaten Lombok Timur selalu berada di atas produksi lestari. Kondisi ini mendukung hasil analisis-analisis sebelumnya, bahwa produksi sumber daya ikan demersal di Kabupaten Lombok Timur telah mengalami penurunan produksi. Tabel 6.7 Hasil estimasi produksi aktual dan produksi lestari Tahun Produksi Aktual ton Lestari ton 2002 749,04 211,82 2003 911,36 227,69 2004 916,40 214,18 2005 402,33 244,23 2006 509,38 244,27 2007 437,00 268,59 2008 298,33 269,42 2009 256,19 258,01 2010 218,13 267,96 2011 160,11 267,32 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan 2002-2011, Data Diolah Tabel 6.6 Hasil estimasi real price dan real cost tahun 2002-2011 Tahun Real Price Juta Rp. Real Cost Juta Rp.hari melaut 2002 17,55 0,21 2003 18,31 0,22 2004 19,19 0,23 2005 21,33 0,25 2006 23,99 0,28 2007 25,63 0,30 2008 23,09 0,27 2009 20,66 0,24 2010 22,21 0,26 2011 23,76 0,28 Sumber: Data Primer, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur 2002-2011, Badan Pusat Statistik 2002-2011, Data Diolah Langkah kedua pada analisis upaya lestari pada penelitian ini adalah melakukan pendugaan produksi lestari-upaya Yield-Effort Curve dan pendugaan total benefit Total Revenue-TR dan total biaya Total Cost-TC Tabel 6.8 dan Lampiran 8. Tabel 6.8 merupakan hasil dari perhitungan untuk h, x, effort, rent dengan parameter biologi CYP dari hasil analisis parameter biologi pada Tabel 6.3. Hasil perhitungan ini dilakukan dengan 3 skenario pengelolaan, yakni pengelolaan Open access, Sole owner MEY, dan Maximum sustainable yield MSY. Perhitungan ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Fauzi dan Anna 2005; dan Fauzi 2010 dari pengembangan perhitungan bioekonomi GS. Tabel 6.8 terlihat bahwa jika pengelolaan perikanan di Kabupaten Lombok Timur dilakukan secara open access, maka hasil tangkapan memperlihatkan nilai paling kecil yakni 74,47 ton; nilai upaya paling tinggi yakni 613.601,14 hari melaut; Sedangkan, jika pengelolaan dilakukan secara MSY, maka hasil tangkapan paling tinggi dengan nilai 212,89 ton dan nilai upaya lebih rendah dibandingkan keadaan open access , yakni dengan nilai 339.635,71 hari melaut. Saat, pengelolaan dilakukan secara MEY, nilai produksi sebesar 210.90 ton; dan nilai upaya sebesar 306.751,57 hari melaut. Pendugaan total benefit dan total biaya dilakukan dengan memasukan faktor harga dan biaya. Berdasarkan Fauzi 2010, untuk mengembangkan model GS ini, beberapa asumsi perlu digukanan untuk memudahkan pemahaman, antara lain: 1. Harga per satuan ourput diasumsikan konstan atau kurva permintaan diasumsikan elastis sempurna; 2. Biaya per satuan upaya c dianggap konstan; 3. Spesies sumber daya ikan bersifat tunggal; 4. Struktur pasar bersifat kompetitif; Tabel 6.8 Hasil estimasi h, x, upaya, rente dengan parameter biologi CYP dengan maple 14 Parameter Open Access Sole Owner MSY variable x ton 61,87 350,46 319,52 h ton 74,47 210,90 212,89 E hari melaut 613.501,14 306.751,57 339.635,71 π Rp juta 3.719,87 3.677,12 Gambar 6.3 Grafik produksi aktual dengan produksi lestari ikan demersal 0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 to n tahun Produksi Aktual ton Produksi Lestari ton