penangkapan. Kawasan Pringgebaya pada penelitian ini, diwakili oleh Desa Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya sebagai lokasi desa penelitian.
Kawasan Labuhan Haji merupakan kawasan yang terletak paling dekat dengan ibu kota Selong. Hari Sabtu dan Minggu weekends pagi, Labuhan Haji banyak
dikunjungi oleh penduduk dari luar Desa Labuhan Haji terutama dari Kota Selong, yang bertujuan untuk berekreasi danatau membeli ikan segar. Nelayan lokal di
kawasan Labuhan Haji menggunakan sampan yang bermesin motor tempel dan alat tangkap pancing dalam melakukan kegiatan penangkapan. Kawasan Labuhan Haji
pada penelitian ini diwakili oleh Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji sebagai desa penelitian.
Kawasan Sakra Timur, seperti kawasan Labuhan Haji, nelayan lokal di kawasan ini melakukan kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan sampan
bermesin tempel dan alat tangkap pancing. Kawasan Sakra Timur pada penelitian ini, diwakili oleh Desa Gelanggang, Kecamatan Sakra Timur sebagai lokasi penelitian.
Kawasan Teluk Jukung, seperti kawasan Pringgebaya, di kawasan ini terdapat pelabuhan terbesar di Kabupaten Lombok Timur dan memiliki jumlah nelayan
terbanyak di wilayah pesisir Kabupaten Lombok Timur. Awig-awig pengelolaan perikanan pantai di Kabupaten Lombok Timur diyakini sebagai perkembangan dari
awig-awig yang diinisiasi oleh kelompok nelayan di Kawasan Teluk Jukung. Nelayan lokal di kawasan Teluk Jukung melakukan kegiatan penangkapan dengan
menggunakan sampan bermotor tempel dan alat tangkap pancing. Kawasan Teluk Jukung pada penelitian ini diwakili oleh Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak
sebagai desa penelitian.
Kawasan Teluk Serewe dan Teluk Ekas terletak di bagian Selatan Kabupaten Lombok Timur. Teluk Serewe dan Teluk Ekas berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia, tetapi letak kedua teluk ini masih berada di wilayah perairan yang terlindungi, sehingga banyak digunakan sebagai wilayah budidaya laut seperti
budidaya rumput laut, lobster, dan jenis ikan laut lainnya. Nelayan lokal di kawasan ini banyak menggunakan sampan bermotor tempel dan alat tangkap pancing dalam
melakukan kegiatan penangkapan. Kawasan Teluk Serewe pada penelitian ini diwakili Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru; dan Kawasan Teluk Ekas diwakili Desa
Batu Nampar, Kecamatan Jerowaru sebagai desa penelitian.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi tentang kelembagaan awig-awig yang diperoleh melalui wawancara
langsung dengan pihak-pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya perikanan pantai di wilayah periaran pantai Kabupaten Lombok Timur. Pengambilan sample
pada penelitian ini, menggunakan snow-ball sampling yang dilakukan dengan mengadaptasi Reed et al. 2009 dan Prell et al. 2009, yakni dengan menentukan
terlebih dahulu beberapa aktor yang terlibat dalam kelembagaan awig-awig di Kabupaten Lombok Timur dan melakukan wawancara, kemudian dari informasi ini
ditentukan beberapa aktor berikutnya yang terlibat dalam kelembagaan awig-awig.
Selain melalui wawancara langsung, data primer juga didapatkan melalui pengumpulan data secara observasi. Observasi dilakukan dengan pengamatan tidak
mendetail hanya dengan mendeskripsikan apa yang ada di lapangan, karena data observasi digunakan untuk mendukung hasil data wawancara.
Data sekunder berupa peraturan-peraturan yang terkait pengelolaan sumber daya perikanan di Kabupaten Lombok Timur, data perikanan, dan data-data
pendukung lainnya seperti kondisi topografi dan demografi kondisi umum lokasi penelitian diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini, antara
lain, Badan Pusat Statistik BPS, Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Lombok Timur, Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP, Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Lombok Timur, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya baik yang berupa tesis, desertasi, dan jurnal-jurnal nasional dan international.
3.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif yang merupakan adopsi dari kerangka analisis kelembagaan Institutional
Analysis Develompent IAD yang dikembangkan oleh Ostrom et al. 1994 Gambar
2.1 dengan menyesuaikan kondisi di lapangan. Pada kerangka analisis kelembagaan IAD yang dikembangkan oleh Ostrom et al. 1994 terdapat tiga bagian analisis
yakni:
1. Kondisi fisik sumber daya, kondisi masyarakat, dan peraturan yang disepakati
Pada bagian pertama dalam penerapan kerangka analisis IAD ini dengan menganalisis kondisi fisik sumber daya, kondisi masyarakat, dan peraturan yang
disepakati. Kondisi fisik sumber daya , menganalisis bagaimana karakteristik sumber
daya alam dan lingkungan yang dimanfaatkan. Kondisi masyarakat, menganalisis karakteristik masyarakat teutama pemanfaat sumber daya alam dan lingkungan, yang
biasanya merupakan masyarakat yang tinggal di sekitar sumber daya alam dan lingkungan berada. Peraturan yang disepakati, analisis peraturan, larangan dan
sanksi yang disepakati bersama dalam mengakses, memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam dan lingkungan. Pengaturan ini dapat berupa peraturan secara
formal maupun informal Ostrom et al. 1994; Polsik dan Ostrom1999; Mokhahlane 2009.
2. Arena aksi
Arena aksi pada kerangka analisis IAD ini merupakan inti dari analisis
kelembagaan, prediksi-predeksi, dan penjelasan tentang perilaku dari pada aktor yang terlibat dalam kelembagaan. Arena aksi ini meliputi analisis situasi aksi dan
aktor . Situasi aksi menganalisis kondisi sosial di mana para aktor saling berinteraksi,
melakukan pertukaran barang dan jasa, penyelesaian permasalahan, dan perselisihan, dan beberapa kegiatan lain yang terjadi saat para aktor ini memanfaatkan sumber
daya alam dan lingkungan. Aktor menganalisis bagaimana preferensi dan tindakan- tindakan yang dilakukan para aktor yang terlibat dalam siatuasi aksi Ostrom et al.
1994.
3. Hasil
Bagian terakhir dari kerangka analisis IAD adalah hasil outcome. Bagian hasil
menganalisis interaksi antara karakteristik sumber daya alam dan lingkungan, karakteristik masyarakat pemanfaat sumber daya alam dan lingkunga, peraturan yang
disepakati, dan kondisi yang terjadi pada arena aksi. Biasanya lebih berbicara pada bagaimana akibat dari pelaksanaan kebijakan yang ada, apakah telah berjalan secara
efisien efficiency baik secara ekonomi dan fiskal, berkeadilan equity, dapat