Pendahuluan DAMPAK KELEMBAGAAN AWIG-AWIG TERHADAP SUMBER DAYA PERIKANAN PANTAI DI KABUPATEN

Hasil standardisasi menunjukkan bahwa upaya penangkapan terus bertambah seiring bertambahnya tahun. Keadaan ini juga dirasakan oleh nelayan lokal, yakni mereka harus meningkatkan upaya setiap tahun untuk mendapatkan minimal hasil yang sama dengan hasil tahun sebelumnya Tabel 6.2. Jika nilai upaya aktual ini dibandingkan dengan nilai produksi aktual sumber daya ikan demersal Gambar 6.2, maka terlihat peningkatan upaya penangkapan setiap tahun mengakibatkan nilai produksi sumber daya perikanan mengalami penurunan menurun, membuat nelayan untuk meningkatkan upaya penangkapan. Peningkatan upaya penangkapan, menyebabkan penurunan stok ikan.

6.5.1.3 Parameter Biologi

Tahap ketiga analisis bioekonomi pada penelitian ini adalah menentukan nilai parameter biologi seperti parameter pertumbuhan r, koefisien daya tangkap q, dan daya dukung sumber daya perikanan dan lingkungan carrying capacity K. Estimasi parameter biologi ini dilakukan dengan pendekatan metode CYP yang dibantu oleh perangkat microsoft office excel 2007 Tabel 6.3 dan Lampiran 7. Berdasarkan estimasi parameter biologi didapatkan parameter pertumbuhan r sebesar 1,3325 ; koefisien daya tangkap q sebesar 0,000196179; dan carrying capacity K sebesar 639,038 ton. Gambar 6.2 Grafik perbandingan upaya dan produksi aktual tahun 2002-2011 100 200 300 400 0,00 500,00 1000,00 1500,00 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 to n tahun ribu hari melaut Produksi Aktual ton Upaya Aktual hari melaut Tabel 6.3 Hasil estimasi parameter biologi dengan CYP Parameter Nilai r 1,332584055 q 0,000196179 K 639,0383151 ton Regression Statistics Multiple R 0,917609647 R Square 0,842007465 Adjusted R Square 0,789343286 Standard Error 0,338600696 Observations 9

6.5.1.4 Estimasi Biaya

Tahap keempat analisis bioekonomi pada penelitian ini adalah melakukan estimasi biaya. Estimasi total biaya dihitung dari biaya rata-rata per tahun yang dikeluarkan oleh nelayan pancing dan nelayan bagan sampan dalam melakukan kegiatan penangkapan one day trip antara lain biaya untuk makan, bensin, dan es Tabel 6.4. Total biayaupaya didapatkan dengan membagi total biaya dengan total upaya. Kemudian nilai ini dikalikan dengan rasio landing ikan demersal tahun 2002 pada penelitian ini menggunakan based line tahun 2002. Dengan demikian didapatkan nilai real cost per unit standar upaya penangkapan tahun 2002 sebesar Rp. 2.079,15. Untuk mendapatkan nilai biaya series dari tahun 2002-2011, dilakukan penyesuaian biaya unit standarisasi upaya penangkapan tahun 2002 dengan indeks harga konsumen tahunan dari Badan Pusat Statistik Tabel 6.5. Data harga didapatkan selain dari data primer juga dengan melakukan perhitungan rataan geometric dari data produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur Tabel 6.6. Tabel 6.6 memperlihatkan bahwa pada nilai real price dan real cost terus mengalami kenaikan dengan rata-rata real price sebesar 21,42 juta rupiah dan rata-rata real cost sebesar 0,25 juta rupiah. Hasil ini juga mendukung hasil analisis pada estimasi produksi aktual sumber daya ikan demersal dan standarisasi upaya, yakni dengan penurunan sumber daya ikan demersal, menunjukkan terjadi kelangkaan sumber daya ikan demersal, yang mengakibatkan peningkatan harga ikan demersal di sisi harga, dan peningkatan upaya kegiatan penangkapan di sisi biaya. Tabel 6.4 Rincian kebutuhan melaut No Kebutuhan Melaut Lainnya Jumlah Harga Rp. Satuan Total 1 Es 10 kg 500,00 5.000,00 2 Bensin 15 l 6.000,00 90.000,00 3 Bahan Pangan Nasi Bungkus 1 bungkus 5.000,00 5.000,00 Total Pengeluaran Kebutuhan Melaut Lainnya 100.000,00 Sumber: Data Primer, Diolah Tabel 6.5 Hasil estimasi biaya melaut dari alat tangkap pancing dan bagan sampan Nelayan Rata-Rata Biaya Per Tahun Rp. Rata-RataAlat Tangkap unit Total Biaya Rp.unit Total BiayaUpaya Rp.hari melaut BiayaUpaya Rp.hari melaut Pancing Rawai 30.240.000,00 1001 30.258.144.000,00 18.623,37 2.079,15 Bagan Sampan 37.320.000,00 30 1.128.379.156,80 Sumber: Data Primer, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur 2002-2011, Badan Pusat Statistik 2002-2011, Data Diolah