Hak Kepemilikan versus Hak Akses Sumber Daya Alam

dipertanggungjawabkan accountabity, dan berkelanjutan sustainability Ostrom et al. 1994; Polski dan Ostrom 1996. Kerangka analisis IAD Ostrom et al. 1994 ini, kemudian disesuaikan dengan kondisi pengelolaan sumber daya perikanan pantai di Kabupaten Lombok Timur seperti terlihat pada Gambar 3.2 dan Tabel 3.1. Kerangka analisis data pada penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian, yakni analisis kelembagaan awig-awig, evaluasi dampak kelembagaan awig-awig, dan evaluasi implikasi kebijakan pengelolaan. Pada kerangka analisis ini, yang merupakan arena aksi adalah kelembagaan awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai. 1. Analisis kelembagaan awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai Analisis kelembagaan awig-awig ini merupakan adopsi dari bagian pertama dan kedua pada kerangka analisis IAD. Analisis kelembagaan awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai, berdasarkan pendekatan IAD dilakukan dengan menganalisis peraturan yang disepakati, situasi aksi, dan analisis aktor. a. Awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai Kabupaten Lombok Timur Bagian ini membahas tentang hasil analisis situasi aksi dan analisis aktor. Pada penelitian ini, dibatasi pada analisis aktor yang turut serta dalam kelembagaan awig- awig di Kabupaten Lombok Timur dan bagaimana tugas dan kewenangan dari para aktor, bagaimana para aktor ini melaksanakan tugas dan kewenangan yang ada. b. Peraturan yang disepakati Bagian ini membahas tentang hasil analisis peraturan yang disepakati, yang dilakukan dengan identifikasi dan analisis pada peraturan, larangan, dan sanksi dari awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai Lombok Timur apakah awig- awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai Kabupaten Lombok Timur telah memenuhi kriteria pada “design principle” Ostrom 1990. Gambar 3.2 Kerangka penelitian dan analisis data Analisis kelembagaan awig-awig a. Situasi aksi dan Aktor b. Peraturan yang berlaku Parameter a. Peraturan, larangan dan sanksi yang disepakati b. Siapa saja yang berperan serta dalam kelembagaan c. Tugas dan wewenang setiap actors Evaluasi dampak kelembagaan awig-awig terhadap sumber daya perikanan pantai a. Kondisi sumber daya perikanan pantai b. Kondisi pemanfaat sumber daya c. Kondisi teknologi Parameter a. Produksi lestari b. Maximum sustainable yield MSY c. Produksi Aktual d. Rente lestari e. Rente aktual f. Degradasi dan depresiasi g. Efisiensi Sumber daya perikanan pantai Kabupaten Lombok Timur Kelembagaan awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai Evaluasi implikasi kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan pantai a. Evaluasi hasil analisis kelembagaan awig-awig dan evaluasi dampak kelembagaan b. Rekomendasi perbaikan kelembagaan awig-awig Parameter Hasil analisis kelembagaan awig-awig dan evaluasi dampak kelembagaan awig-awig terhadap sumber daya perikanan 2. Evaluasi dampak kelembagaan awig-awig terhadap sumber daya perikanan pantai Evaluasi dampak kelembagaan awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai, pada penelitian ini merupakan adopsi dari bagian ketiga pada kerangka analisis IAD. Evaluasi dampak kelembagaan awig-awig, pada penelitian ini, dianalisis melalui pendekatan analisis bioekonomi surplus produksi Gordon-Schaefer bioekonomi surplus produksi GS, analisis degradasi dan depresiasi, dan analisis efisiensi Data Envelopment Analysis DEA. a. Analisis bioekonomi surplus produksi Gordon-Schaefer GS Analisis bioekonomi surplus produksi GS, pada penelitian ini, dibatasi pada kegiatan produksi perikanan tangkap oleh nelayan lokal yang melakukan kegiatan penangkapan di wilayah perairan pantai dengan menggunakan perahu motor tempel, alat tangkap pancing dan bagan sampan, dengan jenis sumber daya ikan cucut, kakap, dan kerapu. Kondisi ini dipilih karena sampai penelitian ini selesai dilakukan, awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai di Kabupaten Lombok Timur masih lebih difokuskan pada monitoring dan penegakkan sanksi pada kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan lokal yang melakukan kegiatan penangkapan di wilayah perairan pantai. Analisis bioekonomi surplus produksi GS dilakukan menganalisis kondisi sumber daya perikanan aktual, upaya penangkapan aktual, dan kondisi sumber daya perikanan lestari, serta kondisi rente aktual dan rente lestari dengan mengikuti langkah-langkah yang dikembangkan oleh Anna 2003; Fauzi dan Anna 2005; dan Fauzi 2010. b. Analisis degradasi dan depresiasi Analisis degradasi dan depresiasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan pantai, dengan menganalisis laju degradasi dan laju depresiasi dari kegiatan perikanan tangkap yang dilakukan oleh nelayan lokal dalam memanfaatkan sumber daya perikanan, dengan mengikuti langkah-langkah yang dikembangkan oleh Anna 2003. c. Analisis efisiensi DEA Pendekatan analisis DEA yang digunakan pada penelitian ini untuk memahami bagaimana kondisi teknologi yang digunakan oleh nelayan lokal Kabupaten Lombok Timur dalam melakukan pemanfaatan akan sumber daya perikanan pantai terutama pada kegiatan penangkapan oleh nelayan lokal, apakah telah efisien atau tidak, dengan mengikuti langka-langkah yang dikembangkan oleh Fare et al. 2000; Anna 2003; Fauzi dan Anna 2005; dan Fauzi 2010. 3. Implikasi kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan pantai Implikasi kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan pantai dilakukan dengan mengevaluasi hasil-hasil dari analisis kelembagaan awig-awig pengelolaan sumber daya perikanan pantai dan dampak kelembagaan awig-awig terhadap sumber daya perikanan pantai, serta memaparkan beberapa rekomendasi perbaikan kelembagaan awig-awig dari hasil-hasil analisis yang telah dilakukan.