Bioekonomi Surplus Produsen Metode Analisis Data

Langkah kedua pada analisis upaya lestari pada penelitian ini adalah melakukan pendugaan produksi lestari-upaya Yield-Effort Curve dan pendugaan total benefit Total Revenue-TR dan total biaya Total Cost-TC Tabel 6.8 dan Lampiran 8. Tabel 6.8 merupakan hasil dari perhitungan untuk h, x, effort, rent dengan parameter biologi CYP dari hasil analisis parameter biologi pada Tabel 6.3. Hasil perhitungan ini dilakukan dengan 3 skenario pengelolaan, yakni pengelolaan Open access, Sole owner MEY, dan Maximum sustainable yield MSY. Perhitungan ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Fauzi dan Anna 2005; dan Fauzi 2010 dari pengembangan perhitungan bioekonomi GS. Tabel 6.8 terlihat bahwa jika pengelolaan perikanan di Kabupaten Lombok Timur dilakukan secara open access, maka hasil tangkapan memperlihatkan nilai paling kecil yakni 74,47 ton; nilai upaya paling tinggi yakni 613.601,14 hari melaut; Sedangkan, jika pengelolaan dilakukan secara MSY, maka hasil tangkapan paling tinggi dengan nilai 212,89 ton dan nilai upaya lebih rendah dibandingkan keadaan open access , yakni dengan nilai 339.635,71 hari melaut. Saat, pengelolaan dilakukan secara MEY, nilai produksi sebesar 210.90 ton; dan nilai upaya sebesar 306.751,57 hari melaut. Pendugaan total benefit dan total biaya dilakukan dengan memasukan faktor harga dan biaya. Berdasarkan Fauzi 2010, untuk mengembangkan model GS ini, beberapa asumsi perlu digukanan untuk memudahkan pemahaman, antara lain: 1. Harga per satuan ourput diasumsikan konstan atau kurva permintaan diasumsikan elastis sempurna; 2. Biaya per satuan upaya c dianggap konstan; 3. Spesies sumber daya ikan bersifat tunggal; 4. Struktur pasar bersifat kompetitif; Tabel 6.8 Hasil estimasi h, x, upaya, rente dengan parameter biologi CYP dengan maple 14 Parameter Open Access Sole Owner MSY variable x ton 61,87 350,46 319,52 h ton 74,47 210,90 212,89 E hari melaut 613.501,14 306.751,57 339.635,71 π Rp juta 3.719,87 3.677,12 Gambar 6.3 Grafik produksi aktual dengan produksi lestari ikan demersal 0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 to n tahun Produksi Aktual ton Produksi Lestari ton 5. Hanya faktor penangkapan yang diperhitungkan tidak memasukka faktor pascapanen dan lain sebagainya. Maka dengan mengalikan harga dan produksi lestari diperoleh total benefit TR=ph. Dan, dengan mengalikan biaya per satuan input dengan upaya diperoleh total biaya TC=cE yang linear terhadap upaya Tabel 6.8; Tabel 6.9; dan Lampiran 7. Saat TR=TC atau TR-TC=0, di mana kondisi ini pada keadaan open access, yakni saat nilai upaya 613.501,14 hari melaut. Dengan kata lain, pada posisi ini nelayan lokal hanya mendapatkan nilai oportunitas dan rente ekonomi atau manfaat ekonomi tidak diperoleh. Saat keadaan MSY, nilai rente ekonomi sebesar 3.677,12 juta rupiah, dan saat keadaan MEY, nilai rente ekonomi paling tinggi, yakni 3.719,87 juta rupiah. Keadaan MEY ini lah yang diharapkan jika pengelolaan dilakukan pada sumber daya perikanan, yakni hasil produksi tinggi, tetapi upaya tidak terlalu besar dengan nilai profit tinggi. Keadaan ini jika dibandingkan dengan nilai produksi aktual, upaya aktual, dan rente aktual Tabel 6.9, terlihat nilai produksi aktual dan nilai upaya aktual dari kegiatan penangkapan yang dilakukan oleh nelayan lokal Kabupaten Lombok Timur sudah melebihi pada keadaan MSY dan MEY, dan menuju pada keadaan open acces, sehingga kegiatan penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan lokal Kabupaten Lombok Timur sudah berada pada kondisi mengalami penurunan produksi dan rente aktualkerugian terus meningkat, jika kegiatan penangkapan terus dilakukan peningkatan upaya, misalnya dengan penambahan jumlah hari, alat tangkap, kapal, dan lain sebagainya, maka dapat dipastikan, sumber daya ikan akan habis atau berada pada titik nol.

6.5.2 Degradasi dan Depresiasi